TUJUH

281 31 0
                                    


"Jadi bagaimana nona Kathryn?" Tanya seorang polisi, dengan pangkat yang berbeda dari yang lain. Sepertinya ketua.

Kath menjelaskan secara rinci susunan rencananya, dari mulai dia datang bersama sahabatnya nanti, dan berakhir dari transaksi besar besaran petinggi perusahaan "Nanti saya panggilkan siapa yang maju terlebih dahulu saat penyelundupan kebongkar"

Semuanya mengangguk mendengar penjelasan panjang Kath "Oh ya, satu lagi. Paman, urusi posisinya" Ghill mengangguk.

KAE pamit pulang menuju rumah Kath, lagi lagi mereka menginap dirumah Kath. Besok KAE akan izin tidak pergi sekolah, Allbert pun menyetujui permintaan anaknya itu. Allbert juga besok akan pergi ke Spanyol, mengurus perusahaannya disana. KAE sudah memesan gaun di Boutique yang dulunya menjadi tempat langganan Christhine, Boutiqu tempat Mama Kath kunjungi.

Kath terbangun pukul 11 malam. Kath terkekeh, mendapati kedua sahabatnya sudah terlelap dengan berbagai macam gaya khas tidurnya. Kath hanya bisa bersyukur mempunyai sahabat sebaik Aura dan Emely. Pergerakannya terhenti melihat sebuah frame foto diatas nakas. Wanita paruh baya tengah menggendong anak kecil. Pria paruh baya menggendong bayi mungil perempuan, Key. Dan Relly yang berdiri di tengah kedua orang tuanya dengan empeng yang berada di tangan kanannya. Keluarga yang terlihat bahagia. Tangannya bergerak mengusap lembut frame foto tersebut, dan berakhir mencium dengan sendunya. Air mata Kath turun, mengingat betapa dekatnya Cristhine pada dirinya.

"Ryn kangen Mama" setelahnya Kath tertidur dengan frame foto yang masih berada di kedua tangannya.

Aura bangun di pagi hari, mengingat dirinya sekolah. Dan ternyata, tidak. Aura tidak percaya Kath akan mengalami masa seperti ini lagi. Kath masih pada posisi awal tidur sampai pagi hari dengan frame foto masih setia di tangannya. Aura menatap Kath iba. Aura fikir, Kath akan bahagia melebihi kebahagiaan yang di milikinya. Nyatanya tidak, jauh dari kata bahagia.

Lain halnya dengan Gavin, Gavin sibuk dengan perilaku aneh KAE akhir akhir ini. Tidak, baru kemarin mereka bertingkah sangat aneh. Malam ini, Gavin akan menggantikan posisi Papanya, Dauzalt. Bukan hanya mengganti, lebih tepatnya Dauzalt Company resmi menjadi milik seorang Gavin Dylan. Gavin tidak tau pasti rapat malam ini, ia merasa perasaannya tidak enak saat ini. Dan orang suruhannya secara mendadak mengirimi pesan, memintanya membawa orang suruhan sebanyak banyaknya. Gavin tau, orang suruhannya selalu dipercaya, dan Gavin tidak akan membawa masalahnya ke dalam keluarganya. Dauzalt bahkan tidak tau anaknya mempunyai Bodyguard yang bisa dibilang banyak. Gavin teringat saat dirinya tampak sengaja memotret Kath secara diam diam, dan berakhir dengan potretan yang menguntungkan baginya. Gavin tersenyum melihat jepretan terakhir nya yang diambil saat Kath memergokinya tengah mengintip.
"Lo beda dari yang lain Kathryn" ujarnya dengan seulas senyum.

.....

Gaun tengah melekat di tubuh ketiga gadis remaja dengan Higheels berwarna senada. Tampak cantik ketiga gadis tersebut tak terkecuali Kath. Kath hanya mengoles Makeup setipis mungkin, tidak melebihi Aura maupun Emely. Kath memakai jaket denim, menyembunyikan puluhan senjata yang terselip di dalamnya, Aura dengan jaket levis hitam kesukaannya, dan Emely dengan jaket kulit yang baru di belinya seminggu yang lalu di salah satu olshop langganannya. Senjata sudah siap tersimpan di dalamnya. Uap racun di masing masing slingbag KAE sudah siap. Tak lupa, speaker di masing masing telinga KAE yang sudah terhubung ke loud speaker ruangan dengan penuh polisi dan ratusan lelaki berbadan kekar. Kamera tersembunyi berada di balik jaket masing masing milik KAE yang pastinya sudah terhubung ke tiga buah komputer. Ruangan tak jauh tempat KAE rapat.

Rapat akan dimulai sepuluh menit lagi, KAE asik mengobrol hingga pengusaha pengedar Narkoba tersebut keluar dengan angkuhnya. "Cih. Sombong banget lo" batin KAE.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang