4

9K 511 13
                                    

Gaun peach, flower crown, membuatnya begitu anggun bak putri raja. Sesekali Casey kembali menatap bayangan dirinya di cermin. Siapapun yang melihatnya akan terpesona dengannya.

Diana masuk ke tempat rias. Ia begitu terkesima melihat putrinya itu.

"Kau bak bidadari yang turun ke bumi, sayang." Diana mengelus pipi Casey.

Casey mengehembuskan nafas, ia pergi ke rooftop. Tanpa mengucapkan apapun pada Diana.

Casey duduk di bangku yang ada di rooftop. Casey membenamkan wajahnya dengan tangan yang memeluk lutut sambil memejamkan mata.

Tanpa ia sadari seseorang sudah duduk tepat di sampingnya.

"Bukankah sudah kubilang, aku akan selalu siap menemanimu kabur dalam keadaan yang tak bisa kau kontrol?" ucap seseorang yang di sampingnya.

Casey membuka mata dan menatap seseorang di sampingnya. Itu adalah Alaric.

"Hentikan, aku tak butuh rencana bodohmu untuk kabur." balas Casey dingin.

"Lihat saja nanti." Alaric percaya diri sambil menatap langit.

"Ini hari yang indah, sungguh.." gumam Alaric tak jelas.

Casey menautkan alis. "Apanya yang indah? Bukankah itu mendung?"

Alaric mengalihkan pandangan ke Casey. "Aku tak selalu suka pada cuaca cerah, karena ia tak sama sekali menunjukkan suatu kekuatan."

"Maksudmu?"

"Kau ini terlalu polos, nanti jika besar kau akan tahu." ujar Alaric bercanda mengacak rambut yang sudah demikian ditata rapi.

"Aku ini sudah besar! Dan berhenti mengacak rambutku, aku lelah menjaga tatanannya!" Casey menepis tangan Alaric.

Alaric kemudian tanpa aba-aba menarik tangan Casey, Casey yang terkejut harus menyesuaikan larinya Alaric agar ia tak terjatuh.

Ternyata Alaric membawanya ke tempat acara. Acara kelihatan belum dimulai karena orang-orang nampak cemas mencari sesuatu. Mereka mencari Casey.

"Kutahu orang-orang mencarimu, pergilah dan buat acara ini berlangsung baik." Casey melangkahkan kakinya, ia harus melaksanakan tugas menjadi pendamping pengantin bersama Carey dan juga Leona -anak calon istri Juan.

Casey sukses menjadi pendamping pengantin kini saatnya acara ijab kabul dilaksanakan.

Sang mempelai pria sudah duduk manis di mimbar pelaminan, siap untuk mengucap janji sehidup semati. Casey, Diana, juga Eric -calon suami Diana- yang juga kebetulan ada di Spanyol duduk berdampingan.

Penghulu kini sudah berjabat tangan dengan Juan, siap mengucap ijab kabul. Casey tertunduk, seseorang tiba - tiba menarik Casey mengajaknya berlari.

Casey baru menyadari lagi - lagi yang menarik tangannya adalah Alaric.

Casey tercegat. "Apa yang kau lakukan?"

"Aku membawamu kabur seperti janjiku," kata Alaric masih berlari sambil menggenggam erat tangan Casey.

Tidak tentu arah Alaric membawanya, yang pasti mereka kini berada di pantai. Alaric melepas genggamannya.

"Kini menangislah sepuasnya tidak ada yang melarang." Casey tertunduk, matanya berkaca - kaca ia kemudian mengaitkan tangannya di tengkuk Alaric membenamkan wajahnya di dada Alaric. Alaric memeluk Casey, tangannya mengelus punggung Casey.

Casey menangis tak tertahankan. Ia terus - terusan mencoba tersenyum hari ini demi Papanya, nyatanya dalam hatinya ia sangat ingin menangis. Setidaknya di depan Alaric ia tak perlu berpura - pura tersenyum, setidaknya ia bisa menangis di depan Alaric.

Casey melepas tautan lengannya dengan leher Alaric. Ia menghapus air matanya.

"Hey, apa ini? Kau sudah selesai menangis?" tanya Alaric heran.

Casey melemparkan tatapan sinis. "Memangnya kau mau melihat mataku ini bengkak?"

Alaric tertawa, Casey menggambarkan senyuman di bibirnya. Ia benar - benar bahagia memiliki sahabat idiot seperti Alaric yang selalu membuatnya tertawa.

Casey melemparkan pandangan ke laut lepas. "Ric, jika saja bunuh diri itu tidak dosa. Aku sudah tidak ada di dunia ini." gumam Casey.

Alaric menengok ke arah Casey. "Jangan sekalipun kau berpikiran seperti itu." ancam Alaric dengan nada serius.

Alaric memegang kedua bahu Casey, membuat gadis itu tepat di hadapannya. "Dengar, aku tidak akan membiarkan kau melakukan hal bodoh seperti itu. Apalagi Carey, ia akan sangat kecewa padamu. Kontrol dirimu, emosimu, biarkan semuanya seperti air yang mengalir dan anggap tidak pernah terjadi apa - apa."

Casey mengangguk. "Aku tahu itu dosa, sekalipun begitu aku akan mencoba kuat walau itu tidak akan mudah. Apalagi tanpamu disisiku."

"Aku akan selalu ada dihatimu. Kita masih di dunia yang sama dengan menatap langit yang sama, lalu apa bedanya?"

∞介∞介∞介

Malam hari, Alaric membawa Casey ke rumahnya. Alasannya karena Casey ingin menginap satu hari di rumah Alaric.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah megah, bercat putih. Saat mereka masuk ke dalam rumah, mereka disambut oleh Sonia -Ibu Alaric.

"Hallo Tante." sapa Casey sambil mencium punggung tangan Sonia.

"Astaga Casey, apa kabarmu Nak?" tanya Sonia sambil memeluk erat Casey beberapa saat.

"Baik Tante, bolehkah aku menginap disini Tante?" Sonia mengangguk. "Tentu saja, bila perlu kau tinggal di sini saja Casey."

"Ehm." Alaric berdehem mengkode Ibunya.

"Mari masuk Casey, gantilah bajumu dulu, kebetulan ada piyama Adaline yang sudah tak terpakai, jadi pasti akan sangat pas di tubuhmu."

Casey ikut dengan Sonia, untuk membersihkan diri dan mengganti piyama. Untuk malam ini ia akan tidur dengan Adaline -kakak Alaric- yang terpaut tiga tahun lebih tua darinya.

Setelah selesai membersihkan diri, Casey masuk ke kamar Adaline. Adaline membukakan pintu dan menyuruhnya masuk.

Adaline menyuruh Casey duduk di sebuah kursi.
"Mari kita bersihkan dulu riasan itu dari wajahmu Casey," ujar Adaline mulai menghapus make up Casey dengan sabar.

"Aku sudah sangat lama tidak bertemu denganmu Casey, kau tambah tinggi dan cantik." puji Adaline sembari menghapus make up Casey.

"Haha, aku juga sangat rindu tidur bersama Kak Adaline." balas Casey.

Adaline tersenyum, ia telah selesai menghapus make up Casey.
"Kau benar, harusnya kita merayakan ini kau setuju?"

"Dengan cara?"

"Kita menonton film romance bersama-sama." sahut Adaline girang.

Adaline kemudian menyetel film romance film favoritnya bersama Casey dan mengambil pop corn.

Ternyata belum saja selesai filmnya, mereka sudah tertidur pulas.

∞介∞介∞介

Yeay aku balik untuk update cerita ini😘
How your feel this story?
Sabar ya, karena si kakak yang amazing itu belum juga muncul.
Sorry for typo and don't forget to give me vote and comment!!

My Amazing Brother [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang