Lost His Way (7)

7.8K 959 31
                                    


[Nagisa]

Eloise dan Grace membantuku memasukkan semua bingkisan yang akan dibagikan pada anak-anak ke dalam bagasi mobil. "Terimakasih banyak," ujarku pada mereka, "Ah, aku mengerti. Tolong kau urus semuanya dulu. Akan akan menelponmu lagi nanti, satu lagi, kalau kau harus mengambil keputusan jangan sungkan untuk menelponku lebih dulu sebelum memutuskan semuanya sendiri," Luca masih sibuk dengan ponselnya, tapi apa boleh buat, hari ini hari istimewa, Luca mengambil cuti untuk menemaniku dan mengurus prosedur adopsi. Petugas keamanan memeriksa mobil dan setelah selesai, mereka memberitahu Peter. Aku masuk ke dalam lebih dulu, lalu Luca menyusulku segera setelah ia selesai.

Mobil mulai melaju dan di saat yang sama, mobil tukang kebun muncul. Mobil itu berhenti di depan gerbang untuk diperiksa terlebih dulu. Setelah selesai pemeriksaan, mobil masuk ke dalam dan mobil kami keluar. Aku menurunkan kaca jendela ketika melihat Johan melambaikan tangan padaku, aku pun melambaikan tangan membalasnya.

"Kau mengenal dia?" tanya Luca, "hmph! Johan namanya, dia bekerja di toko bunga langganan Nyonya Emily, dan kami berteman, dia juga yang membantuku memilih bunga untuk ditanam." Jawabku, Luca tidak berkomentar apa-apa. "Hari ini benar-benar menyenangkan dan mendebarkan!" ujarku lagi, "aku penasaran apa anak-anak juga antuasias bertemu dengan kita." Tambahku. "Mungkin ya, mungkin tidak." Jawab Luca, "aku harap anak-anak juga akan menyukai pie susu dan kue coklatnya." Ujarku lagi. "Mereka akan." Balas Luca.

Butuh waktu hampir setengah jam untuk sampai di tempat Nyonya Fletcher. Luca membantuku turun dari mobil dan membawaku bersamanya masuk ke dalam. Nyonya Fletcher yang kebetulan sedang ada di lobby, menghampiri kami dan menyapa kami dengan ramah. "Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Fearbright!" sapanya bersemangat, aku terkekeh geli ketika Nyonya Fletcher memanggilku 'Nyonya' tapi aku sudah terbiasa dengan itu.

"Sebelum bertemu dengan anak-anak, saya ingin minta tanda tangan anda, Tuan dan Nyonya. Mari silakan." Nyonya Fletcher membawa kami ke ruangannya dan menunjukkan beberapa kertas perjanjian yang harus ditandatangani. Aku tidak terlalu mengerti isinya, Luca yang mengurus semuanya sementara aku menunggunya selesai dengan jantung berdebar-debar.

"Baiklah, saya akan mengantar anda untuk bertemu dengan anak-anak." Nyonya Fletcher mengajak kami pergi mengikutinya. Tempat ini lebih luas daripada yang aku bayangkan. Ada taman kecil dengan beberapa anak-anak sedang duduk dan bermain, tapi saat mereka melihat Nyonya Fletcher, mereka mulai berlari masuk ke dalam ruangan-ruangan, ada yang masih duduk sambil menundukkan kepala. "Anak-anak di sini semuanya didik untuk sopan dan patuh, jadi Tuan Fearbright tidak perlu khawatir kalau mereka akan mempermalukan anda sekeluarga." Ujar Nyonya Fletcher, aku menatap Nyonya Fletcher marah, tapi Luca menggegam tanganku lebih kuat sebagai tanda aku harus menahan diri.

Aku dan Luca melewati sebuah lantai dengan deretan kamar yang banyak dengan pintu kamar dari kaca. Aku menghentikan langkahku dan memandang keadaan kamar dari pintu kaca.

"Nagisa?"

Aku mendengar Luca memanggil namaku tapi aku tidak menjawab, semua perhatianku tertuju pada seorang anak laki-laki sekitar 3 atau 4 tahun yang duduk di atas ranjang, salah satu kakinya lebih kecil dengan bentuk yang aneh berbeda dengan kaki yang satunya dan kepalanya juga besar di satu sisi saja. Ketika tengah memandangi anak itu, tiba-tiba telapak tangan yang lebar dan dingin menutup mataku. "Nagisa, tidak, kita tidak akan." Bisik Luca kemudian melepaskan tangannya dan mengajakku kembali berjalan meninggalkan lantai satu. Aku tahu Luca tidak akan mengadopsi anak-anak sepertinya, hanya saja... aku benar-benar sedih melihatnya dengan kondisi seperti itu tinggal di panti adopsi...

"Tuan Fearbright, kira-kira anak usia berapa yang ingin anda adopsi?" tanya Nyonya Fletcher. Luca menoleh ke arahku, "2 atau 3 tahun tapi usia berapa saja bukan masalah.." jawabku, "Laki-laki atau perempuan?" tanya Nyonya Fletcher lagi. "Kami ingin anak kembar kalau ada.." jawabku, "Kembar laki-laki dan perempuan? Saya takut tidak ada anak kembar di sini." Jawab Nyonya Fletcher. "Laki-laki," ujar Luca, Nyonya Fletcher mengajak kami ke lantai dua dan aku melihat beberapa anak kecil bermain di lorong lantai, ada yang masih kecil dan yang sudah besar. Tapi begitu mereka semua melihat Nyonya Fletcher, mereka langsung menghentikan aktivitas mereka dan menatap Nyonya Fletcher lalu memberi salam.

The Love That Lost His Way [ 4 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang