Casey tengah duduk manis ditemani ponsel dalam genggamannya. Dia tengah berada di depot es krim yang ada di pusat perbelanjaan itu.
Gavin? Dia tengah memesan es krim. For your info, Gavin kalah taruhan sehingga dia harus mentraktir Casey.
Gavin muncul lengkap dengan membawa dua box es krim ukuran besar di atas nampan. "Tuh es krimnya," Gavin menunjuk box es krim yang kini sudah ada di hadapan Casey.
"Lama," dengus Casey meletakkan ponselnya di sebelah box es krim.
"Kan ngantri dulu." Gavin menyuapkan es krim dingin itu ke dalam mulutnya.
Carey: "Kau dimana?"
Carey mengiriminya pesan singkat itu. Casey lalu membalasnya.
Casey: "Di kedai es krim dekat
toko tadi."Casey kembali meletakkan ponselnya di samping. "Siapa?" tanya Gavin setelah Casey meletakkan ponselnya.
"Carey." jawab Casey singkat, mulut Gavin lalu membentuk huruf 'o'.
Tak lama kemudian, seorang gadis dengan tas belanjaannya yang banyak menghampiri meja mereka.
"Kau berbelanja untuk setahun?" ledek Casey begitu melihat tas belanjaan Carey.
"Tentu saja tidak!" Carey mengerucutkan bibirnya. "Aku juga membelikanmu, Gavin dan Fareel kok."
"Aku juga?" tanya Gavin menunjuk dirinya sendiri. Carey tersenyum seraya mengangguk.
"Untuk apa?" tanya Gavin sambil menyuap es krimnya lagi.
"Anggap saja ucapan terima kasihku karena sudah mengantarku dan juga sudah menemani adikku."
Casey memutar bola matanya. "Kau terlalu berlebihan, lagipula bukan aku yang minta ditemani olehnya." Casy menunjuk Gavin dengan sorot matanya.
"Sudah, kau egois akui saja kau senang kutemani." Gavin tersenyum miring, Casey melempar tas selempangnya tepat ke wajah Gavin.
"Jangan terlalu percaya diri!"
∽介∽介∽介
"Lebih baik kau pulang saja." ucap Casey sesampainya mereka di rumah.
"Kau mengusirnya?" protes Carey.
"Iya, lagipula dia sudah sehari di sini. Malas saja tiap melihat wajahnya." ucap Casey sarkastik.
"Heh kau ini,"
"Sudahlah, aku pulang saja Carey." Gavin dengan menggendong ranselnya akhirnya angkat bicara.
"Maaf atas kelakuan buruk Casey."
"Tidak apa."
"Makasih sudah mengantarku dan ini," Carey memberikan salah satu tas belanjanya. Sebelum Gavin bicara Carey kembali angkat suara. "Ambil saja, hati-hati di jalan." Carey menutup pintu pelan.
Gavin masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di garasi, sebelum mobilnya jalan ia sempat melirik ke arah rumah Casey.
"Kau seharusnya tidak bersikap seperti itu Casey." Carey berkacak pinggang di ambang pintu kamar Casey.
"Masih untung aku hanya bilang begitu, awalnya aku ingin terus terang mengusirnya." jawab Casey.
Carey akhirnya masuk dan duduk di pinggir ranjang Casey. "Kau harus bersikap baik padanya. Bagaimanapun juga selama Fareel sakit, dia 'kan yang menjagamu?" Casey terdiam.
"Tidak, dia hanya menggangguku. Aku bisa menjaga diriku sendiri." desis Casey meletakkan tubuhnya di ranjang empuknya.
"Jangan begitu, bersikaplah baik pada semua orang. Apalagi orang yang terang-terangan memberi perhatian padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Amazing Brother [Completed]
Dla nastolatkówHidup Casey benar benar berantakkan saat kedua orang tuanya memilih bercerai dan menikah kembali. Ia menjadi gadis yang pemurung, suka mengunci dirinya di kamar, dan bahkan ia sering melakukan percobaan bunuh diri. Tapi hingga akhirnya ada seseorang...