[24]. Bad dream

4.6K 185 13
                                    

-Maddi Jane's POV-

"setidaknya ruangan ini akan seru jika di isi dengan alat musik seperti piano dan gitar." Ucapku berputar-putar mengelilingi ruang yang tidak terpakai dirumah kami. Meskipun tidak terpakai tetapi ruangan ini selalu bersih dan terawat. Cat nya masih cerah dan bagus tidak sedikitpun ruang ini tergores.

"kau ingin piano dan gitar   disini?"Tanyanya.

"tentu , menyenangakan bukan jika mempunyai piano. Kita bisa bernyanyi sesuka hati dengan memainkannya. Aku suka piano."Ucapku. Justin tampak memperhatikan keluar jendela."Justin? you listen me?"tanyaku.

"Aku mendenga , ini masih tidak terlalu panas kan? Kita bisa menyiapkannya sekarang."

"maksudmu?"Tanyaku bingung."Kita akan membeli piano dan gitar yang kau mau" Jawabnya santai. Dalam hatiku aku berteriak nyaring. Benarkah?secepat ini?bahkan aku baru bilang sekarang , tetapi ia sudah ingin membelikanku?.

"secepat ini? maksudku , aku baru bilang padamu tetapi kau sudah ingin memenuhi permintaanku"Aku mendatanginya dan ikut melihat keluar jendela. Menatap apa yang dilihatnya.

"Semua akan kulakukan untukmu."
semua akan kulakukan untukmu. Aku tidak bisa menahan senyumku. Kalimat itu membuat pipiku memerah.Ah sial!

                          💍💍💍

"taruh piano itu disana" Perintah justin pada pengangkat barang itu.Kami sudah membeli barang untuk studio kami.Mulai dari piano , gitar , drumband bahkan DJ dan lain-lain.

Setelah semua selesai dan rapih justin memberi beberapa puluh dollar untuk beberapa pengangkat barang itu, aku mengelilingi berbagai alat musik disini. Sepasang tangan kekar memeluk perutku dari belakang , dan menaruh dagunya di bahuku.Nafasnya menghembus di leherku , membuatku geli.

Aku melihat justin , ia sedang memejamkan matanya sambil memelukku dari belakang dan masih menaruh dagunya."Apa kau lelah? Aku bisa menemanimu tidur."Ucapku.

"Aku lelah."Justin berucap sambil menarik pinggulku berjalan keluar ruang musik ini.

Justin merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya , aku menyusulnya merangkak naik diatas kasur.

Aku tidur memunggungi justin. Sebuah tangan besar menarik pinggangku lebih dekat hingga menempel pada badannya yang eightpack. Aku tersenyum dalam diam , tangannya berusaha menutupi tubuh kami dengan selimut.  Nafasnya menghembus di leherku membuatku geli. Tangannya melingkar diperut datarku, aku memegang tangannya dan mulai menutup mataku mencoba untuk tidur.

maddi melihat lelaki itu sedang melakukan hubungan intim didepan matanya. Mereka melakukan di kamar justin. "ahhh....justinn..."desah wanita itu , maddi mencoba mengatur nafas.
"ahhh....lauren..."desah justin .

Maddi menahan air matanya yang sudah siap mengalir kapan saja. "apa yang kau lakukan disitu?! pergi!!" justin membentak maddi , dan mulai melepaskan persatuan mereka justin mulai mengambil ikat pinggangnya dan tersenyum smirk pada maddi , membuat maddi menangis ketakutan.

Justin memukuli maddi dengan ikat pinggang yang dia pegang itu "ini untukmu yang melihatku!"

"habiskan dia sayang!" ucap wanita itu pada justin , dan justin mulai memukuli maddi lagi. "s-sakit...justin."
Maddi mencoba berkata . "sakit kau bilang? Siapa suruh kau disini bodoh!!"

maddi hanya menangis menahan sekujur tubuhnya yang terkena pukulan justin.

Aku terbangun dari tidurku dan mencoba menyesuaikan semuanya , tidak terjadi apa-apa dan sangat aman. Nafasku tercekat keringat membanjiri tubuhku , justin terbangun dan memelukku. "Sstttt.....kau kenapa?"Tanya justin lembut. Aku masih takut dengan mimpi sialanku tadi. Aku hanya menggeleng dan memeluknya . Ia menciumi rambutku berkali-kali mencoba menenangkanku. Aku berharap mimpi ini tidak pernah terjadi.

-Justin Bieber's POV-

Maddi terbangun dari tidurnya , nafasnya benar-benar memburu. Aku tau pasti ia mimpi buruk,tubuhnya penuh keringat. Aku memeluknya dan mencoba menenangkannya,ia membalas pelukanku. Setelah ia tenang aku melepas pelukanku.

Aku mengambil handphoneku melihat jam , ini sudah jam lima sore."Maddi kau tidak ingin mandi?"Tanyaku lembut. Ia mengangguk dan melepas selimut yang melilit tubuhnya.

"ingin kutemani?"

"tak usah" Jawabnya tersemalam  lalu masuk kekamar mandi. Aku langsung menutup wajahku dengan tanganku dan merebahkan diriku di sofa. Aku melihat suatu notifikasi di handphoneku. Tidak ada nama tertera disana , ia memberi pesan dan langsung kubaca.

"Babe malam ini kau harus datang ke acara kantor di National Restaurant & Night Club . Aku menunggumu disana. Love u"

Siapa dia?Acara kantor?Kenapa lauren tidak bilang padaku? mengapa harus orang sialan ini?. Aku sama sekali tidak ingin membalas pesannya , sebenarnya ia siapa? Apakah ia hailey wanita yang menyukaiku tapi tidak pernah kulirik? sial.

Aku melihat maddi yang tengah selesai mandi ia mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk dan melilitkan handuk di tubuh mungilnya itu. Tampak...sexy...

"Kau tidak mandi?" Tanyanya lembut.

"Aku akan mandi"Aku langsung bergegas mandi.

                           💍💍💍
"Atas nama bieber company" Ucapku pada pelayan itu.

"Bieber company? sebentar tuan."Jawabnya. "Meja nomor 15 di sebelah kiri sana."Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.Ia menggodaku. Aku samasekali tidak tertarik padanya. Ia benar-benar bodoh. Merasa tidak kuherani aku langsung berjalan kearah yang ku tuju. Maddi tidak ikut , ia bilang. Ia ingin diam saja dirumah , dan ia tampak aneh. Maddi seperti cuek dan sedikit meremehkan ucapan yang kuucapkan padanya tadi sebelum aku jalan. Mungkin dia sedang masa menstruasinya,tapi....bukankah ia baru selesai beberapa hari yang lalu? Entahlah aku pusing sekali.

Aku melihat Banyak orang yang sudah menungguku di meja yang kupesan itu.

Seharusnya Maddi bersamaku disini. Batinku. Ada hailey , ia tersenyum lebar dan memelukku."Apa kabar babe" . Apa yang ia lontarkan barusan?Babe? Apa dia tidak waras?

"kau sering sekali bersama jalang barumu itu"Bisiknya tepat ditelingaku.Membuat wajahku merah padam , Maddi kah yang ia maksud?

"Siapa namanya?Aku lupa"Lanjutnya."Madsi? Madli? Ah! Maddi" ia tetap memelukku daritadi.

Aku berdesis."Hentikan omongan bodohmu hailey! Dia bukan jalangku!" Ucapku menggebrak meja , semua orang menatapku dan hailey. Perduli akan tatapan itu."sekali lagi kau mengatainya jalang. Aku tak segan-segan membunuhmu!" Ucapku berteriak dan kembali menggebrak meja , lalu aku meninggalkan tempat itu.

Aku melajukan mobilku menuju rumah. Setelah sampai aku masuk dan samar-samar mendengar orang menangis. Siapa yang menangis? Aku menaiki anak tangga , dan semakin terdengar orang yang menangis itu.  Aku membuka pintu kamar Maddi dan mendapati...

Who is he?

Who is he?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BROTHER AND SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang