12.

1.1K 49 0
                                    

"Kata dokter Nela udah gak perawan lagi dan organ keintimannya mengalami luka yang cukup serius, yan." Ucap Leon perlahan yang mampu membuat hati Ryan mencelos sakit.

Deon yang mendengar itu langsung melepas hpnya dari genggamannya.

'Jadi bener Nela udah gak perawan lagi?' Batin Deon.

"Lu boong kan? Gak mungkin Nela senakal itu," Ryan mencengkram pundak Leon.

"Gu-gue bener, yan," jawab Leon menatap Ryan dalam.

Ryan melepas cengkramannya dan terduduk lemas.

Deon membantu Ryan untuk berdiri tapi didorong kuat olehnya.

"Kenapa harus lu yang ngalamin ini, Nel." Ucap Ryan lirih.

Ryan menangis sejadi-jadinya sambil menjambaki rambutnya.

"Gue--"

"Udah yan semuanya udah terlanjur," Deon mengelus pundak Ryan.

"Tapi kenapa harus begini? Gimana kalo mama papa gue tau? Gue harus bilang apa?"

"Kita pasti bantuin jelasin ke mereka, yan tenang," Deon menepuk-nepuk kepala Ryan.

"Maafin gue yan harus bilang ini ke lu." Kata Leon.

"Lu gak salah Le, gue yang salah maafin gue," sahut Ryan menundukkan wajahnya.

"Kita tunggu Nela sadar yah, yan," Deon membantu Ryan untuk berdiri dan duduk disofa.

Leon yang baru mengenal Ryan jadi sedikit kagum melihat sikapnya.

"Gue jemput Kiki sama Rafa dulu yah?" Tanya Deon pelan.

"Jangan bawa Rafa kesini suruh dia pulang aja." Jawab Ryan dingin.

"Kenapa?"

"Gue gak mau liat muka dia dulu."

"Lu benci sama dia?"

"You know I mean yon, please."

"Okey," Deon pergi berlalu.

Leon pun duduk disamping Ryan sambil mengelus pundaknya.

"Yang sabar yan, gue pasti bantuin nyari siapa orang yang berani giniin adek lu," ucap Leon tulus.

Ryan hanya mengangguk pelan.

***

Setibanya Deon dirumah sakit Rafa dan Kiki sudah menunggunya diparkiran.

"Kok lu pada udah didepan aja sih?"

"Iya abisan lu lama." Jawab Kiki.

"Sorry, jakarta macet parah lu tau kan?"

"Yaudah yok balik, tapi Ryan mana, yon?" Tanya Rafa.

"Ryan udah pulang duluan dia pusing tiba-tiba." Jawab Deon bohong.

"Kayaknya lu boong deh, yon?" Tanya Rafa lagi.

"Enggak gue beneran kok." Jawab Deon gelagapan.

"Berapa lama sih kita sahabatan? Lu pikir gue gak tau kalo lu boong?" Tanya Rafa mengintimidasi.

"Ryan lagi dirumah sakit." Jawab Deon pasrah.

"Pusingnya parah banget apa?" Kini Kiki yang ikutan bertanya.

"Bukan Ryan."

"Terus siapa?" Tanya Rafa dan Kiki bersamaan.

"Udah ah ikut aja ayok kebanyakan bacot," Deon memasukkan roda kursi Kiki ke dalam bagasi mobilnya.

Sedangkan Rafa membantu Kiki masuk ke dalam mobil Deon.

***

Rumah sakit...

Rafa dan Kiki berada dibelakang Deon yang jalan duluan.

'Gue harus gimana ini yak? Kalo Ryan marah ancur udah.' Batin Deon.

Mereka masuk ke dalam ruang rawat Nela.

Rafa mematung ditempat melihat kekasihnya terbaring lemah di brankar rumah sakit.

Kiki hanya bisa menganga sambil melirik ke arah Ryan.

"Sorry yan gue gak bisa nahan," Deon berjalan mendekati Ryan diikuti Rafa dan Kiki yang ada dikursi roda.

Ryan memandang Rafa sedatar mungkin dan langsung mengalihkan pandangannya ke Kiki.

"Gimana kaki lu?" Tanya Ryan khawatir.

"Udah enakan yan cuma belom boleh jalan sama dokter." Jawab Kiki.

"Nela kenapa, yan?" Tanya Rafa.

Ryan menatap Rafa tajam.

"Lu masih nanya Nela kenapa?" Tanya Ryan dingin.

"Gue kan gak tau, yan." Jawab Rafa.

Deon menahan Ryan yang ingin mendekati Rafa dengan tangan yang terkepal kuat.

"Gue tau lu emosi tapi gue mohon yan jangan sakitin Rafa, dia itu udah lu anggap adek bukan?" Bisik Deon.

Ryan duduk kembali disofa meredahkan amarahnya.

"Kenapa si? Kok gue jadi tambah bingung?" Tanya Kiki polos.

"Udah lu diem aja, kalo perlu makan sono ke kantin." Suruh Deon.

"Ogah gue mau tau dulu ini kenapa Nela bisa ada disini?" Tanya Kiki.

"Ki, lu jangan bikin rumah sakit ini ancur dah nantinya." Jawab Deon ngeluyur.

"Lah paan si gak nyambung lu, yon." Sahut Kiki.

"Nela sakit lah lu liat sendiri kan?" Tanya Ryan geram.

"Iya gue tau Nela sakit tapi dia sakit apa?" Tanya Kiki.

"Semua gara-gara dia yang gak becus jagain adek gue," Ryan menunujuk Rafa dengan dagunya.

Rafa bingung kenapa Ryan jadi berubah begini sifatnya ke dia.

"Lu kenapa, yan? Ada yang salah dari gue?" Tanya Rafa.

Deon memutar matanya berharap tak ada pertengkaran lagi disini.

Tapi sepertinya harapan Deon musnah melihat Ryan menarik baju Rafa kasar.

"Yan, lu kenapa?" Tanya Rafa menatap Ryan yang lagi emosi.

"GARA-GARA LU MASA DEPAN NELA ANCUR TAU GAK, PUAS LU ANJING..." teriak Ryan sambil menonjok Rafa tak karuan.

Deon lagi-lagi harus menahan lengan Ryan kuat dibantu oleh Leon.

"Sabar, yan..." Deon menahan Ryan kuat.

"MULAI SEKARANG LU BUKAN SAHABAT GUE LAGI.... PERGI DARI SINI, ANJING." Teriak Ryan sambil membrontak.







Owh... Owh... Owh....
Bang Ryan mulai berkata kasar bung, apa yang dilakukan oleh Rafa nantinya?

A. Bertahan di sana lalu meminta penjelasan ke Ryan.

B. Pergi dan intropeksi diri lalu melupakan semuanya.

C. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan.


Makanya vomment, tunggu kelanjutannya.
Btw aku boom part lho, khusus di hari ini aja, tapi kalau vommentnya bisa lebih dari 10  akan aku lanjut lagi besok.

BROKEN HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang