Kath setengah berlari menuju lapangan, meninggalkan Kevral yang berdecak kesal. Saat itu juga, suara penanda pertandingan berbunyi.
Kath berdiri tepat di depan sahabatnnya, mencodongkan wajahnya "Ke Markas. Ini penting" bisik Kath di tengah tengah posisi Aura dan Emely. Kath merasa ada yang tidak beres, perasaannya campur aduk sekarang.
Aura dan Emely mengangguk, berlari keluar dari Alsum dengan cepat.GAL menatap curiga dengan KAE. Kath datang, membisikkan sesuatu, kemudian pergi dengan berlari seperti panik. Kepanikan Kath sama persis saat Gavin memergoki Kath ketika Kath sedang menerima telefon, kemudian berlari ke kelas, berlalu keluar sekolah bersama Aura dan Emely yang terlihat sama paniknya, pergi dengan mobil KAE masing masing dengan cepatnya "Markas?"
Mereka bertiga menancap pedal gas diatas rata rata. Jika Paman Ghill sudah memerintah ke Markas dan ini penting. Itu tandanya, ada yang sangat penting. Ketiga mobil sudah masuk arena parkir MG. Ketiganya turun, berlari menuju ruangan Ghill "Kenapa Paman?" Tanya Aura. KAE mengatur napasnya yang tersengal sengal akibat berlari.
"Apakah ini menyangkut Kasus Arnez Company?" Tanya Emely hati hati.Kath mendengarkan mereka, menunggu jawaban Ghill.
Ghill menggeleng "Ini tentang Kathryn"
"WHAT?!" Teriak KAE keras. Untung, ruangan Ghill dilapisi penyedap suara."Paman tau. Kamu lagi diancem sama temen kamu yang namanya Sisca kan?"
Kath menaikkan sebelah alisnya, menidurkan tubuhnya di Sofa milik Ghill "Tau dari mana?" Tanya nya memejamkan mata.
"Orang suruhan Paman yang memberi tahunya. Sisca gatau apa apa tentang keluarga kamu Kath. Dia cuma nurutin kemauan Kevral" Kath hanya ber 'Oh' ria. Ghill tau, Kath belum sadar akan ucapannya.
"Satu. Dua.Ti-" batin Ghill menghitung.
"APA?!" Teriaknya langsung duduk, matanya melebar kearah Ghill.
"Ma-maksud Paman?" Aura dan Emely bingung maksud ucapan keduanya. Mereka memang tidak mengerti dengan ancaman Sisca dan peringatan dari Kevral.
Ghill menjelaskan semuanya secara detail, kepada Aura dan Emely. Diakhiri tujuan Kevral kepada Kath "Jadi lo jauhin dia karena si Cabe itu Kath?" Tanya Aura menaik turunkan alisnya.
Badan Kath serasa lemas "Hm" Kath kembali menidurkan tubuhnya. Ia sangat lelah. Mengapa Kath tidak memikirkannya terlebih dulu?
"Kalian ke kamar tamu aja gih. Istirahat, besok biar izin aja dulu. Nanti Paman yang izinkan ke pihak sekolah. Tapi... emang boleh sama orang tua kalian?" KAE tersenyum sumringah. Sekali kali bolos tidak apakah?"Bonyok lagi ke luar negeri" saut Aura.
"Papa Mama lagi ke luar kota. Ada acara kawinan Om" saut Emely disertai kekehan.Kath tidak menjawab, sebagaimana pun dia tidak akan di khawatirkan oleh Allbert. Kath pulang malam saja, tidak di tanya embel embel. Kath jadi teringat Cristhine, yang setiap saat menanyakan kabar anaknya. Di saat ulangan berlangsung pun, Cristhine menelfon, katanya 'Kamu udah sampe sekolah kan? Belajar yang bener ya sayang'.
Ghill tau akan perubahan keponakannya itu, Ghill seharusnya tidak menanyakan kepada KAE jika menyangkut keluarga. Tapi, jika sekarang mereka di tanyakan oleh keluarganya, apa boleh buat?
Kath berjalan keluar dari ruangan Ghill lebih dulu, berjalan menyusuri koridor Markas. Masuk ke ruangan yang dimaksud Ghill. Merebahkan tubuhnya asal. Kath butuh istirahat untuk saat ini.
Sahabatnya dan Ghill hanya bisa bernafas berat, melihat punggung Kath yang menghilang di balik pintu.Diam. Kath terlalu bodoh untuk mencerna setiap ancaman Sisca. Sudah tau masalah keluarganya hanya Aura dan Emely, termasuk Kevral mungkin? Bagaimana si Cabe Taruna tau masalahnya?
Segitu cintanya kah Kevral pada Kath?
.....
Matahari masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka. Aura sudah bangun sedari tadi, ia sedang menonton siaran yang mengabarkan Perusahaan milik Arnez Company bangkrut. Arnez sudah di masukkan ke penjara beserta pengikutnya, kecuali anak mereka. Sedangkan Emely ia sedang melakukan ritual di kamar mandi.
Kath membuka matanya, menyesuaikan cahaya di luar. Setelahnya, Kath menuju kamar mandi yang baru saja keluar Emely. Dengan pakaian simple yakni kaos lengan panjang berwarna hitam putih, celana jeans hitam, sepatu adidas putih, rambut di gerai.
Untung saja, pakaian KAE sudah di ambil oleh suruhan Ghill.
KAE menemui Ghill di ruangannya. KAE menunggu Ghill di depan pintu, Ghill tengah berbincang dengan Sekretarisnya. Setelah Sekretarisnya keluar, KAE masuk.
"Lalu bagaimana Paman soal masalah Kath?" Tanya Aura langsung mendudukan bokongnya di sofa di ikuti yang lain di sebelahnya.
"Gue ada ide" Emely tersenyum licik sembari mengingat apakah rencananya akan berhasil?
Kath menaikkan sebelah alisnya, menunggu kelanjutan Emely "Kita harus buat rencana balik ke Sisca terus di satuin ke Kevral" senyum Emely masih tampak jelas dilihat oleh Ghill dan sahabatnya.
"Jadi?" Tanya Kath ragu. Kath tau, apapun rencana Emely pasti aneh."Rencana aneh lagi" gumem Aura pelan.
"Gue denger Ra" sahut Emely kesal.Ghill terkekeh melihat anak remaja di depannya, yang sudah Ghill anggap cucunya. Ghill terkenal garang oleh siapapun, tapi jika sudah kenal, KAE pastikan perkiraannya salah.
Suruhan Ghill datang membawa tiga gelas coklat panas dan satu kopi hitam kesukaan Ghill."Jadi rencana lo itu apa?" Aura menyesap coklat panasnya, penasaran dengan rencana aneh Emely.
"Lo deketin dulu si Kevral Kath, kalo Sisca sama Kevral udah ngerasa rencana mereka udah bener bener berhasil. Kita buat serangan balik"
"Ide yang bagus" Ghill mengangguk.
"Lo kan tau Gavin kayak cemburu gitu kalo liat Kath sama Kevral" timpal Aura disertai kejahilannya.Kath saja sudah tidak ingin berhadapan dengan Kevral, bagaimana bisa dekat?
Emely menghela nafas berat, butuh kesabaran ekstra untuk menjelaskan pada sahabat seperti Aura "Jadi..." Emely menarik napas "Kita bilang Gavin dulu buat pura pura cemburu atau kesel gitu kalo liat Kath sama Kevral. Nah, kan Kevral sama si Cabe itu bakal mikir kalo rencananya berhasil"Kath diam tidak ikut merespon, intinya dia paham maksud rencana Emely sebelum Emely memberi tau secara detail.
Ghill dan Aura mengangguk menyetujui rencana Emely "Jadi lo setuju ga sama rencana gue? Respon gitu Kath, jangan diem aja""Hm"
"Maksud lo 'Hm' apa dulu nih?"
"Terserah" jawab Kath sembari memainkan ponselnya. Emely tersenyum sumringah. Kath menyetujui rencananya. Emely tidak pernah menyangka kalau Kath akan menyetujui rencana anehnya lagi.Aura tidak beda jauh dengan Emely. Dia justru heran, tumben tumbenan Kath menyetujui rencana aneh Emely. Dan tentunya rencana Emely menyangkut Kath sendiri "Semoga berhasil" ucap Aura pelan.
"Jadi, apa rencana awal kamu Em?" Tanya paman Ghill, sembari membaca koran.
Senyum Emely tidak henti hentinya hilang "Besok, pas bel istirahat, lo ceritanya ke kantin duluan Kath. Nanti biar gue sama Aura yang jelasin ke GAL termasuk Gavin. Kevral kan pasti deketin lu"
Kath berfikir sejenak, pandangannya masih fokus pada layar ponsel. Memang sih, sudah seminggu penuh ini, Kevral mendekati Kath terus . Tapi otaknya mencerna baik baik perkataan Emely. Kath terkekeh sendiri saat dirinya pertama kali bertemu dengan Gavin di Cafe tempat kesukaannya, Gavin si cowok rese. Setelah tau sosok Gavin di sekolah barunya, Gavin cowok dingin menurut murid Taruna, Cowok populer tingkat pertama, berkharisma tinggi, dan pastinya Tampan. Kath merasa Gavin tidak dingin kepadanya, apakah hanya Kath yang merasakan?
Kath menatap wajah Emely sekilas, menaikkan sebelah alisnya "Terus?"
"Iya, selama lo di deketin Kevral. Sekali kali lo mesra mesraan sama dia Kath. Nanti biar kita yang kasih kode, kita bisa sms lo atau apalah" jelas Emely."Benar" ujar Aura dengan menggerakan ibu jarinya ke kanan kiri.
Ternyata Aura sudah mengerti."Pas Kevral sama Cabe udah ngerasa lo ngejauhin Gavin, mereka kira rencananya berhasil"
"Dan kebetulan, bulan depan kan ada pensi kenaikan kelas, di situ kita bales dendam ke mereka" lanjut Emely.Kath sudah membayangkan nanti saat pensi bagaimana. Saat dimana Kevral yakin kalau Kath sudah sepenuhnya menjadi miliknya, dan justru Kath malah menjauh darinya.
"Nanti Gavin biar kita suruh buat ceritanya ngejar ngejar lo. Istilahnya, lo harus belain Kevral selama rencana berjalan"
Kath mengangguk "Liat aja Queen Taruna" batin Kath dengan seringaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Left Behind
Roman pour AdolescentsSinopsis Seorang gadis dengan jutaan kenangan yang pernah saling menyemangati dengan seseorang namun orang tersebut telah meninggalkannya tanpa alasan. Sifatnya yang periang, murah senyum, petakilan, berubah menjadi sosok yang sangat dingin, jarang...