16. Pelukis Langit
Ikrarku hanya untuk mencintaimu. Semesta telah menitihkan jalanku menuju jalanmu, termasuk mengikuti setiap langkah hidupmu yang justru kadang melukaiku.
Pagi-pagi buta, Attir telah sampai di kantornya mengurusi beberapa hal yang harus dipenuhinya, mengingat ini adalah kali ketiga sidang kasus tuan Ibrahim, dengan senyum yakin ia menatap dokumen berwarna biru di genggamannya. Semua hasil kerja kerasnya tertuang di sana dan berharap itu dapat membebasi tuan Ibrahim dari hukumannya.
Dengan langkah sigap Attir berjalan keluar ruangannya, namun tiba-tiba sebuah tangan menghentikan langkahnya, untuk beberapa saat Attir termenung. Dia datang, hanya itu yang ada di kepalanya saat ini dan pertanyaan 'untuk apa?' menyelimuti pikirannya, sebelum akhirnya tangisan gadis itu meleburkan lamunannya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Attir pada gadis itu yang kini sudah duduk di ruangan Attir, gadis itu hanya menggeleng, menatap Attir bingung.
"Aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu jawabanmu, Kayla!" lanjutnya kembali dan meninggalkan Kayla disana, namun lagi-lagi tangan Kayla menghentikan langkahnya.
"Cukup Saka yang dibikin gila sama kamu, tapi tidak untuk Ayahku!" kini, Kayla berdiri memasang badan, setiap ucapan yang dikeluarkan Kayla penuh dengan penekanan seolah-olah itu ancaman untuk Attir.
Attir tersenyum sinis.
"Jadi, kamu sudah berpikiran kalau Ayahmu akan menjadi gila karena bukti-bukti korupsi ini?" kata Attir sambil memperlihatkan dokumen birunya pada Kayla.
"Siapa yang salah dialah yang pantas dihukum, Kay!" lanjut Attir.
"Aku tahu Ayahku salah, tapi tolonglah jangan penja-"
"Kamu gila? Kamu gila? Ngebiarin orang yang tidak bersalah mati di penjara karena ulah ayahmu? Dimana hati kamu?" kata Attir yang memotong ucapan Kayla.
"DIMANA HATI KAMU, SAAT KAMU TAHU JIKA MANDIRA MASIH BERSTATUS SEBAGAI PACAR ORANGLAIN DAN KAMU MELAMARNYA, MELURUHKAN HATI KELUARGANYA TAPI KAMU LUPA KALAU ADA ORANG YANG MATI-MATIAN MEMPERJUANGKAN MANDIRA KINI HARUS GILA, MENDEKAM DIRUMAH SAKIT JIWA. DIMANA HATI KAMU? DIMANA?"
Bum!!!
Kini, hancur sudah tangis Kayla sebaliknya Attir mematung mendengar ucapan Kayla, pernikahannya dengan Mandira adalah sebuah takdir Tuhan namun mengapa disaat Mandira semakin dekat dengan takdirnya Saka malah tidak berbuat apa-apa seolah-olah ia pun menerima semuanya.
"Maaf, aku harus pergi sekarang." ucapnya pada Kayla dan meninggalkan gadis itu sendirian dengan tangis yang masih melekat di wajahnya.
—Jatukrama—
Suasana pengadilan sangat ramai padahal sidang baru akan dimulai 30menit lagi, namun para teman media sudah meliputnya, maklum saja perusahaan tempat tuan Ibrahim bekerja termasuk perusahaan besar sehingga tidak heran jika banyak media yang meliput.
Berbeda dengan keadaan di luar, kini sepasang manusia saling menggenggam tangannya erat menyalurkan tenaganya dan harapnya pada sebuah genggaman.
"Aku tidak bisa menjamin hasilnya, Ndi." kata Attir pada Mandira lembut sekali. Mandira menatap Attir, senyumnya sudah terpasang indah disana membuat Attir menyilaukan pandangannya.
"You've tried your best."
![](https://img.wattpad.com/cover/65065888-288-k872874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama
ChickLitDialah, Saka. Yang membuat Mandira, seorang manager disalah satu perusahaan ternama harus menanggalkan jabatannya dan beralih menjadi seorang suster di Rumah sakit jiwa. Dialah, Saka. Yang membuat Mandira harus menjauhi suaminya sendiri. Dialah, Man...