13. Kala

7.7K 921 7
                                    

13. Kala

Gambaran-gambaran kenangan yang ditampilkan waktu kini menemui akhirnya, Attir kembali diam saat waktu menghukumnya, menunjukkan jika ia tak akan pernah bisa memiliki wanita yang ada di hadapannya, Mandira.

Semuanya telah ia lakukan untuk menghapus semua perih luka Mandira, namun tak berbalas apapun untuk dirinya bahkan ia membiarkan Mandira untuk merawat Saka kala Saka mengalami gangguan jiwa. Tak terbayangkan betapa kokohnya hati Attir menerima itu semua.

Andai Mandira tahu, jika ada yang menunggunya pastilah Attir orangnya, jika ada yang ingin menua bersamanya pastilah Attir orangnya.

"Makanan dicuekin sih gak apa-apa tapi jangan istrinya dong."

Suara khas milik Mandira menganggu konsenterasinya, dengan senyum dikedua sudut bibirnya Attir menatap mata Mandira dalam, ingat! Mandira tak akan pernah mencintaimu. Pikirnya dalam hati.

"Gimana dengan Saka?" Sial! Harusnya Attir tak mengatakan itu, sudah jelas sekali jika hal itu akan menyakiti dirinya sendiri.

"Aku hanya menjenguknya beberapa menit, mungkin baru besok aku akan menjaga dan mulai merawatnya." kata Mandira seraya memasukan sendok yang berisi nasi dengan lauk semur ayam dan capcay buatannya sendiri.

Attir mengangguk, ia tak ingin pembicaraan ini berbuntut panjang.

"Bagaimana perkembangan kasus Ayah?" tanya Mandira.

"Ada penemuan baru dan sekarang lagi di cek semua kebenarannya, cukup kuat buktinya. Semoga Ayah bisa cepat keluar ya." jelas Attir, kali ini Mandira yang mengangguk sambil merapal kata amin yang menggebu-gebu.

"Terima kasih, kau baik Mas." kata Mandira yang hanya mendapatkan senyum dari Attir.

—Jatukrama—

Mata Mandira sudah lelah menatap langit-langit kamar tanpa terpejam, rasanya springbed ukuran kingsize ini terlalu besar untuk dirinya sendiri. Mandira menarik napasnya pelan, lalu perlahan memutar kedua bola matanya menuju Attir yang tertidur pulas di sofa.

Kalau boleh dibilang, Mandira juga sakit hati karena ucapannya sendiri, entah mungkin Mandira memang sudah mencintai Attir dan rasa khawatir akan Saka mungkin hanya sebatas rasa kasihan. Entah, entah Mandira pun tak mengetahuinya.

JatukramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang