EMPAT BELAS

265 25 0
                                    

Sisca menahan emosinya "Ok. Malam ini lo menang" setelahnya pergi diikuti antek antek dibelakangnya.

"Gila. Lo keren banget Kath. Baru kali ini ada orang yang ngalahin Sisca selain kita" kagum Arkan.
Gavin terkekeh "Selamat ya" disertai uluran tangan
Kath menaikkan sebelah alisnya "Thanks" membalas uluran tangan Gavin dengan wajah datar.

Gavin tersenyum. Kath memegang kepalanya, kepalanya kembali pusing. Sejak awal balapan dimulai, Kath sudah merasakannya dan demi harga dirinya, Kath tidak akan menyerah dengan mudah.
"Lo kenap-"

Kath pingsan sebelum mendengar suara Gavin.
"KATHRYN!?"

"Bawa ke Helmes Hospital"
Dengan cepat, Gavin menggendong Kath ala bridal style membuat perempuan di sekitar mereka teriak histeris. Gavin takut Kath kenapa napa, Gavin membawa Kath ke mobilnya. Aura menitipkan mobil Kath pada Om Alex.
Gavin menyetir dengan kecepatan diatas rata rata. Diikuti mobil Aura, Emely, Leo dan Arkan di belakangnya. Gavin langsung mengeluarkan Kath, menggendongnya lagi "Suster... suster" teriak Gavin keras setelah sampai di Rumah sakit yang Aura maksud.

Puluhan petugas, suster maupun dokter bertunduk hormat ketika melihat Aura, yang membuat mereka semua ingin bertanya. Namun mengingat situasi tidak memungkinkan, Aura pikir nanti juga pasti ada yang nanya.

Dua orang suster membawa bangker kosong kearah Gavin. Gavin menidurkan Kath dengan hati hati. Di dorongnya bangker tempat Kath di tidurkan dibantu teman temannya. Dan berhenti tepat di depan ruang ICU "Maaf mas. Tolong tunggu diluar" perintah dokter kepada Gavin yang hendak masuk.
"Tolong sembuhin pacar saya dok" dokter mengangguk tersenyum.

Gavin duduk di kursi tunggu, Leo berada di sampingnya. Tak henti hentinya Gavin memikirkan Kath. Kath berarti untuknya. Kath kelemahannya. Gavin tidak tau itu. Intinya, apapun yang Kath rasakan, akan Gavin rasakan juga.

Untunglah besok hari sabtu, sabtu minggu Taruna libur. Gavin tidak perlu khawatir untuk sekolah. Gavin akan menemani Kath disini sampai Kath sadar.
Leo menepuk bahu Gavin dua kali "Gue yakin Kathryn baik baik aja".

"Kath itu cewek yang kuat Gav. Dia cuma pusing. Ga separah saat dia-" dengan cepat Emely membekap mulut sahabatnya.

Gavin menatap Aura, menaikkan sebelah alisnya "Saat dia apa?"
"Ehm.. saat, saat Kath jatuh di sekolah tadi" jawab Emely kikuk yang sudah melepaskan dekapan tangannya di mulut Aura.

Gavin yakin ada yang Aura dan Emely sembunyikan darinya hingga menyangkal Kath jatuh. Memangnya Kath anak sd?

"Btw, tadi kok pas ngeliat lo mereka pada nunduk Ra?"
Aura menatap Leo yang duduk di kursi seberangnya "Ini Rumah Sakit punya nyokap gue. Jadi, yah gitulah" jawab Aura, mereka mengangguk sembari ber 'Oh' ria.

Kemudian hening beberapa saat, berkecamuk dengan pikirannya masing masing, suara decitan pintu menginterupsi semuanya.

Dokter keluar setelah sejam menangani Kath. Semuanya mendekati dokter, dokter membuka masker dan sarung tangannya.
"Bagaimana keadaan Kathryn dok?"
Dokter berdeham "Kathryn hanya kecapean saja. Untuk saat ini dia butuh istirahat. Tolong kalian lakukan pembayaran administrasi terlebih dahulu, saya akan memberikan Vitamin untuknya"

KAE dan GAL mengangguk. Gavin berjalan menuju meja administrasi setelahnya Gavin memilih membeli cemilan dan minuman untuk sahabat dan sahabat Kath. Kembali lagi keruang dimana Kath telah di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP.

Sahabatnya keluar memberikan Gavin waktu berduaan bersama Kath. Aura berdua bersama Leo dan Emely berdua dengan Arkan. Ke empatnya asyik duduk di taman dengan Es Cream di tangannya. Tak jarang yang memperhatikan mereka, ada yang melihat mereka kagum, cemburu, ada juga yang senyum senyum sendiri.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang