Extra Part 2 - Rumah

10.7K 777 7
                                    

engkau adalah rumah, tempat yang paling indah di pelukanmu, sayang, aku akan pulang. - Fiersa Besari.

Sekarang, rumah yang ditempati Mandira dan Attir sangat berwarna karena kehidupan baru dimulainya dengan sempurna.

Menjadi seorang istri,

Ibu untuk anak perempuan yang sangat menggemaskan.

Sungguh, itulah kesempurnaan yang sangat sempurna bagi Mandira.

"Resha~ jangan lari-larian sayang." titah Mandira memperingati anaknya yang kini sedang lari-larian di sekitar taman depan rumahnya.

"Bunda, boleh ngga?" Resha berhenti di hadapan Mandira yang sedang duduk di kursi taman.

Mandira menatap anaknya penuh perhatian, "apa sayang?"

Resha menunjuk kupu-kupu yang sedang hinggap di salah satu tanaman. Memberi isyarat jika ia ingin sekali menangkapnya.

"Iya, jangan lari-larian tapi." Mandira tersenyum, Resha hanya menganggukan kepala dan mencoba menangkap kupu-kupu itu.

"Bunda susah banget ngambil kupu-kupunya." keluh Resha yang kini terududuk di rerumputan. Mandira terkekeh melihat kelakuan anak sulungnya yang berumur empat tahun itu.

"Ya, emang susah sayang."

"Ayah~" teriak Resha saat melihat Attir baru saja keluar dari pintu sambik membawa segelas susu hangat. Attir langsung menghampiri mereka dan duduk di sebelah Mandira.

Mandira tersenyum,

Selain menjadi istri, ibu ada satu hal yang sangat ia syukuri sampai saat ini,

Yaitu, keberadaan Attir di hidupnya.

"Nih, Bunda minum susunya dulu ya." kata Attir memberikan gelas itu pada Mandira.

Resha berdiri, duduk di pangkuan Attir.

"Minum, Bunda. Biar dedeknya ngga haus, ya ayah?" timpal Resha sambil tersenyum.

Mandira meminum susu kehamilan yang dibuatkan Attir, bulan ini kandungannya berjalan 5 bulan. Itu artinya Resha akan jadi kakak kurang dari 5 bulan lagi.

"Nih, Resha tahu ngga kenapa kupu-kupu sulit ditangkap?" kata Attir, Resha menggeleng.

"Kupu-kupu tuh sama kaya Bunda."

Resha menatap Attir, Mandira juga menatap Attir dengan tatapan heran.

"Bunda cantik?" lanjut Attir yang bertanya pada Resha.

"Jadi, bunda cantik, kupu-kupu cantik. Resha cantik juga, ayah?"

Mandira sedikit terkekeh mendengar respon Resha.

"Jangan potong ucapan ayah." kata Attir, Resha mengangguk tanda mengerti.

"Semua perempuan itu cantik kaya kupu-kupu. Tapi, ada satu hal yang membuat kupu-kupu itu sulit ditangkap. Karena, dengan cantik saja tidak cukup."

"Hah?" Resha membulatkan matanya, tak paham dengan ucapan ayahnya.

"Resha harus baik, kaya bunda. Karena semakin baik, akan semakin sulit didapatkan. Dan yang sulit didapatkan, spesial. Iya kan?"

Attir menatap Mandira yang sedang tersenyum.

"Jadi, Resha harus jadi anak baik?" tanya Resha, Attir mengalihkan pandangannya dari yang tadi menatap Mandira kini kembali menatap Resha takjub karena anknya mengerti maksud yang diucapkannya.

"Alhamdulillah." kata Attir yang sukses membuat Mandira tertawa terpingkal-pingkal.

Resha bangkit dari pangkuan Attir, kembali berlarian di taman.

"Pelan-pelan, Resha." kata Mandira dan Attir bersamaan.

Mandira meletakkan kepalanya di bahu Attir. Attir langsung mendaratkan beberapa ciuman di puncak kepala Mandira sambil tangannya memegangi perut Mandira yang mulai buncit.

"Ayah, masa cuma dipegang, dedeknya mau dielus-elus." kata Mandira pelan, Attir hanya tersenyum.

"Oh iya? Kaya gini ya, Bun?" Attir langsung menggerakan tangannya secara halus di perut Mandira.

Mandira menganggukan kepala.

Kebahagiaan yang sempurna.

—Jatukrama—

"Resha~ jangan keluar dari gerbang, nak." teriak Mandira ketika melihat Resha yang berlarian ke depan gerbang.

Teriakan darinya sama sekali tidak dihiraukan oleh Resha, maka dengan sigap Mandira menyusuli Resha.

Mandira menarik tangan Resha sebelum anaknya itu benar-benar keluar dari gerbang.

"Mau ngapain sih, kakak?" tanya Mandira, Resha hanya tersenyum.

"Mau ngerjain bunda." Resha melepaskan pegangan tangan Mandira, lalu kembali berlarian ke dalam rumah.

Anak itu, semenjak mau memiliki adik kelakuannya semakin menjadi-jadi, pikir Mandira.

"Ndira? Mandira?" Mandira menghentikan pergerakan tangannya saat akan menutup pintu gerbang.

Dilihatnya seorang ibu berumur lanjut, meski begitu beliau masih gagah serta kecantikan masih terlihat di wajahnya dan sepertinya Mandira mengenali ibu itu.

"Iya?"

Ibu itu langsung tersenyum.

"Rani, ibunya Saka."

••••

Extra part ke 2, selesai.
Finalnya di extra part ke 3 ya, yang bakalan di publish tanggal 4 april (bisa lebih cepat).

Tunggu ya kelanjutannya hehe :)

Selamat hari selasa.

Minds.

JatukramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang