25 - He's My Brother

437 36 3
                                    

Chanyeol sedang bersiap berangkat ke kantor. Ia sangat merindukan Baekhyun. Beberapa hari ini ia jarang bertemu Baekhyun karena Baekhyun ada tugas di lapangan.

Suho terlihat serius menerima telepon di ruang tengah. Perlahan ia mendekati Chanyeol dengan muka masamnya.

"Kenapa, Hyung? Ada masalah?," Tanya Chanyeol tenang.

Suho mengangguk.

"Bukan masalah sebenarnya.."

"Lantas?"

"Itu... Nyonya menelepon. Dia ingin Kau pulang karena ia sangat merindukanmu. Dan juga...."

Chanyeol mendengarkan serius.

"Hyung ingin aku memberitahu eomma dan appa kalau aku sedang sekarat?," Chanyeol menimpali.

"Ania... Ania, Channa... Itu hakmu. Kalau kau bersedia memberitahu mereka, katakanlah. Tapi, kalau kau tidak ingin mereka tahu, aku akan tetap diam. Masalahnya... Hyungmu... Dia sudah kembali ke Korea. Dia ingin bertemu denganmu juga."

"Hyung? Oh... Kim Jongin?"

"Hm..."

"Bagaimana menurutmu? Haruskah aku menemuinya? Aku merasa sangat asing dengannya. Bukankah kami tidak pernah akrab? Aku lupa semua tentangnya."

"Setahuku, kalian memang tidak begitu akrab. Tapi, kau selalu berusaha dekat dengannya. Dan... Yang belum terpecahkan sampai sekarang... Mengapa di hari pernikahannya, Kau mengalami kecelakaan itu? Mungkin hanya Kau yang tahu, Chan. Ibumu menunggumu malam ini. Bersiaplah."

*-*

Baekhyun berangkat ke kantor di antar Sehun. Ketika Sehun akan mencium keningnya, Baekhyun menghindar.

"Kenapa?"

"Malu dilihat orang."

"Kita akan jadi suami istri. Tinggal menghitung hari."

"Araseo. Aku kerja dulu ya. Sampai jumpa nanti sore." Baekhyun berjalan menjauhi Sehun. Ketika tiba-tiba Sehun berkata dengan suara yang keras.

"Sampai jumpa, Yeobo. Kalungmu bagus."

Baekhyun menghentikan langkahnya sejenak. Kemudian melambaikan tangannya pada Sehun.

"Aku membelinya kemarin. Ada diskon. Bye, Hunnie."

Baekhyun menjauh pergi.

Tanpa Baekhyun ketahui, seorang pria yang sedang memperhatikan ia dan Sehun, perlahan berjalan mendekat.

"Oh Sehun ssi," suaranya berat

Sehun langsung mencari arah suara itu. Park Chanyeol. Ini pertama kalinya ia bertemu Chanyeol secara langsung bertemu mata.

Chanyeol mengulurkan tangannya.

"Aku Park Chanyeol."

Sehun tak membalas uluran tangan Chanyeol hingga dengan canggung Chanyeol memasukkan tangannya ke sakunya.

"Aku dengar... Kau akan segera menikah dengan Baekhyun?"

"Iya. Kau sudah tahu itu kan?"

"Hm... Kau harus berhati-hati. Bukankah kata orang, waktu menjelang pernikahan adalah waktu yang kritis?"

"Hahaha... Maksudmu, aku dan Baekhyun akan goyah karenamu?"

"Bisa dibilang begitu."

"Itu tidak akan terjadi."

"Tunanganmu itu sangat tertarik padaku. Aku juga sangat menyukainya. Kau tahu kalung itu? Itu adalah pemberianku dan dia tidak akan pernah melepasnya. Berhati-hatilah, Oh Sehun. Bye."

Dengan langkah gontai, Chanyeol menjauh dari Sehun. Sehun mengepalkan tangannya erat.

*-*

Malam hari pun tiba. Mau tak mau, Chanyeol harus pulang ke rumahnya. Rumah yang sudah lama tak ia datangi. Rumah yang tak ia sukai.  Meskipun ia kehilangan sebagian ingatannya, ia sangat tahu bahwa banyak kenangan pahit di sana.

Seorang pelayan menyambutnya di depan pintu.

"Silakan masuk, Tuan Muda. Tuan dan Nyonya sudah menunggu."

Chanyeol merapikan jasnya. Menarik nafas panjang, ia berjalan menuju ruang makan utama di rumahnya itu.

"Selamat datang, sayang. Eomma sangat merindukanmu."

Seorang wanita setengah baya segera memeluk Chanyeol. Ya. Dia adalah ibunya. Yang melahirkannya. Chanyeol segera membalas pelukan ibunya itu.

"Nado, Eomma. Bogoshipo."

Chanyeol melihat ada tiga orang lagi di meja makan itu. Seorang pria berumur lebih dari setengah abad, yang tentunya adalah seseorang yang ia panggil Ayah. Seorang pria muda yang tampan. Dia tinggi. Namun, Chanyeol masih lebih tinggi beberapa cm darinya. Kulitnya tidak begitu cerah, tapi kulitnya yang sedikit tan itu menambah karismanya. Wajahnya tampan mempesona. Di sampingnya, seorang wanita cantik berambut panjang hitam pekat sedang memandangi Chanyeol sambil tersenyum. Matanya bulat. Wajahnya sedikit terlihat sombong dan tidak ramah. Namun, aura bersinarnya tak bisa disembunyikan. Dia sangat cantik.

"Chanyeolla..." Pria itu mendekati Chanyeol.

"Aku sangat bersyukur masih bisa bertemu denganmu lagi, Chan. Maafkan aku."

Pria itu langsung memeluk Chanyeol erat. Chanyeol bisa merasakan bahunya yang basah. Seseorang itu sedang menangis.

"Aku pikir, Aku tidak akan melihatmu lagi selamanya."

Chanyeol hanya terdiam. Ia memandang wajah cantik wanita itu. Wanita itu memandangnya dengan senyuman lebar dan mata yang tulus. Chanyeol mengingatnya. Dia adalah Do Kyung Soo, istri dari pria yang sedang memeluknya sekarang.

"Hyung..." Chanyeol berkata lirih.

*_*

Chanyeol PoV

Dia Kim Jongin. Kakakku satu-satunya. Dia empat tahun lebih tua dariku. Kami memiliki marga yang berbeda meskipun kami satu ayah tapi lahir dari rahim yang berbeda.

Kehadirannya, tak pernah kami inginkan. Aku harusnya menjadi anak pertama dan satu-satunya dari ayah dan ibuku. Ketika suatu hari, badai kencang menerpa kehidupan keluargaku.

Seorang anak berusia 15 tahun datang ke rumahku di suatu siang dan mengaku bahwa ia adalah anak kandung dari ayahku dengan istri pertamanya yang tidak sah. Ibunya meninggal sejak ia umur 10 tahun dan Ayah Chanyeol menitipkannya pada sahabatnya di China yang bermarga Kim. Saat itulah, Jongin yang terlahir dengan nama Park Jongin berganti menjadi Kim Jongin dan Ayahku tak ingin ada orang yang tahu soal ini.

Ibuku sangat membencinya. Namun, setelah Jongin tumbuh dewasa, ibuku terpaksa menerimanya sebagai anaknya.

Beberapa bulan lalu, ia menikahi gadis yang ia cintai. Ia adalah Do Kyung Soo. Gadis dari keluarga kaya raya yang sudah bersahabat dengan Jongin dan aku sejak kecil. Hari yang sangat bahagia. Hari itu, entah mengapa aku memakai mobil pengantin yang seharusnya mereka kendarai. Hari dimana kecelakaan menyakitkan itu terjadi.

Aku... Masih mencari tahu tentang itu.
Apakah masih ada cukup waktu tersisa untukku?




Your Name (Semi HIATUS)Where stories live. Discover now