Extra Part 3 - Jatukrama

12.8K 857 35
                                    

Mandira mempersilakan Nyonya Rani masuk ke dalam rumahnya dengan santun.

"Ibu, mau minum apa?" katanya ramah, Nyonya Rani yang sudah duduk di sofa menggelengkan kepala.

"Senang rasanya dengan panggilanmu, Ndi." ucap Nyonya Rani juga dengan senyumannya. "Tidak perlu repot, ibu tidak akan lama." lanjutnya.

Mandira mengambil posisi, duduk di hadapan Nyonya Rani.

"Baiklah, bu."

"Kamu sedang hamil?" tanya Nyonya Rani pada Mandira, Mandira mengangguk.

"Anak ke-dua bu, adiknya Resha." Mandira menunjuk Resha yang kini sedang bermain-main tak jauh dari tempatnya berada, Nyonya Rani langsung mengarahkan tatapannya pada Resha sesekali beliau tersenyum melihat tingkah laku anak itu.

"Ndira~" pandangan Nyonya Rani beralih, kini menatap Mandira.

"Iya?"

"Ibu minta maaf atas perlakuan ibu terhadapmu waktu itu, ibu minta maaf atas perlakuan ayahnya Saka terhadap ayahmu terlebih-lebih lagi ibu minta maaf karena tak bisa menyatukanmu dengan Saka." Nyonya Rani berucap dengan suara parau, lalu tangisannya sudah pecah mengingat-ingat kesalahannya pada Mandira.

"Ya Tuhan, banyak sekali dosa ibu padamu, nak. Ibu tahu ibu tak pantas mendapat maafmu, tapi inilah yang hanya bisa ibu lakukan, nak." lanjutnya. Mandira menatap iba Nyonya Rani, seharusnya beliau tak perlu sampai seperti ini karena pastinya Mandira akan memaafkannya dengan mudah, sebab beliau adalah ibu dari pria yang pernah dicintainya.

"Bu, Mandira sudah memaafkan ibu, semuanya, sudah bu." ucapnya yang kini berpindah duduk menjadi di samping Nyonya Rani, tangan halusnya mengelus punggu wanita paruh baya itu perlahan.

Nyonya Rani menghapus, satu, dua, entah berapa air mata yang ia keluarkan.

"Ndira, niat ibu sebenarnya ke sini untuk———"

Ada jeda yang sangat lama yang dibiarkan oleh Mandira begitu pun dengan Nyonya Rani.

"Untuk memintamu kembali dengan Saka." katanya sambil tersenyum, sementara Mandira masih terdiam, tak paham akan maksud yang dituju oleh Nyonya Rani.

"Tapi rasanya, permintaan ibu terlalu kelewatan. Melihatmu sekarang sudah berbahagia rasanya peluangnya hanya sedikit sekali untuk kamu kembali dengan Saka." tambahnya yang semakin membuat Mandira bingung.

Nyonya Rani tersenyum, "Saka sembuh, dia kembali normal. Ndira."

Sedetik,

Dua,

Lima,

Mandira tersenyum juga. Sungguh, berita yang sangat membahagaiakan baginya.

T A M A T

•••••

Btw, ini udah benar-benar tamat ya ngga bakalan nambah-nambah lagi kok he he.

Sakit jiwa memang bisa disembuhkan ko, aku udah searching di gugel gitu. Dan katanya sakit jiwa ini hanya sementara, ada yang berbulan-bulan, tahunan gitu deh tapi bisa disembuhkan, mengingat sekarang banyak obat yang sudah mujarab ya.

Oh iya, kalau dari sini apakah ada yang menebak apa yang akan dilakukan Mandira setelah mengetahui itu?

Btw lagi. Terima kasih ya sudah baca, vote dan komennya selama iniiii hihi:))

Minds_ / de.

JatukramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang