10 - Doctor Lu

409 30 1
                                    

Chanyeol tidak percaya akan apa yang ia dengar. Ia sangat bahagia hingga ingin menangis. Matanya berkaca-kaca. Mendengar wanita itu telah datang ke Korea, bagaikan setetes embun yang membasahi dunia setelah kemarau yang sangat panjang. Ia memberi setitik harapan bagi Chanyeol.

Siapakah wanita itu?
Namanya Lu Han. Wanita cantik 31 tahun saat Chanyeol bertemu dengannya setahun lalu. Sukses di usia muda. Dia bahkan dinobatkan sebagai salah satu pemuda berpengaruh di China, negara asalnya karena di usianya yang muda, ia sudah menjadi dokter bedah saraf yang diakui dunia.
Ia menghabiskan sebagian masa mudanya di Korea karena ia kuliah dan menjadi dokter residen di Seoul. Kemudian ia melanjutkan studi dan menjadi dokter spesialis bedah saraf di Berlin, Jerman.

Di sanalah Chanyeol bertemu Luhan. Pertemuan yang tak disengaja. Ketika suatu hari, ada sebuah Konferensi Anak Muda berprestasi tingkat dunia, Chanyeol sangat beruntung karena ia mendapatkan undangan untuk mewakili Korea Selatan karena ia dianggap pengusaha muda sukses. Dan Luhan mewakili China kala itu. Ketika tanpa sengaja, mereka berebut kamar hotel yang sama.

"Excuse me. This is my room. Can you take another room?," ucap Chanyeol pada Luhan saat mengetahui kamar yang seharusnya miliknya sudah dipakai orang lain.

"Sorry, Sir. This is my room and I have the reservation. So, please can you look for the other room? Because the spot here is my favorite. I can see beautiful scenery from here. Please, just leave me. I need a rest." Ujar Luhan ketus.

Chanyeol yang keras kepala tidak mau kalah. Ia terus menggerutu.

"Ya!!! I yeoja !!! neo na aneungeoya? naneun SM geulubui suseogibnida!!! Omanhan yeoja!!!", Chanyeol marah dengan bahasa Koreanya.

(Hei! Wanita ini!!! Apa kau tau siapa Aku? Aku CEO SM Grup!!! Wanita sombong!!!")

Luhan tersenyum sinis dan berpikir sejenak.

"Aro... Kau CEO Park yang muncul di majalah Business edisi X, 2 bulan lalu? Iya kan? Penerus tahta keluarga Tuan Park Seung Hwan? Pemilik grup SM yang dulu hampir hancur tapi Kau berhasil menyelamatkannya. Daebak!."

Chanyeol tercengang. Ternyata wanita ini sangat lancar berbahasa Korea.

"Kau... Kau... Bagaimana bisa Kau tahu begitu banyak tentangku? Apa jangan-janganKau menguntitku?"

Luhan tertawa geli.

"Anieyo. Hanya aku terbiasa tidak bisa melupakan apa yang aku baca. Itu melekat di kepalaku tanpa aku menginginkannya. Aku ini genius lho." Luhan sedikit pamer pada Chanyeol.

Saat itu pegawai hotel datang dan meminta maaf pada Chanyeol dan Luhan. Ada kesalahan teknis saat reservasi hotel.

"Kamar ini milik Mr. Park. Kami benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Miss Lu, kamar Anda ada di depan kamar Mr. Park. Silakan kuncinya." Petugas Hotel itu memberi cardlock pada Luhan.

Chanyeol merasa bangga dan menang dalam hati. Tapi tangannya tiba-tiba mengambil kunci itu dari pegawai hotel.

"That's okay. Aku ambil kamar itu." Chanyeol pun melangkah menuju kamar seberang membawa kopernya.

Luhan menatap Chanyeol dan tersenyum kecil.

***

Saat Hari konferensi tiba, Chanyeol keluar kamar hotelnya, begitu pun Luhan. Mereka bertemu di depan lift. Suasana terasa canggung.

"Chogi... Aku minta maaf untuk yang kemarin," ucap Luhan lirih memecah suasana.

"Ne.. Nado... Aku juga minta maaf. Seharusnya Aku tidak perlu emosi seperti itu. Aku benar-benar minta maaf dengan tulus."

"Haruskah kita minum bersama sebagai permintaan maaf?" Luhan mengutarakan idenya.

"Ah... Good idea. Tentu. Bagaimana kalau besok malam setelah konferensi ini berakhir?".

"Call."

***

"Aku tidak menyangka bahwa kau adalah dokter yang sangat hebat. Kau bahkan kakak kelasku di universitas. Bukankah dunia sangat sempit?"

Chanyeol dan Luhan saling bertukar cerita malam itu. Di cafe hotel yang syahdu.

"Kau terlihat sangat muda. Aku tidak menyangka kalau Kau sunbaenimku."

"Aku tidak terlihat muda. Tubuhku saja yang kecil seperti anak-anak."

"Ani... Kau benar-benar awet muda. Dan juga... Kau.. Kau mengingatkanku pada seseorang."

"Nugu?"

"Geunyang... Han yeoja."

"Pasti mantan pacarmu? Jangan bilang kalau Kau mulai menyukaiku karena aku mirip mantanmu!"

"Aigoo... Geer sekali. Tidak... Tidak sama sekali. Sudah jangan dibahas lagi. Kau sendiri, di usia yang muda sudah menjadi dokter bedah saraf yang hebat bahkan diakui dunia. Pria beruntung mana yang akan jadi suamimu kelak?"

Chanyeol mulai membuka perbincangan yang serius. Sungguh ia bukan sedang menggoda Luhan.

"Aku tidak sehebat itu. Pria beruntung itu? Chanyeol ssi, aku bahkan... Aku bahkan telah menghancurkan hidup dua orang pria yang sangat aku cintai." Luhan menitikkan air matanya.

"Maksudnya? Maaf... Apa aku salah bicara?" Chanyeol merasa bersalah kali ini.

Luhan menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah menikah dan memiliki seorang anak yang sangat tampan. Tapi... Aku membuang mereka demi karirku yang gemilang ini. Aku adalah wanita yang sangat jahat."

Luhan makin terisak. Semakin terdengar keras memecah heningnya cafe malam itu. Chanyeol menggenggam erat tangannya.



Your Name (Semi HIATUS)Where stories live. Discover now