Lost His Way (3)

9.8K 1.1K 93
                                    

[Luca]

.

.

Aku turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah, mengabaikan para pelayan yang memberi salam selamat datang.

"Luca, kau sudah pulang rupanya." Ibu yang sedang melintasi ruang tamu menyapaku. Aku mendekati ibu dan memberinya kecupan selamat datang di pipi. "Bagaimana harimu di kantor, sayangku?" tanya ibu, "sibuk seperti biasa." jawabku, ibu tersenyum sambil membelai pipiku. "Oh ya, ibu menemukan ini di lantai kamarmu." ujar ibu seraya menyodorkan kartu kredit. Ini kartu kredit yang kuberikan pada Nagisa. "Kenapa bisa tergeletak di lantai?" tanya ibu, "aku pasti menjatuhkannya tadi pagi." jawabku sambil menerima kembali kartu itu. "Ibu, kita bicara lagi nanti." ujarku setelah kembali memasukkan kartu ke dompet, "tentu sayang, kapanpun kau ada waktu."

Setelah meninggalkan ibu, aku bergegas naik ke kamarku untuk melihat Nagisa. Obat paling mujarab untuk menghilangkan semua penat adalah dengan melihat Nagisa. Aku membuka pintu kamar lalu mengintip ke dalam sebelum akhirnya masuk. Setelah berada di dalam kamar, aku pelan-pelan menutup pintu kamar kemudian berjalan menghampiri tempat tidur. Aku duduk di pinggir tempat tidur, memandangi Nagisa yang sedang tidur pulas.

Hmph, hmph, aku senang tahu dia banyak-banyak tidur. Tidur itu baik untuk pertumbuhan, aku tidak sabar untuk melihatnya tumbuh semakin mempesona dan membuatku jatuh cinta lagi, berkali-kali padanya.

Aku menyandar ke depan lalu mengecup pipinya. Setelah itu bangkit berdiri, aku mulai melepaskan jas kerja dan dasi. Aku membuka kancing pergelangan tangan kemeja dan menggulung kemejaku sampai ke lengan kemudian kembali duduk di pinggir tempat tidur. beberapa tumpukan buku di atas tempat tidur, menarik perhatianku. Aku mengambil salah satu buku dan melihat apa yang Nagisa baca.

'The Etiquette Book: A Complete Guide for Manners, Etiquette, and Elegance'

Aku mengernyitkan alisku heran setelah tahu buku apa yang Nagisa baca. Apa ini hanya kebetulan? Karena ingin tahu apa Nagisa memang ingin belajar tatakarma atau ini hanya random-pick saja, aku memutuskan untuk mengambil sisa buku lainnya.

'Good Manners for Every Occasion: How to Look Smart'

'The Book of Etiquette'

'Book Manners for Adults in Modern Society'

'Etiquette? Answer How to be a Perfect Lady'

'Manners Book: Guide to be a Well-mannered Lady'

Aku menata buku-buku itu lalu bangun dari dudukku, berjalan keluar dari kamar. Aku bergegas turun ke lantai dasar, bertanya kepada pelayan di mana orangtuaku berada. Pelayan memberitahuku ayah dan ibu sedang di ruang keluarga, jadi aku bergegas menuju ke ruang keluarga. Aku melihat ayah dan ibu duduk di depan perapian menghangatkan diri mereka.

"Oh, lihat siapa yang datang?" ibu tersenyum ketika melihatku datang menghampirinya sementara ayah hanya melirik ke arahku kemudian kembali sibuk dengan lembaran kertas di tangannya.

"Kau sudah makan malam? Apa kau perlu sesuatu, Sayang?" tanya ibu. Aku menaruh buku-buku yang aku bawa di atas sofa di mana ibu sedang duduk. "Luca?" ibu menatapku heran, tapi dari tatapannya, ia tampak terkejut.

"Kenapa buku-buku ini ada bersama Nagisa?" tanyaku, ibu menatapku canggung.

"Nagisa meminjam buku-buku ini?" ibu balik bertanya lalu mengambil salah satu buku yang aku bawa.

"Apa ibu mengatakan sesuatu padanya?" tanyaku

"....Ibu... hanya..." jawab ibu dengan suara yang ragu-ragu, wajah yang gugup dan gerak-gerik badan yang gelisah. Aku tahu, pasti ada yang tidak beres dengan Nagisa. Datang ke kantor tiba-tiba tanpa mengatakan apapun dan buku-buku tentang etika dan tatakarma menumpuk di atas tempat tidur.

The Love That Lost His Way [ 4 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang