-Maddi Jane's POV-
sebelum aku jalan aku mendengar suara samar-samar di ruang musik. Itu seperti seseorang yang memainkan piano , aku mencoba memberanikan diri untuk melihatnya dan ternyata adalah justin.Ya!justin! suaranya benar-benar indah .
Aku mengintipnya dari Lubang kunci pintu, ia menyanyi dengan menutup matanya dan terlalu menghayati hingga dia mengeluarkan air matanya. Apa?! seorang justin bieber menangis? nyatakah penglihatanku? Aku melihat kembali dengan benar ternyata benar ia benar-benar menangis dan kemudian otakku teringat saat membaca pesan orang itu hatiku terasa sesak dan ditambah lagu justin yang begitu menyayat hati.
tubuhku merosot kebawah dan menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Bulir-bulir bening terjatuh dari mataku. Aku benar-benar lemah dan tidak kuat. Aku mencoba berdiri dan meninggalkan ruangan itu dengan segera aku berlari dengan terisak."Centrall park" Ucapku pada supir taxi itu ia pun mengangguk dan menjalankan kendaraannya. Mataku memerah serta hidungku yang merah akibat menangis.
"terima kasih" ucapku memberi beberapa dollar. Aku berjalan dengan menunduk
Brugg... Aku merasa seperti menabrak badan seseorang yang sangat kekar dan besar aku menolehkan kepalaku pada yang kutabrak tadi , ternyata adalah sebuah laki-laki dengan paras tampan dan ke arab-araban ia tersenyum padaku benar-benar manis. "maaf"ucapku.
ia terkekeh. "tidak apa-apa. Sepertinya kita pernah bertemu tetapi dimana?"Tanya pria itu
"Ahh! kau adik angkat justin ya? yang bekerja sebagai sekretaris satu di bieber company? lebih baik kita duduk saja dikursi itu"Ucap pria itu dan menuntunku ke kursi yang tersedia ditaman.
"dari mana kau mengenalku?"Tanyaku. ia tersenyum dan mengulurkan tangannya , ia tampan tetapi tidak tampan seperti justin.
Apa? justin lagi? lupakan saja.
"namaku zayn malik, aku sekretaris keduanya justin" Aku menjabat tangannya. "Benarkah?tapi aku tidak pernah melihatmu"ucapku mengerutkan alisku
"Ya kau memang tidak pernah melihatku karna kita jarang bertemu"Ucapnya lagi.
Aku hanya mengangguk pelan "Mengapa kau menangis tadi?"
Jleb. Apa yang akan kujawab? tidak seharusnya ia menanyakan itu bukan?
"tidak apa jika kau tidak mau memberitahuku"Lanjutnya.
"Bukan s-seperti itu"jawabku menunduk hatiku terasa sesak lagi saat mengingatnya.
"jadi seperti apa? seperti ini?" Zayn tertawa dan aku langsung mencubit lengannya "aww! it's hurt!" ucapnya menggosok bekas lengannya yang ku cubit
Zayn ternyata lelaki baik , meskipun aku baru mengenalnya ia terlihat baik "Aku ingin curhat zayn" zayn langsung menolehkan kepalanya menatapku dengan kening berkerut "baiklah aku akan mendengarkanmu"
"ini tentang justin , tetapi kau harus berjanji untuk tidak memberi tau justin. Promise?" ucapku mengangkat jari kelingkingku zayn pun menautkan jari kelingkingnya dengan jariku.
"sekitar tiga atau empat hari yang lalu , aku sedang meminjam handphone justin. semuanya tampak baik-baik saja kemudian aku membuka SMSnya dan di sana tertera tulisan unknown number , aku tertarik untuk melihatnya" aku menarik napas panjang sebelum melanjutkan perkataanku.
"ternyata itu adalah seorang wanita yang tidak kuketahui , dia menyebut justin babe hatiku sangat sakit saat melihatnya. Wanita itu mengundang justin untuk datang pada acara kantor di satu restaurant dan night club." Air mataku jatuh begitu saja dari tempatnya , Zayn mendekapku dan mengelus punggunggku mencoba menenangkanku.
"Kemudian Justin menemui wanita itu" Lanjutku.
"justin sudah memberi penj---"aku memotong ucapan Zayn.
"Aku tidak ingin mendengar penjelasannya Zayn..."
"dengarkan aku, waktu itu memang ada acara kantor di restaurant. Justin datang tetapi ia tak membawamu , kau tau hailey? Ia memeluk justin dan mengataimu jalang. Justin sangat marah hingga ia menendang dan menggebrak meja lalu ia pergi begitu saja."
Benarkah ucapan Zayn? apakah aku salah paham lagi? mengapa aku begitu bodoh? dan mengapa aku begitu bodoh tidak ingin mendengar penjelasannya? Mengapa aku selalu bodoh dalam urusan cinta?
"Benarkah? lalu aku ini salah paham maksudmu?" Aku bertanya pada Zayn yang memandang lurus kedepan.
"Kau salah paham maddi seharusnya kau mendengarkannya berbicara."Ucap zayn , ada benarnya juga mengapa aku tidak ingin mendengarnya bicara?.
Mengapa aku terlalu bodoh? Aku merasa bersalah dan menyesal. Rasa bersalahku karna tidak ingin mendengarkan justin berbicara dan rasa penyesalanku ketika aku tidak perduli dengan justin yang merawatku saatku sakit.
Oh tuhan, maafkan aku yang bodoh ini. "baiklah terimakasih Zayn , aku ingin pulang"
"perlu kuantar?"tanya zayn. "tidak perlu zayn aku bisa sendiri, terimakasih waktunya Zayn"
****
-Justin Bieber's POV-Maddi datang ia terlihat seperti ketakutan entah ketakutan karna apa ia langsung memelukku erat , ada perasaan bahagia dan bingung. Aku bahagia karna bisa memeluknya kembali dan rasa bingung mengapa ia terlihat begitu ketakutan.
"Maafkan aku"ucapnya , apa sebenarnya yang terjadi?
"Aku sudah tau"
"apa yang kau tau dan yang kau takutkan?"Tanyaku sembari mengelus punggungnya dan mengecup puncak kepalanya.
"Soal...wanita yang di SMS itu , itu hailey kan?". Mengapa ia bisa tau?
"Ya itu hailey" jawabku.
"Terima kasih kau sudah membelaku saat dia mengataiku jalang."
"kau tau darimana?" Tanyaku. Maddi hanya tersenyum dan kembali menenggelamkan kepalanya di leherku.
"Kau tidak perlu tau justin , yang penting aku sudah memaafkanmu. Dan...tadi aku menaiki Fake taxi"
"Astaga! Apa kau sempat dimasukinya?!" Tanyaku setengah berteriak , maddi tertawa. apa yang lucu? Yang boleh memasukinya hanya aku tidak boleh orang lain. dia milliku!
"Heh! kau itu bodoh sekali , mana mungkin aku mau dimasukinya. Saat dia ingin mengeluarkan 'miliknya' aku menendang 'miliknya itu' dan ia kesakitan lalu aku pergi berlari." ucapnya santai , mengapa ia santai? padahal baru saja terjadi sesuatu yang berbahaya padanya.
"Dengar, kau itu tidak boleh lagi berjalan sendirian harus scooter menemanimu."Ucapku.
****
Aku menciumi leher maddi dengan rakus bercampur rindu. Ia memejamkan matanya sembari meremas rambutku , aku benar-benar senang ketika ia meremas rambutku."aku merindukanmu"Ucapku disela-sela ciumanku di lehernya. Ciumanku berpindah ke bibirnya melumat bibirnya tanpa ampun.
Tanganku berusaha membuka baju yang ia pakai , ia mengangkat tubuhnya sedikit memberiku akses mudah untuk membukanya. Kini tertinggal bra yang ada di dadanya , aku segera membukanya dan terpaparlah dua buah yang indah dan besar.
Aku memindahkan mulutku pada buah itu. "mhh...justin" aku mencoba memasukkan satu buah itu kedalam mulutku tetapi tidak bisa , itu terlalu besar. Tanganku melintir putingnya dengan ganas.
Aku menurunkan celananya , ia terlihat menatapku erat. Saat maddi benar-benar naked aku membuka pakaianku sendiri tanpa tersisa. Kami tidak memakai sehelai benang pun , dan itu membuatku bergairah.
Aku membuka paha maddi lebar lalu mengarahkan jerryku pada miliknya. Jerryku benar-benar masuk semua pada miliknya, kemudian aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat. "ahh...justin..."
Vote + comment. Comment for next😘
Baca story gw yang ke2 guys.
judul : My idol is a mind reader
Liat di profil gw .
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER AND SISTER!
FanfictionCiuman justin semakin lama semakin panas dan turun ke leherku , justin menggigit kecil disetiap leherku dan menghisapnya membuatku mendesah , tangannya membuka bra , hotpants , dan CD ku lalu membuangnya kesegala arah sekarang aku naked tanpa sehela...