8

6.7K 409 3
                                    

"Perkenalkan Destiyan Fareel Iniesta Castillo. Putra dari Erick Fernandez Castillo." Fareel menjabat tangan Casey, Casey melongo tak percaya dengan penuturan Fareel barusan namun sepersekian detik Casey menepis tangan Fareel.

"Jangan bercanda," ucap Casey serius.

"Untuk apa aku bercanda? Ini benar Casey," Fareel dengan berani, mengacak rambut Casey.

Casey terpaku saat rambutnya diacak Fareel, namun setelah itu kesadarannya kembali.

"Lalu, kau membiarkanku mengetahuinya sekarang?" Fareel terdiam.

"Kupikir, jika aku tetap diam. Setidaknya kau tak akan menghindariku." Fareel menjelaskan.

"Terserah kau sajalah, tidak ada hubungannya juga denganku. Mau kau kakakku atau apapun aku tak peduli." Casey beranjak meninggalkan Fareel sendirian.

∽介∽介∽介

Pintu kamar Casey terbuka setengah, menampakkan wanita paruh baya yang membuka pintu kamarnya.

"Casey, kenapa kau masih disini dan belum bersiap - siap?" tanya Diana mengelus rambut Casey yang tergerai.

Casey menengok sejenak, lalu kembali ke posisi tengkurapnya. "Acara ini tak ada hubungannya sama sekali denganku, jadi buat apa aku terlibat di dalamnya." jawab Casey datar, gerakan tangan Diana terhenti.

"Casey, ini acara Bunda. Setidaknya kau harus terlibat sayang." ucap Diana lembut.

Casey mengambil posisi duduk, berhadap - hadapan dengan Diana. Casey tersenyum miring,

"Buat apa Bunda? Oh, supaya aku bisa berada disana menampakkan kebahagian yang palsu? Atau supaya orang bisa melihat aku senang dalam acara itu..."

Plaaak

Tangan Diana gemetar setelah menampar Diana. Diana kembali melihat wajah Casey, berharap tidak ada memar atau luka di wajah putrinya.

Casey menepis tangan Diana yang ingin memastikan dia baik baik saja.

"Buat apa mencoba memastikan kalau aku tak terluka? Toh juga tamparan Bunda tidaklah sebanding dengan rasa yang berkecamuk di hatiku." air mata Casey terjatuh. Ia lalu menghapus kasar air matanya itu dan merogoh tas selempangnya, langkahnya terhenti sejenak, ia melempar pandangan pada Diana.

"Papa dengan Bunda sama saja. Sama - sama tak mengerti dengan luka yang kuderita. Dan hanya memikirkan kehendak kalian saja." Casey pergi.

Seakan baru tersadar jika putrinya sudah pergi jauh, kesadaran Diana kembali. "Casey.. !!" ia berlari mencari Casey, namun Casey sudah duluan pergi dengan taksi.

"Casey...!!!" Diana jatuh terduduk, Erick yang tak sengaja lewat disana langsung menghampiri Diana yang terduduk sambil menangis.

"Casey..." lirih Diana yang kini sudah dipelukan Erick. Erick hanya bisa mencoba menenangkan Diana, dan bilang padanya Casey akan baik - baik saja.

(In another place)

Casey masih menagis di dalam taksi yang ia tumpangi.

My Amazing Brother [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang