[23]. You want?

5.1K 205 20
                                    

-Maddi Jane's POV-

"lalu kau ingin dimana? dihotel atau di ruangku?"Pertanyaan justin membuat pipiku memerah. Haruskah ia menanyakan hal bodoh itu?

"Simpan sebentar pikiran mesummu itu tuan mesum!"Ucapku.Ia semakin menarik badanku agar menempel dengannya. Aku selalu kalah jika disentuh olehnya , aku tidak mengerti aku samasekali tidak bisa melawan jika ia mulai menyentuhku. Tetapi kali ini aku harus kuat melawannya , aku disini ingin bekerja bukan seperti ini.

"what?" Justin menempelkan keningnya dengan keningku, menatapku dengan mata yang sedikit layu. Nafasnya sangat wangi mint , aku suka itu. "Aku disini ingin bekerja bukan seperti ini oke? . Beri aku pekerjaan dan aku akan melaksanakannya." Ucapku pelan sambil meremas rambut emasnya itu.

ia melepaskan keningnya dariku."baiklah , maafkan aku" Ia melenggang pergi , aku mengikutinya dari belakang.Ia mempersilahkan ku masuk kedalam Ruang CEO nya.

"Jadi kau harus mengerjakan ini" Ucapnya memberiku sebuah berkas tebal."Jika sudah selesai kau bisa mengembalikan berkas ini , dan aku akan menandatangani-nya Oke?" Lanjutnya.Aku hanya menggelengkan kepalaku paham."Aku pergi"Ucapku membawa berkas itu dan kembali keruangku.

Ruanganku sangat sepi dan nyaman ditambah AC yang full dinginnya. Aku mulai menyalakan komputer dan mulai mengerjakannya. Mulai dari mencari semua yang ada dikertas itu , dan mengeprint-nya. Ini tidak sulit. Hanya saja terlalu banyak.

Waktu berjalan dua jam , pekerjaan ini hampir selesai. Tinggal menyusun dan menstaples berkas ini. Aku berdiri dan tiba-tiba saja kepalaku pusing , aku kembali terduduk dikursi staffku memijat kepalaku. Apa karna aku melihat layar komputer mataku menjadi seperti ini? Oh ayolah aku bahkan baru sekali disini , dan kepala bodohku ini sudah lelah?. Aku mencoba berdiri lagi dengan membawa berkas itu menuju ruang justin.

"Aku sudah menyelesaikannya" Ucapku lemas dan memijit pelipisku.Justin langsung berdiri dan menggenggam bahuku dan menatapku. "kau kenapa?" Tanyanya ia terlihat khawatir dan mendudukkanku di pangkuannya menghadapnya , menyandarkan tubuhku pada meja.

"Aku hanya sedikit pusing" Jawabku.

"Kau ingin kedokter? aku akan mengantarmu"

"aku hanya pusing tidak perlu kedokter , ini hanya pusing biasa karna melihat layar komputer lama"
Aku memeluknya dan menenggelamkan wajahku di lehernya menikmati wangi yang ia pancarkan.

"baiklah" Ia mengecup pipiku dan mengelus punggungku lembut. Aku benar-benar menyukai kenyamanan yang ia berikan. "kau nyaman hmm?"Tanyanya.

"very comfortable daddy"Ucapku. Ia terkekeh."Kau nakal"Ucapnya. Aku tidak memperdulikan ucapannya seakan aku larut dalam kenyamanan yang ia berikan.

one...

two...

three...

Aku tertidur lelap. Tidak lama ada suara orang yang mengetok pintu , baru menutup mata sudah ada yang mengganggu?Menyebalkan. "sial" Umpat justin. "sshhh....calm down babygirl" Ucap justin.

"Masuk" Ucap justin dari dalam ruangan tidak lama suara pintu terbuka . aku tetap tertidur nyaman tanpa memperdulikan orang yang datang. " Maaf menganggu tuan , anda harus menanda tangani ini"

-Justin Bieber's POV-

Maddi sedikit membuka matanya ketika ia mendengar suara ketukan pintu."shhh...calm down babygirl" Aku mencoba menidurkannya kembali.

"masuk" Ucapku . Seketika pintu terbuka dan menampakkan Lauren yang sedang membawa beberapa kertas yang ia susun rapi. Ia terkejut dan kembali mengubah ekspresinya seperti biasa. "Maaf mengganggu tuan , anda harus menanda tangani ini"

Aku tidak menjawab dan langsung menanda tanganinya."terimakasih tuan". Aku hanya tersenyum karna tidak ingin membangunkan gadisku yang tertidur lelap ini.

Aku menciumi rambutnya,sangat harum dan lembut. Roknya yang pendek dan ketat ter-singkap keatas. Melihatkan paha mulusnya itu. Aku mengelus pahanya sambil menatap wajahnya. Seketika tanganku terjulur untuk masuk kedalam roknya , meraba 'miliknya'.

Celanaku terasa sesak dan sempit , jerryku menegang! aku tau jerryku ingin keluar. Aku terus meraba miliknya itu dan celanaku semakin sempit. sial! Aku ingin pelepasan , milikku benar-benar tak tahan. Bagaimana aku melakukannya? Dia sedang tertidur karna pusing sialannya itu.

Aku membuka resleting celanaku dan mengeluarkan milikku yang sudah mengeras dan mengacung tegak . Aku menggenggam milikku dan memijitnya , Aku menyingkap rok maddi agar lebih terangkat dan menggosokkan milikku pada miliknya. Ia mengerang tetapi tak membuka matanya . Aku terus menggosokkan milikku dan menciumi lehernya. Matanya perlahan terbuka , ia sedikit kaget. Ia melihat apa yang telah menggosok miliknya , dan ia mendesah. "Kau ingin?" Tanyanya.

"Benar-benar ingin" Jawabku dengan nafas yang tak teratur , ia berdiri dan duduk diatas mejaku. Aku mulai melepas celana dalam yang ia kenakan , aku mulai memasukkan milikku perlahan dan ia memejamkan matanya menengadah keatas. "ahhhh...." Desahnya ketika milikku benar-benar masuk semua.

Aku menggerakkan pinggulku."ahhh...fas..ter..jus..tin.." Desahnya.Ia menutup matanya dan meremas rambutku , aku semakin mempercepat gerakanku. Dan ia mendesah keras. "say my name babygirl"

"ahhh...jush...tin..Ahh". Maddi menggelepar dan mengejang."yes baby , ahh... milikmu meremas punyaku!Ahhh.."Desahku . Miliknya benar-benar meremas milikku dan menghisapnya. Aku menarik jerryku dan memukulkannya di miliknya.

"menungging sayang" Ucapku. Ia langsung bergerak dan menungging , aku langsung memasukkan milikku"Ahhh...maddi!"

"Jus...ahhh...tin!"Desahnya.Aku menarik kebelakang rambutnya agar tak terlindung wajahnya.

Aku mengeluarkan milikku dan menyemprot bokong maddi dengan sperma ku. Setelah itu aku mengambil tissu dan mengelapnya.

Ia duduk dan mengatur nafasnya. Aku kembali memasukkan jerryku yang masih berkedut. Dan mengambil celana dalam maddi yang kulempar sembarang arah tadi dan memakaikannya. Kami berkeringat dan pendingin ruangan ini tidak berguna.

Aku kembali memeluk maddi didalam pangkuanku.Merasakan badannya yang sedikit bergetar karna tadi. "Justin?"

"Yeah babygirl?"Aku mengusap punggungnya dan menikmati wangi rambutnya

"Aku ingin keruanganku"

"Kau harus disini dulu , untuk apa diruanganmu? Itu sangat sepi dan tidak ada justin disana . Bukankah kau senang jika ada seorang justin yang tampan dan penyayang wanita?"Ucapku dengan sedikit tertawa.

"kau terlalu pede"Ucapnya menutup matanya. Aku mencium pangkal hidungnya itu. "stop menciumku"Sergahnya.

Aku mengerutkan dahiku"mengapa?". Maddi menarik napas pelan dan menghembuskannya pelan juga."kau harus bisa menahan menciumku daddy"

"kau harus bisa menahan menciumku daddy"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BROTHER AND SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang