29

2.4K 144 9
                                        

"Kau kenapa Casey?" tanya Edric yang heran melihat Casey sedari tadi diam dan hanya menatap jendela mobil yang tepat berada di sampingnya.

Iya, mereka tengah di dalam mobil Edric dalam perjalanan ke sekolah. Hari ini mereka berangkat bersama.

"Aku tidak apa-apa." Casey menatap Edric. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Edric langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Casey sejenak. "Ada apa?" tanyanya kemudian kembali fokus ke jalanan.

"Aku akan memberitahumu sepulang sekolah."

"Oke."

∽介∽介∽介∽

Seseorang gadis berjalan di koridor sekolah. Ia menoleh kesana kemari seperti mencari sesuatu. Tak kunjung menemukan yang ia cari akhirnya gadis tersebut bertanya pada seorang lelaki yang sedang mengambil sesuatu di lokernya.

"Hey." gadis itu menepuk lengan lelaki itu. Lelaki tadi menoleh ke arah gadis itu seraya melepas earphone yang tadi ia kenakan. Ada ekspresi terkejut tercetak di wajah lelaki itu saat melihat  gadis yang ada di hadapannya.

"Fa...reel." gadis itu ikut terkejut ketika mengetahui lelaki itu adalah Fareel.

"Ulya?" alis Fareel tertaut. Fareel pikir ia salah orang.

"Kau bersekolah di sini?" pertanyaan gadis itu malah berubah, awalnya ia akan menanyakan di mana ruang kepala sekolah.

"Iya, dan kau?" Fareel memperhatikan seragam gadis yang bernama Ulya. Sama seperti seragam sekolahnya. "Jangan bilang kau sekolah di sini?"

Ulya menyengir dan mengangguk. "Well, sepertinya kita dipertemukan di satu sekolah lagi. Fareel."

"Casey!" Casey menoleh membawa nampan. Sekarang jam istirahat dan dirinya tengah berada di kantin. Casey kebingungan mencari tempat yang kosong sebelum akhirnya Fareel memanggilnya dan menyuruhnya bergabung di mejanya.

Casey berjalan ke tempat Fareel berada. Namun ketika dirinya semakin dekat dengan meja Fareel, Casey menyadari Fareel tak sendiri. Ada seorang gadis duduk di hadapan Fareel.

"Kakak sudah makan?" tanyanya pada Fareel ketika ia meletakkan makanan beserta minumannya di atas meja. Fareel mengangguk, lalu kemudian Fareel melirik ke arah gadis yang ada di hadapannya seakan memberi kode kepada Casey.

Gadis itu mendongak setelah memasukkan suapan nasi goreng ke dalam mulutnya, sehingga sekarang Casey bisa melihat wajah gadis itu.

"Hey," sapa Ulya pada Casey. Ulya kemudian mengulurkan tanganya. "Aku, Ulya. Sahabat Fareel." Ulya memperkenalkan dirinya sambil tersenyum ramah ke arah Casey.

"Casey," Casey menjabat tangan Ulya dan ikut memberikan senyumannya.

"Kau beruntung sekali Fareel, adikmu ini mirip sekali dengan Kylie." Fareel langsung bangkit, meninggalkan Casey dan Ulya tanpa sepatah katapun.

"Ups, mungkin aku salah bicara. Sepertinya dia belum bisa melupakan Kylie. Aku menyusulnya dulu Casey." Ulya ikut meninggalkan Casey, mengejar Fareel.

"Siapa Kylie?"


∽介∽介∽介


"Kau mau bicara apa?" tanya Edric setelah menyesap cappuccino nya. Edric dan Casey sedang berada di salah satu cafe, setelah mereka berdua pulang dari sekolah.

Casey menatap Edric sejenak, lalu membuka ranselnya dan mengeluarkan amplop cokelat. Casey melempar amplop itu di atas meja, tepat dihadapan Edric.

"Apa ini?" tanya Edric.

"Buka saja sendiri." suruh Casey datar.

Edric membuka amplop tersebut dan isi amplop tersebut meluncur tepat di telapak tangan Edric.

Ada ekspresi terkejut di wajah Edric, beberapa saat kemudian ia bersikap biasa saja.

"Siapa itu Edric? Kenapa kau ada di tempat terlarang seperti itu?" Casey menekan semua kata yang keluar dari mulutnya. Ia menahan emosi.

"Dia bukan siapa-siapa Casey, hanya teman." jawab Edric santai.

Casey tertawa getir. "Hanya teman kau bilang? Apa ada teman bermesraan seperti itu? Apa ada teman yang membawamu ke tempat terlarang padahal pacarmu sendiri tak tahu keberadaanmu?" Beberapa pertanyaan itu meluncur cepat dari mulut Casey.

"Sayang," Edric tak bisa berbicara apa-apa, iya menggenggam tangan Casey. Tapi Casey menepis tangannya kasar.

"Kenapa? Kau tak bisa menjawabnya? Lebih baik sekarang kita putus." Casey mengamit tali ranselnya dan pergi meninggalkan Edric.

Edric hanya duduk dan menatapi punggung Casey. Edric meremas rambutnya.

'Tidak, ini belum apa-apa. Bahkan belum saja dimulai. Aku tak akan menyerah begitu saja. Tidak akan kubiarkan kau begitu saja, Fareel.' Edric mengepalkan tinjunya.


∽介∽介∽介


"Bunda, dimana Fareel?" Diana yang sedang memasak menoleh ke arah Casey yanh sudah pulang, masih mengenakan seragamnya.

"Ada di kamarnya Casey. Sekalian kau panggil dia untuk makan ya." Casey langsung menaiki tangga dan menuju kamar Fareel.

Casey mengetuk pintu kamar Fareel. Saat Fareel menyuruhnya masuk barulah ia membuka kenop pintu dan masuk.

Casey berjalan perlahan. Kakak tirinya itu sedang duduk di ranjang. Matanya kelihatan sembab.

"Kau... kau kenapa Fareel?" Casey kebingungan melihat Fareel.

Fareel langsung menarik lengan Casey hingga Casey terduduk di hadapan Fareel, dan kemudian memeluk Casey erat. Air matanya tumpah di bahu Casey.

"Ak... aku sudah... berusaha mati-matian melupakannya... tapi kenapa itu sangat sulit?" suara Fareel parau. Casey membalas pelukan Fareel dan mengelus punggung Fareel agar ia tenang.

Sebanarnya Casey tidak tahu arah pembicaraan Fareel. Namun dia urung untuk menanyakan hal itu, takut Fareel semakin terluka.

"Ulya... Ulya benar. Kau sangat mirip dengan Kylie. Bahkan aku terkadang mengira kau adalah Kylie. Adikku." Casey akhirnya mengerti.

"Aku terlalu menyayanginya, Casey. Melupakannya seakan membunuhku. Aku sudah berusaha melupakannya dan mengikhlaskannya. Tapi tetap saja tak bisa." Casey melepaskan pelukannya dengan Fareel. Casey membingkai wajah Fareel.

"Fareel jangan bodoh. Kylie itu adikmu, kau tentunya tak akan bisa melupakannya, cobalah untuk mengikhlaskannya. Bukan menghapus semua tentangnya dalam hidupmu." Casey menghapus lembut air mata Fareel dengan ibu jarinya.

"Jangan menangis Fareel, jangan terlihat lemah, musuhmu bisa saja menyerah saat kau lemah." Fareel mengangguk dan tersenyum.

"Kau sama seperti Kylie. Aku sangat bersyukur memiliki adik sepertimu." Fareel kembali memeluk Casey, kali ini dengan senyuman. Casey membalas pelukan sambil tersenyum juga.

"Jangan pernah menangis di depanku ya, aku akan selalu ada untukmu. Nah sekarang kita makan dulu. Nanti ada yang mengamuk jika kita telat bergabung di meja makan." Fareel tertawa mendengar Casey.

"Oh ya, aku berganti baju dulu. Nanti turun bersama." Casey hendak bangkit dari ranjang Fareel, namun Fareel kembali menarik lengannya.

"Hm... kapan-kapan temani aku mengunjungi makam Kylie, ya?" Casey mengangguk tersenyum.


∽介∽介∽介

Eits..

Jangan seneng dulu.
Duh! Si Edric belum selesai balas dendamnya😭
Semoga dia dapet hidayah ya.

Jangan lupa kasih aku vote + comment ya

Bye bye~

Find me:
Ig: @elsaadiaz_
Id line: elsaadiaz_

My Amazing Brother [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang