18. Benderang
Terentang jejak di belakang dan hilang yang kelak di depan. Tak kau dan ku lalu, tak menyerah pada waktu. – (Banda Neira - Benderang)
Siang ini Mandira memutuskan untuk mengantarkan makan siang pada Attir. Ia mengeratkan tangannya pada kotak makan yang sedang di genggamannya, capcay serta semur daging di dalamnya semuanya adalah kesukaan Attir.
"Mas," panggil Mandira yang kini sudah tiba di meja Attir, dilihatnya Attir yang kini duduk membelakanginya sambil melihat kalender kecil ditangannya.
Attir tersenyum sambil menoleh melihat ke arah istri cantiknya yang kini berdiri di hadapannya, rambut panjangnya dikuncir asal membuat Mandira terlihat lebih menarik.
"Kamu kesini? Ada apa memangnya?" tanya Attir yang terbangun dari duduknya lalu menuntun Mandira duduk di sofa yang memang disediakan di ruang kerjanya.
Mandira mengangkat kotak makan itu sambil tersenyum, "aku bawa ini buat makan siang kamu, Mas." katanya.
Attir menyambutnya dengan gembira, ia senang sekali dengan perhatian Mandira akhir-akhir ini. Attir langsung mengambil kotak makan itu. "Kamu udah makan?"
Mandira mengangguk. Matanya tidak lepas dari suapan Attir ke dalam mulutnya yang sangat terlihat menikmati sekali makanan yang dibuat Mandira. Tiba-tiba ada suatu rasa di hatinya, Mandira menatap wajah Attir entahlah ia merasa bersalah atas semua perlakuannya pada Attir kata maaf berkali-kali ia gumamkan, kecil sekali bahkan Attir tidak mendengarnya.
"Aku udah resign dari kerjaanku." kata Mandira di sela-sela makan Attir. Attir menghentikan suapannya, meminum air yang sudah di siapkan Mandira.
"Kenapa? Ada masalah di sana?"
Mandira mengumpat dalam hati, betapa bodohnya ia telah mensia-siakan lelaki yang berada di hadapannya.
"Aku ingin meninggalkan apa-apa yang memang harusnya aku tinggalin Mas. Saka dan aku telah memiliki takdirnya masing-masing. Dan aku harus melanjutkan hidupku bersamamu.
"Maafkan aku Mas. Aku bukan istri yang baik. Aku..... Yang aku lakukan hanya menyakitimu, maaf. Terima kasih sudah bertahan Mas, kapanpun kamu mau berhenti a-ku siap Mas." kata Mandira dengan isakkan tangisnya. Attir langsung menarik Mandira kedalam pelukannya lalu mengusap punggungnya, mengecup puncak kepalanya berkali-kali.
"Kamu yang terbaik, Ndi. Kamu istri yang baik, kebutuhanku semua selalu kamu penuhi. Ndira sejak ijab qabul yang aku ucapkan waktu itu aku telah berjanji di hadapan Allah untuk menjaga, memuliakan, menyayangi wanita yang telah aku pilih." Mandira melepaskan pelukannya pada Attir, matanya menatap mata Attir serta jari-jari Attir dengan sigap menghapus air mata dimata Mandira.
"Ada satu Mas yang belum mampu aku penuhi." katanya dengan isakkan. Attir tersenyum.
"Kamu bisa melakukannya ketika kamu siap, Ndi. Aku tidak memaksa bagaimanapun pernikahan kita sangat mengejutkan kamu dan kitapun butuh beradaptasi." ucap Attir yang memberikan rasa lega pada Mandira. Mandira tersenyum ia benar-benar bersyukur menikah dengan Attir.
"Nanti sore kita jenguk Saka ya?"
"Untuk apa?" Mandira bertanya heran sementara Attir tersenyum. Tangannya melingkari pinggang Mandira menghapus jarak di antara mereka.
"Meminta izin untuk menjagamu, menyayangimu, mencintaimu untuknya." bisik Attir di telinga Mandira bahkan Mandira bisa merasakan hangatnya napas Attir di kulit lehernya. Lalu Attir mendekatkan wajahnya dengan Mandira, tersenyum sebelum akhirnya bibirnya menyentuh bibir Mandira.
——
Hai....
Selamat tahun baru semuanya :) maaf baru bisa lanjut ceritanya karena keabisan ide wkwk tapi kalaupun ada yang masih nungguin ya hehe.Pokoknya happy new year ya, semoga 2k17 jadi tahun yang menyenangkan buat kita semuaaaaaa:)
-de
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama
ChickLitDialah, Saka. Yang membuat Mandira, seorang manager disalah satu perusahaan ternama harus menanggalkan jabatannya dan beralih menjadi seorang suster di Rumah sakit jiwa. Dialah, Saka. Yang membuat Mandira harus menjauhi suaminya sendiri. Dialah, Man...