[6]. Drunk

10.9K 358 2
                                    

"Apa kabar justin, kau tampak berubah sejak beberapa tahun lalu." Shawn menyalamiku lalu menyalami maddi. Tangan shawn sedikit lama disana, "Ehmmm,"Ucapku shawn dan maddi langsung melepaskan tangan satu sama lain,

"Selamat ulang tahun shawn, kuharap kau tak menyukai gadisku."ucapku pada shawn, ia tertawa. "Bieber, dia cantik pasti selalu banyak lelaki yang menginginkannya. Tenanglah, aku tak akan menyukainya," Aku terkekeh mendengar penuturan shawn,

Gadisku ini sepertinya sedang malu, pipinya memerah. Aku mengambil dua gelas Wine dan memberikan satunya pada gadisku.

Aku dan shawn dan maddi tengah berbincang bersama, tanganku tak lepas dari gadisku. Sudah berapa gelas ia meminum wine dan kurasa ia mabuk sekarang. "Shawn aku akan kembali pulang,"

"Baiklah, gadismu mabuk bieber. Jangan sampai kalian berakhir diranjang karena wine," Shawn tertawa di akhir kalimatnya. Aku langsung merangkul pinggul maddi, ia menyandarkan kepalanya di lenganku. Aku tau ia pasti pusing dan mabuk.

Aku membukakan pintu mobil untuknya, lalu aku masuk dari sisi lain. Maddi sedang menutup matanya dan berbicara tidak jelas, aku memaklumi itu. "Sshhh...ahhh...justin"

Aku kaget mendengar maddi mendesah, mengapa dia? apa yang dipikirnya?, "Kau terlalu mabuk sayang,"ucapku kemudian menajalankan mobilku.

Ia terus mendesah, tangannya terangkat dan menjadi diatas jerryku. Sial. Aku menegang, tangannya meremas jerryku dari luar celanaku.

Kepalaku pening menahan tubuhku agar tak melakukan apapun padanya, aku takut jika tidak memegang kendaliku. "Justin...aku menginginkanmu...."Ia berucap sambil meremas lenganku,

"Tidak,tidak. Kau mabuk sayang Berhentilah mendesah sayang"Celanaku semakin sempit dibawah, rasanya senjataku ingin keluar dari dalam sana.

Aku memakirkan mobilku diparkiran apartement, lalu menggendong gadisku ala bridal style. Resepsionis apartement itu tersenyum padaku, aku membalas senyumnya dan menuju lift lalu menekan tombol dengan susahnya.

Ting! Aku berjalan cepat menuju ruang apartementku, aku menutup pintu dengan sebelah kakiku dan menguncinya dengan tanganku.

Aku membaringkan gadisku dengan perlahan diatas ranjang, lalu aku melepas semua baju dan celana yang kupakai menyisakan boxer Polo ralph-ku. Aku melepas dress yang gadisku pakai lalu melemparnya begitu saja. Ia memakai bra berwana hitam, cukup indah karna kulitnya putih. Underwear itu juga sangat menggemaskan, mempunyai renda dibagian depannya.

Aku menyelimutinya bersama tubuhku lalu memeluknya, aku cukup mencium aroma wine yang masih menempel dimulutnya.

                               ****

"Justin kau tak melakukan apapun padaku kan?" Tanya gadisku saat ia bangun, ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Aku akan mengerjainya, "Kau tidak ingat? Sayang sekali."ucapku.

"I-ingat apa?,"Tanyanya sepertinya ia ingin tau sekali, aku menyeringai "Malam tadi, itu malam yang menyenangkan sekaligus malam yang panas. Aku suka mendengar desahanmu ketika aku memasukan jerryku."

Ia terlihat kaget namun merubah ekspresinya lagi, "Kita melakukan itu?"Tanyanya, "Iya sayang...Kau tak ingat?"

"Kau pasti bercanda,"ucapnya. "Aku tidak bercanda, Sudahlah siap-siap saja Bawa bikinimu untuk kepantai."ucapku, ia terlihat bahagia sekarang tak seperti detik-detik tadi.

                              ****

"Justin! mataku sakit,"aku berhenti melemparinya dengan air menggunakan tanganku kemudian mendatanginya yang telah mengusap matanya. "Ada apa sayang?"tanyaku, ia mengerucutkan bibirnya,"Mataku kena air banyak, sakit sekali"ucapnya.
Aku melihat matanya yang ia usap, matanya tampak merah. Aku meniup matanya kemudian mencium kelopak matanya. "Sudah tidak sakit?"tanyaku

BROTHER AND SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang