Sinar mentari menerobos masuk dari sela sela jendela kamar. Casey membuka matanya perlahan, ia mengerang. Dan baru menyadari sesuatu yang terjadi tadi malam.
Bukankah dia tertidur pulas di mobil tadi malam? Lalu siapa yang mengangkat ia hingga bisa tidur di ranjang saat ini?
Casey melenguh, ia berpikiran bahwa Fareel lah pelakunya. Ia Buru - buru bangkit dan turun ke lantai dasar. Ia menemukan sosok Fareel yang tengah bergelut dengan berbagai macam bumbu dapur.
"Apa yang kau lakukan?" Fareel menengok dan mendapati Casey yang sudah berdiri di dekat meja makan.
"Aku membuat sarapan." ucap Fareel kembali fokus memasak.
Casey duduk di meja makan. "Siapa yang mengangkatku ke ranjang tadi malam? Jangan bilang kalau kau pelakunya." Casey menyelidik.
Fareel mengangguk seraya menumpahkan nasi goreng ke piring. Casey mendesah ia menelungkupkan wajahnya. "Kenapa?" tanya Fareel.
"Lebih baik, jika kau membiarkanku tidur di mobil daripada harus mengangkatku hingga ke ranjang!" desah Casey.
Fareel menautkan alisnya. "Kau gila? Aku tidak akan membiarkan kau tidur di mobil, itu berbahaya."
Fareel menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapan Casey. "Sarapan." ujarnya sambil duduk di sebrang Casey dan melahap nasi goreng di piringnya.
Casey menggeleng, "Aku tidak lapar." Casey bangkit namun Fareel membuatnya tertahan.
"Jangan bohong, sarapanlah. Nanti kau sakit." perintahnya, Casey mendengus.
"Sudah ku katakan aku tak mau kan?" Casey berbalik menatap Fareel.
"Kau harus habiskan sarapanmu!" Fareel mencekal tangan Casey.
"Sudah kubilang tak mau!" bentar Casey dingin. "Kau tak perlu repot terlalu perhatian padaku, kau bukan siapa siapaku." lanjut Casey.
"Kau selalu begitu, susahkah jika kau menganggapku sebagai kakakmu? Setidaknya menghormatiku sedikit saja.. "
"Menghormatimu kau bilang? Tak akan pernah, kau bukan siapa-siapaku. Dan takkan pernah jadi siapa-siapaku." potong Casey.
Habis sudah kesabaran Fareel ia menarik lengan Casey hingga Casey terduduk kembali di tempatnya semula. "Makan!" perintah Fareel dingin, jujur saja Fareel tak pernah semenakutkan seperti ini sebelumnya.
"Tidak mau!" ketus Casey keras kepala.
Fareel langsung mengambil piring Casey, menyendokkan nasi goreng itu ke mulut Casey.
Casey diam tak berkutik tetap menutup mulutnya rapat. "Coba saja kau membuka suara lagi." ancam Fareel.
Casey terpaksa membuka mulutnya, membiarkan sesendok nasi goreng itu masuk ke mulutnya. Fareel menyuapi Casey. "Haruskah aku yang menyuapimu hingga nasi di piring ini habis?" Casey langsung mengambil piring itu dari tangan Fareel. Ia menyuapkan sesuap demi sesuap nasi goreng itu ke mulutnya dengan amarah.
Fareel kembali ke tempat duduknya, melanjutkan sarapannya yang tadi tertunda.
"Kau tahu, aku pernah punya adik perempuan yang manis." Fareel mulai bercerita, gerakan Casey terhenti.
"Dia sangat patuh padaku, bahkan saat sarapan dulu aku sering menyuapinya." Casey menatap ke arah Fareel, tak mengerti dengan arah pembicaraan kakaknya itu.
"Dia selalu manja padaku, dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Tapi sayangnya..." Fareel menghentikan ucapannya dan memandang Casey.
"Dia meninggal..." sambung Fareel, entah kenapa membuat hati Casey sesak mendengarnya.
"Aku salah, harusnya aku lebih menjaganya lagi sebelum kehilangan dia. Aku harusnya pergi bersamanya ke pesta itu." Fareel menghapus air matanya.
"Aku harusnya tak membiarkan dia pergi, aku harusnya tidak membiarkannya pergi ke acara temannya larut malam begitu."
"Dia meninggal, karena menolong temannya yang tak sengaja akan jatuh saat pesta berlangsung."
"Tapi, justru dia yang akhirnya meregang nyawa karena menyelamatkan temannya sendiri."
"Aku terpuruk, aku menyesal... padahal berulang kali Mama menyuruhku ikut dengan adikku ke pesta itu, tapi aku menolak."
"Mamaku juga terpuruk, bahkan ia sering menyakiti dirinya sendiri. Di malam itu, tepat setelah seminggu kematian adikku, Mamaku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Hingga tak sengaja berpapasan dengan truk, dan ia hilang kendali. Mobilnya mengahantam truk itu."
"Aku bersama Mama saat kecelakaan itu, bahkan di saat - saat terakhir Mama, Mama menanyakanku apa aku baik - baik saja... dan Mama berpesan agar aku menjaga Ayahku." Fareel mengakhiri cerita itu. Casey terpaku mendengar itu.
Fareel kembali menatap lekat Casey. "Dan saat aku pertama kali bertemu denganmu, aku melihat sosok adikku dalam dirimu. Maka dari itu aku ingin melindungimu sekalipun dengan nyawaku." bibir Casey kelu. Sebegitu dalamnya kah rasa sayang Fareel kepada dirinya? Padahal dia sendiri melukai dirinya sendiri. Ternyata masih ada orang yang begitu menyanginya dengan tulus.
"Maafkan aku," ucap Casey lirih.
"Tapi aku belum bisa menganggapmu sebagai kakakku, ini semua terlalu tiba-tiba bagiku." ucap Casey jujur."Aku mungkin belum bisa bersikap lebih baik kepadamu, izinkan aku menghapus semua luka di hatiku sebelum berperilaku baik padamu." Casey bangkit menuju kamarnya.
Pikirannya tak pernah terhenti pada Fareel. Semirip apakah dia dengan adik Fareel? Tentu saja adik Fareel memiliki sifat baik pada Fareel.
∽介∽介∽介∽
Keesokkan harinya, tidak seperti biasa Casey dan Fareel berangkat bersama. Fareel mengemudikan mobil Casey.
Sejak kemarin, Casey mulai bersikap baik pada Fareel. Walau belum seutuhnya baik dan menganggap Fareel kakaknya.
"Akan kuantar kau sampai kelas." Casey menggeleng.
"Tidak perlu, bagaimana nanti jika gurumu datang? Tak apa aku bisa ke kelas sendiri." ujar Casey meninggalkan Fareel di dekat tangga menuju kelasnya.
Saat masuk ke kelas, Casey mendapat sambutan dari sahabat - sahabatnya.
"Ohhh, astaga... ini dia yang baru saja diantar kakak tercintanya!" goda Lily, Casey tersenyum.
"Aku bisa melihat kalau Fareel tipe kakak yang sangat baik, bersikaplah lebih baik padanya." pesan Naurel.
"Aku sedang mencoba." jawaban itu terdengar sangat dinantikan ketiga sahabatnya.
"Ohh astaga, kau sudah baik pada Fareel?" jerit Stella antusias.
∽介∽介∽介∽
Yeay new update!
Gimana cepet kan updatenya?
Hehe
Sorry for typo
Don't forget to give me vote and comment!
I'll always waiting your vote!Find me:
Ig: @elsaadiaz_
Id Line: elsaadiaz_Bye bye
Yaz♥
KAMU SEDANG MEMBACA
My Amazing Brother [Completed]
Novela JuvenilHidup Casey benar benar berantakkan saat kedua orang tuanya memilih bercerai dan menikah kembali. Ia menjadi gadis yang pemurung, suka mengunci dirinya di kamar, dan bahkan ia sering melakukan percobaan bunuh diri. Tapi hingga akhirnya ada seseorang...