Terima kasih hari ini, aku bisa lupa dengan segalanya walaupun hanya sekejap
••••••••••••
Sudah sebulan Fareel koma, dan juga sebulan terakhir Casey hanya diam dan mengunci dirinya di kamar. Sekolah pun dia sudah tak bersemangat lagi.
"Kau kenapa Cas?" tanya Gavin yang menghampiri Casey duduk di bangku taman sekolah. "Aku tak apa." ucapnya datar sekali.
Gavin menghembuskan nafas menatap langit cerah. Ia seperti ikut merasakan apa yang Casey rasakan saat ini. Perih? Pastinya.
Pandangan Gavin kembali menatap Casey lamat. "Aa kau ingin ikut denganku pulang sekolah nanti?" ajak Gavin.
"Kemana?"
"Tergantung kemana kau ingin pergi," pandangan Gavin teralih melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Casey menggeleng. "Kurasa tidak," jawab Casey sambil menggeleng.
Gavin melihat wajah Casey. "Kau harus mau, aku tak mau tahu. Kau setidaknya harus menghibur dirimu sendiri." ucap Gavin lalu meninggalkan Casey karena sebentar lagi bel masuk akan berdentang.
Casey menatap punggung Gavin yang terus berjalan. Mungkin ada benarnya juga yang dikatakan Gavin, dia butuh menghibur dirinya sendiri.
➰➰➰➰
"Cas, Gavin mencarimu." Casey membuka headset yang tadinya menggantung di telinganya dan melihat Gavin yang sudah ada diambang pintu kelasnya. Ini waktu istirahat, tapi Casey memutuskan untuk tinggal di kelas dan mendengarkan lagu.
"Ada apa?" Casey menghampiri Gavin dan melipat tangan di dada. Gavin menengok ke arahnya dan memberi sebungkus roti dan sebotol minuman dingin padanya. "Ini, dimakan. Aku tahu kau tidak ke kantin." belum saja Casey membuka suara, Gavin langsung balik badan dan berjalan melenggang.
Casey hanya bisa menghela nafas dan menatap kepergian Gavin. Lelaki itu begitu aneh di matanya. Awalnya dia begitu menyebalkan tapi sekarang dia begitu ramah dan selalu menemani Casey kemana pun gadis itu pergi. Bahkan kali ini ia sengaja berjalan jauh ke kelasnya hanya untuk memberi roti dan air minum.
Sepulang sekolah begitu bel pulang berdentang dan guru yang mengajar di kelas Casey keluar. Entah darimana tiba - tiba Gavin sudah berdiri di dekat meja Casey. "Kau mengagetkanku saja!" Casey terkejut sambil memegang jantungnya.
"Hanya begitu saja kau terkejut?" ucap Gavin dengan nada datar.
"Ehem..." seorang gadis bersama dua orang lainnya berdehem, mereka adalah Stella, Lily dan Naurel. "Cas, kau pulang dengan siapa?" tanya Naurel seakan mengacuhkan keberadaan Gavin. Casey melirik Gavin lalu melirik ketiga sahabatnya. "Pulanglah, aku ada urusan dengan lelaki ini." Casey menunjuk Gavin dengan wajahnya seraya gesit memasukkan buku pelajaran ke dalam tasnya.
"Kau yakin?" tanya Lily, Casey mengangguk. "Iya, jangan menghawatirkanku. Kalian hati-hati di jalan." pesan Casey sebelum ketiga sahabatnya lenyap dari ambang pintu.
Setelah selesai merapikan alat tulis berserta bukunya Casey dan Gavin berjalan beriringan. "Kau mau membawaku kemana?" tanya Casey to the point saat keduanya sudah ada di dalam mobil. "Lihat saja nanti," balas Gavin.
Casey memerhatikan lalu lalang kendaraan. Hingga Gavin akhirnya benar - benar berhenti di sebuah tempat yang Casey tak tahu pasti. Casey memandang Gavin seakan meminta penjelasan dari laki - laki itu. "Jangan bertanya, ikuti aja aku." sergah Gavin yang langsung turun dari mobil.
Casey hanya diam dan mengikuti Gavin dari belakang. Mereka melewati jalan setapak yang kecil. Seakan mereka masuk ke dalam hutan. Lima belas menit berpijak pada jalan setapak, belum ada juga tanda - tanda sesuatu yang akan ditunjukkan Gavin, sampai akhirnya di lima belas menit berikutnya langkah Gavin benar-benar terhenti. Casey menatap lurus dan menemukan sebuah pondok, di dekat pondok tersebut beberapa aneka bunga dan pohon yang berbuah tertata rapi di sana. Membuatnya nampak seperti taman tersembunyi ditambah lagi dengan adanya ayunan yang tergantung di sebuah pohon besar. Casey menatap semuanya dengan takjub.
Gavin melihat Casey. "Kau suka?" tanyanya pada Casey, Casey mengangguk kencang seraya tersenyum. Belum pernah rasanya Casey memunculkan senyuman lebar seperti itu. "Bagaimana kau tahu tempat ini?" tanya Casey tertarik. "Ini milik Nenekku, nenekku suka dengan tanaman, dan ayunan yang kau lihat disana itu-" Gavin menunjuk ayunan yang tergantung di pohon besar. "Dulunya Ibuku senang menaikinya. Tapi kini sudah jarang sekali Nenek maupun Ibuku kesini, makanya ada salah seorang penjaga yang menjaga pondok dan semua ini agar tetap terawat." Casey mengangguk-angguk.
"Tunggu apalagi? Naiklah ke ayunan itu." Casey begitu bersemangat menaikinya. Ini pengalaman luar biasa menurutnya, pengalaman yang sanggup membuatnya lupa dengan peliknya kehidupannya walaupun hanya sekejap.
Setelah lelah menaiki ayunan, Casey memutuskan berkeliling dan melihat tanaman bunga dengan warnanya yang beraneka ragam. Casey memang tidak terlalu menyukai bunga, tapi dengan melihat perpaduan warna bunga - bunga ini sanggup membuatnya terpana.
Sementara itu Gavin masuk ke pondok. Sekembalinya ia dari sana ia membawa dua cangkir cokelat panas, sangat cocok untuk dinikmati di hawa sejuk seperti tempat ini.
Gavin menyodorkan satu cangkir ke Casey. Casey mengambilnya dan menyeruput habis isinya. "Apa kau senang?" tanya Gavin. Casey mengangguk. "Bagaimana kalau kita pergi ke pasar malam di dekat sini?" Casey tampak berpikir. Tenang saja, aku akan memberitahu Bundamu. casey akhirnya mengangguk setuju.
Mereka akhirnya berangkat menuju pasar malam di dekat sana. Mereka turun dan melihat-lihat sekeliling pasar malam itu. Mereka membeli gula kapas dan memutuskan menaiki sebuah wahana biang lala.
Gavin mengantre membeli tiket dan Casey sibuk memakan gula kapasnya. Tanpa ia sadari seorang pria mendekatinya dan merayunya.
"Hai, kau cantik sekali." Casey mundur beberapa langkah menjauhi pria itu.
"Ayolah, jangan takut." ucap pria itu yang kini sudah mulai berani nemegang pipi Casey.
Casey takut, ia tak tahu Gavin dimana. Hingga seorang laki - laki datang dan melindunginya dari pria itu.
"Jangan mendekati gadis ini!" seru laki - laki yang baru saja datang. Mata Casey seketika membulat ketika tahu siapa laki - laki itu.
➰➰➰➰
Hayo siapa tuh laki laki yang dateng??
Btw, ada yang kangen sama Fareel nggak???
Berharap aja ya supaya Fareel cepet muncul:vAku seneng banget denger ada yang comment kalau cerita ini bagus, Alhamdulillah kalau suka.. Makasih ya. Dan juga ada yang nggak sabar buat next ya. Maaf ya baru bisa next sekarang😂😂
Next? Comment + vote yang banyak yahh
Byebye~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Amazing Brother [Completed]
أدب المراهقينHidup Casey benar benar berantakkan saat kedua orang tuanya memilih bercerai dan menikah kembali. Ia menjadi gadis yang pemurung, suka mengunci dirinya di kamar, dan bahkan ia sering melakukan percobaan bunuh diri. Tapi hingga akhirnya ada seseorang...