"Casey, dimana kau? Nanti Carey ketinggalan pesawat!" teriakan Diana menggema.
"Tunggu sebentar, Bunda!" Casey mengobrak-abrik ranjangnya seperti orang yang tengah mencari sesuatu. Sementara Fareel yang gemas menunggu Casey di bawah, memilih untuk menghampiri adiknya itu.
"Apa yang kau cari?" ucap Fareel setengah berdecak.
"Ponselku, hah aku lupa meletakkannya di mana." jawab Casey sambil terus mencari keberadaan ponselnya. Fareel mendengus, ia membantu Casey mencari ponselnya.
"Ini apa?" ujar Fareel kesal sambil memegang sebuah ponsel berwarna rose gold. Casey memandang ponselnya dengan wajah sumringah.
"Makanya cari yang benar." Fareel mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.
Casey hanya membalas perkataan Fareel dengan cengengesan. "Hehe,"
"Ayo, cepat turun. Kasihan Carey kalau ketinggalan pesawat." ujar Fareel.
"Bukankah Carey menaiki pesawat pribadi milik Papa?" tanyanya sambil menuruni anak tangga.
"Kudengar pesawat Papamu sedang dipakai menjemput rekan bisnisnya. Carey harus menaiki pesawat komersial.
"Oh, baiklah. Sebentar lagi aku turun."
∽介∽介∽介
"Casey, jangan memainkan ponselmu. Cepat bantu Carey, barang bawaannya cukup banyak." entah sudah berapa kali Diana mengoceh hingga akhirnya Casey benar-benar memasukkan ponselnya ke saku rok selututnya.
Ia memutar bola matanya malas. Di dalam hati, ia meruntuki Carey. Siapa suruh membawa oleh-oleh terlalu banyak. Casey membatin dalam hati.
Mereka baru saja sampai di bandara. Kini mereka tengah menurunkan barang-barang Carey yang cukup banyak. Bagaimana tidak? Carey hanya sendiri dan ia membawa tiga koper besar. Satu koper berisi pakaiannya dan dua koper lainnya berisi oleh-oleh.
"Sanggupkah kau membawa semua kopernya Carey?" tanya Diana seakan tak percaya putrinya itu dapat membawa tiga koper besar itu.
"Yah, mau tidak mau ia harus sanggup Bunda." sahut Casey sarkastik.
"Casey," Diana menggeleng. Sementara Casey mengangkat bahunya.
"Bunda jangan khawatir, aku sanggup membawa semua barangku. Nanti juga kutitip di bagasi." jawab Carey. "Baiklah," Diana mengangguk seraya tersenyum.
Tibalah saat penumpang yang akan menaiki pesawat untuk check in. Carey berpamitan.
Pertama, ia berpamitan pada Eric. Kebetulan Eric libur dan memutuskan untuk ikut mengantar Carey ke bandara.
"Yah, aku berangkat dulu." Carey menyalami punggung tangan Eric. "Iya, hati-hati ya sayang. Salam pada Papamu di sana." Eric tersenyum dan mengusap puncak kepala Carey lembut.
Carey beralih ke Diana.
"Bunda, Carey berangkat dulu. Titip Casey ya, pukul saja dia kalau nakal." Carey mengembangkan cengiran sambil menengok ke arah Casey yang melotot padanya. "Iya sayang, hati-hati ya. Jaga dirimu baik-baik, rajin-rajinlah belajar. Bunda sayang padamu," Diana memeluk Carey erat, air matanya tak dapat dibendung. Jujur saja dalam lubuk hatinya ia sangat tak rela membiarkan Carey pergi, tapi apa mau dikata? Dia tak bisa berbuat apa-apa.
Carey membalas pelukan Diana, sebagai seorang anak ia juga tak ingin jauh dari Bundanya. "Iya Bunda, tenang saja. Aku aku akan baik-baik saja di sana." Diana dan Carey sama-sama melepas pelukan mereka. Diana mengecup singkat dahi Carey.
Carey beralih kembali, kali ini giliran Fareel. Meskipun Carey tidak begitu dekat dengan Fareel. Namun Carey bisa merasakan kasih sayang yang diberikan seorang Fareel pada dirinya dan juga Casey.
"Kak Fareel, aku berangkat dulu." Carey berhenti sejenak kemudian menatap Casey. "Aku titip Casey padamu ya. Aku tahu, mungkin kita bukan saudara kandung. Tatapi aku percaya kau juga menyayangi Casey, sama sepertiku yang menyayangi Casey juga. Aku tak bisa berlama-lama di sini. Aku tak bisa mengontrolnya dari dekat." Fareel mengangguk. "Kau bisa kembali dengan tenang, aku akan menjaga Casey walau dengan nyawa sekalipun. Karena aku pernah kehilangan seseorang yang begitu berharga, maka aku tak akan membiarkannya jika aku kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya." Carey sebenarnya tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan Fareel, namun ia tetap mengangguk.
Tiba saatnya Carey berpamitan pada Casey. Keduanya hanya beradu pandang sebelum Carey tiba-tiba memeluk Casey sangat erat. Casey terkejut, hanya sebentar. Namun beberapa saat kemudian ia dapat mengontrolnya. Casey balas memeluk Carey dan mengusap punggung Carey lembut.
"Casey, aku mohon padamu. Jangan pernah melakukan tindakan bodoh yang dulu kau lakukan. Aku hanya memilikimu, adikku hanya kau. Dan aku tidak punya saudara kandung yang lain." air mata Carey menetes. Padahal ia sudah berusaha keras menahan air matanya saat berpamitan pada Diana. Namun akhirnya, air mata itu tak lagi dapat ia bendung ketika berpamitan pada Casey.
"Jangan mendramatisir keadaan, aku takkan mengulangi kejadian yang dulu." Carey memukul bahu Casey gemas. Masih saja saudarinya bisa bercanda dalam keadaan seperti ini. Casey otomatis melepas pelukannya dengan Carey. "Kenapa kau memukulku?" Casey mengusap bahunya yang terkena pukulan Carey. "Masih saja bercanda!"
"Iya, aku tak bercanda. Kau juga, jaga dirimu baik-baik. Salam untuk Alaric dan... oh ya pacarmu juga." Casey cengengesan. Carey mendengus.
∽介∽介∽介
Mereka berempat pulang ke rumah setelah mengantar Carey ke bandara. Rumah terasa sepi kembali, dan hanya ada mereka berempat. Tidak seperti kemarin, biasanya rumah ramai dengan suara teriakan Carey.
Sampai di rumah, Casey memilih duduk di sofa ruang keluarga sambil memainkan sebuah game. Namun konsentrasinya buyar saat mendengar bel rumah berbunyi. Dengan kesal karena ia kalah bermain game, Casey melempar ponselnya sembarang di sofa dan membukakan pintu.
"Oh, hai Casey." sapa Gavin. Ternyata orang yang memencet bel tadi adalah Gavin.
Casey memutar bola matanya malas. "Ada apa kau kemari?"
"Aku ingin memberitahukanmu sesuatu." ucap Gavin dengan nada serius.
"Kalau tidak penting lebih baik kau balik ke rumahmu." baru saja Casey hendak menutup pintu, pintu malah di tahan oleh Gavin.
"Ini tentang Edric,"
∽介∽介∽介
Nah hayo, kenapa tuh si Edric?😂
Penasaran? Mau author double update hari ini?
Vote + comment ya!😁See you~
Find me:
Ig: @elsaadiaz_
Id line: elsaadiaz_
![](https://img.wattpad.com/cover/85946833-288-k566334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Amazing Brother [Completed]
Novela JuvenilHidup Casey benar benar berantakkan saat kedua orang tuanya memilih bercerai dan menikah kembali. Ia menjadi gadis yang pemurung, suka mengunci dirinya di kamar, dan bahkan ia sering melakukan percobaan bunuh diri. Tapi hingga akhirnya ada seseorang...