[9]. They're dead

8.3K 266 1
                                    

aku langsung berlari kekamarku disusul justin , aku merebahkan tubuhku diatas kasurku lalu menutup mataku justin berbaring disampingku lalu mengusap rambutku.

"Kau pasti lelahkan sayang?tidurlah aku akan menemanimu disini" justin menarikku kedalam pelukannya , pelukannya sangat hangat seperti selimut hidup, "Aku tidak lelah, kau yang lelah karna menjagaku."

Aku mendengar deru nafasnya terdengar ditelingaku, aku membelakanginya dia memelukku kuat , lalu aku berbalik menghadapnya memperhatikan setiap inchi wajahnya oh tuhan dia sangat tampan , aku menaikkan kakiku diatas badannya lalu memeluknya dan menenggelamkan wajahnya di dadaku, aku mengusap rambutnya, rambutnya sangat halus sekali berwarna kuning keemasan.

Aku meminjam hp justin aku menelfon mom menanyakan apa kabarnya, tetapi ia tak aktif. Aku mencobanya berulang kali tetapi tak bisa, aku mencoba menelfon dad tapi yang kudapatkan hasilnya sama. Hanya jawaban operator sialan.

Aku mendengus dan menaruh kembali ponselnya dan mencoba untuk tidur.

                                 ****

'Is it too late now say sorry' suara handphone justin bunyi itu adalah lagu sorry versi acoustic aku terbangun sedangkan justin masih terlelap, aku berdiri pelan dan mengangkat telfonnya

"Hallo dengan siapa?" ucapku
"Apa ini keluarga dari jeremy bieber?"
"Ya, kenapa?"Tanyaku, "Kau Maddi?"tanyanya lagi. Aku mendengus,

"Ya ini aku ada apa? Kau membuang waktu saja"
"Begini maaf sebelumnya"

deg aku takut apa yang terjadi?

"Kami dari rekan kerja tuan jeremy dan justin bieber, tadi saat menuju perjalanan pulang kerumah jeremy dan pattie tertembak, kalian bisa mendatanginya di rumah sakit. aku akan memberikan alamatnya."

WHAT??! Tidak sadar hp yang kupegang dengan aman sekarang jatuh kelantai , bulir-bulir bening berjatuhan dari mataku . justin yang sadar akan hal itu dia langsung terbangun dan memelukku. Aku menenggelamkan wajahku di dadanya, ia mengusap punggungku lembut lalu mengambil ponselnya yang terjatuh.

                                 ****

"Mom dad bangun!"aku menangis dengan mencoba mengguncang tubuh mom--dad. Tetapi takdir seperti berkata lain, Mom--Dad tidak kunjung bangun. Tubuh mereka pucat dan dingin.

Aku seperti tidak terima dengan ini, aku terus menangis meronta. Justin membawaku dipelukannya, aku memegangi dadaku yang terasa sesak.
Aku menatap justin dari bawah sini, matanya memerah dan mengeluarkan air mata sembari menatap Mom--Dad dengan kepedihan. Ketika air matanya jatuh ia langsung menghapusnya dengan kasar.

"Permisi" ucap dokter dan beberapa susternya, mereka mendorong tempat tidur yang Mom dan dad gunakan. Aku hanya menangis melihatnya,

"Apa mereka tidak bisa ditolong?"Justin bertanya pada dokter itu, "Maaf tuan, takdir berkata lain. Ayah tuan tertembak pas di jantungnya, sedangkan Nyonya ini tertembak di otaknya. Maafkan kami,"

Cobaan apa ini?! Mom dan dad sudah meninggalkan kami berbulan-bulan dan sekarang? Selamanya!! Aku tak kuasa menahan tangisanku

Stainless steel itu masuk kedalam ruangan mayat, aku hanya menangis memeluk justin. Jika ini takdir aku akan mencoba menerimanya dengan ikhlas.

Semua kenangan mereka berdua seakan berputar di otakku, Kini hanya justin yang kupunya. Aku bersyukur masih ada dirinya jika tidak, mungkin aku sudah ikut bersama Mom--Dad menuju alam lain.

                               ****

Hari ini penguburan kedua orang tua justin semua memakai baju hitam termasuk kedua Kakak-Adik itu. rumah mereka dipenuhi orang yang turut berduka cita. Kepergian orang tua mereka membuat kedua sejoli itu nampak selalu murung dan diam.

justin menggenggam tangan gadisnya erat menautkan jarinya dengan jari gadisnya. 

Kini kedua orang tua mereka ditaruh didalam peti dengan sempurna lalu dibawa menggunakan mobil ambulan kerumah terakhir mereka. Kuburan.

Pendeta mengumumkan bahwa peti akan segera dikuburkan. Maddi yang mendengar sekaligus menyaksikan menangis melihatnya. Sedangkan si kakak menatap lurus dengan pandangan menyedihkan dan menyakitkan, semua orang memaklumi itu.

Peti kedua orang tua merka diturunkan kedalam tanah lalu dikubur rapi semua orang merapikan kuburan lalu menaruh bunga mereka dan pulang.

Kedua sejoli itu masih disana, berdiri dengan menatap dua gundukan tanah. Mereka menaburkan bunga diatas peti itu, lalu beranjak pulang.

                               ****

Sudah hampir sebulan kedua orang tua mereka pergi. Justin dan adiknya itu, masih uring-uringan. Terkadang jika malam maddi menangis mengingat mengingat orang tuanya. Dia begitu menyayangi mereka,

"Maddi sarapan sudah siap, aku menunggumu."

"Iya justin, kau duluan saja"Jawab si gadis. Ia menuruni tangga dan melihat si kakak sedang memainkan ponselnya.

"Kau belum memakan punyamu?"Tanya sigadis pada justin

"Belum , aku menunggumu sayang" Justin tersenyum manis  inilah yang ditunggu-tunggu gadisnya.

senyuman manis justin tak pernah terlihat selama kepergian orang tua mereka. Tetapi . . senyum itu kembali kini. membuat adik gadisnya senang.

BROTHER AND SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang