7 - Cotton Candy

466 37 1
                                    

Baekhyun membuka matanya saat alarmnya berbunyi. Jam menunjukkan pukul 7. Sambil melihat langit-langit kamarnya, ia mengingat apa yang terjadi semalam.
Seingatnya, ia tertidur di kursi ruang tengah saat menonton Descendants of The Sun. Tapi kenapa dia sekarang ada di tempat tidurnya?

Sehun!!! Semalam ia menonton drama bersama Sehun sambil meminum sebotol soju, namun karena ia sangat lelah, ia tertidur di sofa. Dan... Sebelum itu, ia dan Sehun berciuman. Ciuman pertama sejak mereka saling mengenal 20 tahun lamanya. Ciuman pertama untuk calon pengantinnya. Baekhyun menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Sedikit menyesal dan malu akan apa yang terjadi semalam

Tiba-tiba HP nya berdering. Ini dari Sehun's eomma.

"Ne, Eomma."

"Apakah Sehun di situ??? Kenapa dia tidak di rumah semalaman dan HP nya ia tinggalkan???," Ny. Oh mengomel.

Baekhyun turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ruang tengah. Benar. Sehun sedang tertidur di sofa sambil melipat kedua lengannya. Bahkan saat sedang tidur, ia sangat tampan.

"Ne, Eomma. Sehun tidur di sini. Haruskah aku membangunkannya sekarang?"

*-*

Baekhyun menuju ke Taman Wonderland. Di sampingnya, duduk seorang Park Chanyeol. Suasana terasa canggung.

"Ehm... Chogi, Baekhyun ssi...," ucap Chanyeol mencoba menghangatkan suasana.

"Hm..."

"Bisakah kita mengobrol? Ini terasa sangat canggung."

"Aku sedang menyetir. Harus konsentrasi."

"Hm... Baiklah. Kalau begitu bagaimana dengan musik... Aku suka SNSD. Kau punya kan?"

"Tidak. Aku hanya mendengarkan lagu-lagu EXO."

"Woaaah... Kau fangirl mereka? Daebak..."

Baekhyun hanya melirik Chanyeol dan menghidupkan musiknya.

Sisanya, hanya terdengar lagu Angel milik EXO yang terus diulang di mobil itu.

Mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Ramai sekali. Ada ribuan orang di sana.

"Ayo, masuk," ajak Baekhyun.

"Apakah kita akan lama di sini? Aku tidak suka tempat ramai."

"Dia masih sama seperti dulu, tidak suka keramaian dan suka menyendiri," ucap Baekhyun dalam hati.

"Kita hanya perlu mengisi daftar hadir dan melihat-lihat sebentar. Setelah itu kembali ke kantor."

Terlihat di gedung pameran, ada bermacam-macam stand. Mungkin ada ratusan. Makanan, kerajinan tangan, lukisan dan berbagai jenis karya seni, minuman, pakaian dengan berbagai model, dan masih banyak lagi hal yang bisa ditemukan di sana. Suasana sangat riuh membuat Chanyeol merasa sangat tidak nyaman. Mereka telah selesai mengisi daftar hadir dan Baekhyun mengajak Chanyeol berkeliling gedung untuk melihat-lihat.

"Kau ingin beli sesuatu?," tanya Baekhyun.

"Tidak. Tidak ada yang menarik. Ayo kita keluar dari sini."

"Geurae. Ayo beli makanan di luar," Baekhyun menarik tangan Chanyeol. Chanyeol sedikit terkejut.

Di luar, kondisi tak jauh berbeda. Banyak orang dimana-mana.

"Ayo beli teh dingin. Kau haus kan?"

"Uhm.."

Mereka pun mencari penjual bubble tea dan menemukannya. Di sebelah stand teh itu, ada penjual permen kapas. Seketika Baekhyun mendekati penjual permen kapas itu. Makanan favoritnya, sejak ia kecil.

"Daebaaaak... Aku sudah lama sekali tidak makan ini. Ahjussi, aku beli 1 dan yang dibungkus 5 ya."

"Ne, agashi."

Baekhyun lupa pada Chanyeol. Ia pun menengok ke belakang. Chanyeol ada di sana.

"Kau mau ini? Permen kapasnya sangat enak lho," Baekhyun menyodorkan permen itu pada Chanyeol.

Chanyeol terdiam. Ia memandangi Baekhyun dan permen kapasnya dan kemudian,

"Ngiiiiiiiing," kepalanya serasa berdenging dan sakitnya luar biasa. Dunia seolah berputar. Keringatnya mengalir deras dari pori-porinya. Permen kapas dan Baekhyun. Muncul bayang semu di kepalanya. Permen kapas dan senyum Baekhyun yang sangat indah yang pernah ia lihat dahulu, kini ia melihatnya lagi. Apakah ini ingatan masa lalu? Atau hanya ilusi semata? Apakah Chanyeol pernah bertemu dengan Baekhyun di kehidupan sebelumnya?

"Chanyeol ssi... Park Chanyeol ssi. Wae geurae? Gwenchana? Kau berkeringat sekali," Baekhyun menyeka keringat Chanyeol dengan tisu.

Chanyeol merasakan sesuatu yang naik dari perutnya, mual sekali. Ia sudah tidak tahan dan ingin mengeluarkannya. Ia berjalan sempoyongan menjauh dari penjual permen kapas dan menuju ke sebuah pohon besar.

"Chanyeol ssi," Baekhyun mengikuti dengan khawatir.

Chanyeol muntah, namun tak ada yang keluar dari mulutnya karena sejak pagi ia belum makan apapun.

Baekhyun memijit-mijit leher Chanyeol.
"Ayo ke rumah sakit. Tunggu di sini. Aku akan membawa mobil."

Chanyeol menarik tangan Baekhyun. Mencegahnya. Ia terduduk lemas.

"Kalau begitu akan ku telepon 119."

"Ani... Hajima...," Chanyeol menjawab dengan nafas tersengal-sengal.

"Di sini saja. Ayo duduk di sana," Chanyeol menunjuk sebuah kursi taman di dekat pohon dan Baekhyun membantu memapahnya.

"Eodi apa? Manhi apa?," tanya Baekhyun sambil menggenggam tangan Chanyeol.

Chanyeol menarik nafas panjang dan mengeluarkannya.

"Gwenchana..."

"Apakah kau sakit?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Ini... Akibat kecelakaan itu. Ini adalah trauma kepala. Mungkin juga trauma psikis. Kau tau?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Menatap khawatir pada Chanyeol.

"Apa kau khawatir padaku? Ah... Aku jadi merasa tersanjung. Ini bukan hal serius. Tenang saja. Gejala ini muncul ketika aku merasa stress atau saat aku mengingat potongan-potongan memori di kehidupan sebelum aku kecelakaan. Atau juga saat kelelahan. Rasanya kepala mau pecah dan... Ingin muntah."

"Jadi kau seperti ini... Mianhae Chanyeol ssi. Kau pasti kelelahan karena dipaksa untuk menemaniku ke acara ini. Jeongmal mianhae," Baekhyun meminta maaf hingga matanya berkaca-kaca.

"Anieyo.. Baekhyun ssi... Kau tidak melakukan kesalahan apa-apa mengapa Kau menangis?," Chanyeol menatap gemas pada Baekhyun.

"Aneh sekali. Tadi, ada sebuah memori yang muncul di kepalaku. Saat Kau memberikan permen kapas padaku. Entah kenapa... Ingatanku mengatakan bahwa dulu kau pernah melakukan hal yang sama padaku. Bukankah itu hanya halusinasiku saja? Aku mungkin terlalu sering memikirkanmu belakangan ini. Kita kan baru pertama kali ini bertemu. Iya kan?"

Baekhyun mengangguk tanda setuju.

Your Name (Semi HIATUS)Where stories live. Discover now