39

2.8K 139 4
                                    

Mohon perhatiannya, di chapter ini agak sedikit vulgar, bijaklah dalam membaca●

●●●●●

“Ada apa, Casey?” Casey menatap lamat Fareel. Fareel mengibaskan tangannya di depan wajah Casey. “Ah, tidak ada apa-apa, Kak. Aku mau ke toilet sebentar.” ucap Casey sambil berlalu.

Casey masuk ke toilet wanita. Ia membasuh wajahnya, ia mengambil tissue dan mengelap wajahnya. Ia merogoh ponselnya, mencari kontak Edric dan menghubungi lelaki itu. Saat telponnya diangkat, langsung saja Casey bicara.

“Apa maksud pesan teks yang kau kirim, Edric?”

“Simple, aku hanya memperingatimu untuk lebih menjaga Kakak kesayanganmu itu, kalau kau tak ingin nyawanya melayang.”
Casey terkejut dengan ucapan Edric barusan.

“Apa kau gila, Edric!”

“Iya, kau boleh menganggap aku gila atau apa. Yang jelas urusanku dengan Fareel belum selesai.”

“Edric, kumohon. Hentikan semua ini! Clara meninggal bukan karena Fareel...” suara Casey tercekat menahan tangisnya.

“Tentu saja ini semua salah Fareel!”

“Aku mohon padamu, Edric! Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan, asalkan kau tidak melukai Fareel”
Edric tersenyum miring mendengar ucapan Casey.

“Baiklah, temui aku di gudang belakang sekolah saat jam pulang sekolah.”
Edric langsung memutuskan telponnya sepihak.

Casey memasukkan ponselnya ke saku roknya. Ia menatap wajahnya di cermin, untuk memastikan tak ada yang berubah dari raut wajahnya. Setelah memastikannya, Casey balik ke meja restoran itu dan kembali duduk di hadapan Fareel.

Fareel menatap wajah Casey, seperti ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan darinya. “Ada apa, Casey?” Casey tersenyum sambil menggeleng. “Tidak ada apa-apa, Kak,” Fareel mengangguk dan kembali menyantap makanannya.

Mereka kembali saat hari sudah gelap. Karena kelelahan Casey tertidur di mobil. Fareel tersenyum saat melihat wajah polos Casey saat tertidur. Fareel mengecilkan volume radio mobil sambil lmelajukan mobil hingga sampai ke rumah.

Setelah mobil terparkir sempurna dan mesin mobil sudah dimatikan, Fareel kembali menatap wajah Casey. Ia akhirnya memutuskan untuk membuka pintu samping dan mengangkat Casey ala bridal style sampai tiba di kamar Casey. Setelah membaringkan Casey di ranjangnya dan menyelimutinya, Fareel duduk di tepi ranjang Casey, ia ingin melihat wajah adiknya untuk sekali lagi. Fareel mengusap lembut anak rambut Casey dan mencium kening adiknya. Lalu Fareel menutup pintu kamar Casey dan masuk ke kamarnya.


∽介∽介∽介∽


Casey berjalan di koridor seklah sambil melihat ke sana kemari. Ia harus memastikan tidak ada orang lain yang tahu jika ia bertemu dengan Edric. Tiba-tiba saja seseorang menepuk bahu Casey, hingga membuat Casey terlonjak kaget.

“Kau mau ke mana, Casey?” rupanya itu Gavin. Casey mengelus dada karena terkejut. “Aku mau mengerjakan tugas. Kau sendiri mau kemana?” Casey mengatur nada bicaranya agar tak terdengar mencurigakan. “Aku mau pulang. Baiklah, aku duluan ya. Setelah tugasmu selesai, kau segera pulang ke rumah.” Casey mengangguk, Gavin meninggalkan Casey yang masih berdiri. Casey menatap punggung Gavin yang sudah tak terlihat lagi. Setelah memastikan sekolah sudah dalam keadaan sepi, Casey kembali berjalan menuju belakang sekolah, tempat ia dan Edric berjanji untuk bertemu.

My Amazing Brother [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang