Lost His Way (4)

10.3K 1K 81
                                    

[Nagisa]

.

.

Satu minggu kemudian--

Aku menyibakkan tirai penutup jendela di kamar lebar-lebar, membiarkan sinar matahari pagi masuk menerobos ke dalam kamar dan mengawali pagi ini dengan kehangatan. Aku mengikat tirai ke masing-masing sisi pinggir jendela dengan rapi sebelum kembali menghampiri tempat tidur untuk membangunkan suamiku tercinta!

Setelah kejadian beberapa minggu lalu di antara kami dan keluarga Luca, Luca menyewa kamar hotel dan kami berdua tinggal di hotel beberapa hari. Setelah beberapa hari tinggal di hotel, akhirnya semua perabot yang aku pesan datang, bahkan petugas design interior rumah pun datang membantuku menata tata letak perabotan. Dan setelah semua selesai, kami segera pindah ke rumah baru ini-akhirnya rumah kami sendiri.

Aku melompat ke atas tempat tidur lalu dengan siku bertumpu di atas tempat tidur dan dagu bertumpu di kedua telapak tangan, aku memandangi wajah suamiku yang masih tertidur pulas. Dia benar-benar sangat mengagumkan. Meski sangat sibuk, Luca selalu menyempatkan diri untuk mengikuti semua keinginanku. Contohnya, akhir pekan ini kami akan pergi ke panti asuhan untuk melihat anak-anak untuk diadopsi. 'Lu-chan, pasti lelah sekali...' batinku sambil menyibakkan poni depannya yang jatuh ke depan, menutupi matanya. 'Baiklah, karena ini akhir pekan, tidak masalah bangun lebih siang!' pikirku lalu beringsut turun dari tempat tidur, tapi belum sampai bangkit berdiri, tiba-tiba lenganku ditarik dan tubuhku kembali diseret ke atas tempat tidur.

"Lu-chaaann~~" protesku kesal ketika Luca memelukku seperti sebuah guling saat aku sudah bersemangat hendak pergi ke dapur dan membuat sarapan. "Kau pergi begitu saja tanpa memberiku 'good-morning-kissses' ?" taanya Luca, aku mengerutkan alisku heran. 'Padahal matanya masih tertutup rapat, taapi bisa-bisanya ia minta ciuman selamat pagi!'

Tapi aku tahu Luca tidak akan melepaskanku sebelum ia mendapatkan ciuman selamat paginya, jadi aku mengubah posisiku dan memberikan kecupan di keningnya, di pipinya dan terakhir di bibirnya. Luca membalas kecupanku, ia mengecup bibirku lembut, setelah itu mengecup pucuk hidungku dan terakhir keningku. Setelah selesai baru ia membuka matanya, menatapku sambil tersenyum.

Betapa tidak adilnya hidup ini-setiap kali mata biru indah itu menatapku, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku selalu ingin terus dan terus memandanginya. "Aku ingin makan sosis dengan bentuk gurita." ujar Luca tiba-tiba, lalu bangun dan duduk bersandar ke punggung tempat tidur. "Apa?" tanya Luca heran. "Ahahaha! Bukan apa-apa! Aku hanya bingung tiba-tiba Lu-chan minta sosis gurita!" jawabku, akhirnya aku turun dari tempat tidur. "Sema~~laa~~hooamm.... aku terlalu bersemangat," ujar Luca seraya menutupi mulutnya karena menguap. "Nagi, bagaimana? Apa ranjang kita yang baru ini nyaman?" tanya Luca, aku meletakkan tanganku ke atas tempat tidur dan menekan-nekan tempat tidur. "Hehe, sangat nyaman juga tidak berisik!" jawabku. "Hmph! Bagus! Dengan begini kita tidak perlu khawatir terdengar oleh orang lain." ujarnya menambahkan. "Hm-ph! Tapi aku tidak mau lagi seperti tadi malam! Aku pikir aku benar-benar akan jadi gila~~" protesku sambil menutupi wajahku, malu jika harus mengingat kegiatan tadi malam. "Mau bagaimana lagi akhir-akhir ini kita berdua tidak punya waktu untuk bercinta, bukan? Lagi pula, Nagi akhir-akhir ini jadi sensitif sekali, tidak perlu waktu lama kau sudah eja-". "Uwaaaaa!!! Hentikan! Aku tahu aku benar-benar menyedihkan! Jangan katakan itu lagi~~!!"

"Ahahahaha!" Luca tertawa lepas saat melihatku malu dan panik mendengar apa yang baru saja ia katakan. "Ahah...haah... lain kali kita kembali ke pola biasanya, ya? Setiap hari." ujar Luca. "Ugh... bukannya aku tidak mau, tapi Lu-chan pasti akan bertambah-uwaaah!!" Aku tidak tahu sejak kapan ia sudah ada di pinggir tempat tidur, dengan mudahnya ia menarikku dan menjatuhkanku ke tempat tidur lagi. "Sudah berapa kali aku bilang?" Luca menatapku kesal. "A-Aku mengerti, jika aku ingin aku akan mengatakannya langsung pada Lu-chan." jawabku, Luca akhirnya menarik dirinya dan membiarkanku menghela napas lega.

The Love That Lost His Way [ 4 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang