DUA PULUH TUJUH

198 25 1
                                    

Ghill tidak menemukan Kath sedikit pun, Rumah berisi Bodyguard Kath tidak dapat terdeteksi oleh siapapun, itulah yang Kath inginkan.

Ghill curiga dengan jawaban Aura kemarin, tidak mungkin Kath berada di kantor Allbert. Kemustahilan untuk Ghill.

Kath lebih memilih kesini dari pada ke Mall, seperti cewek lain pada umumnya. Seharusnya hari ini Kath masuk sekolah. Kath masih berbaring diatas tempat tidurnya, Pampam yang melihatnya miris. Sudah sehari dari kemarin Kath belum makan, bahkan bekal yang ditemukan di dalam mobil Kath sama sekali belum tersentuh "Princess, makan dulu ya? Nanti sakit"

Kath berbalik "Aku ga laper" Pampam yang melihat muka tak terurus Kath bernafas berat.
"Tapi nanti Princess sakit" ucap Pampam duduk di pinggir kasur kamar Kath.

Kath dengan mata merah sembab, semalaman penuh Kath menangis memikirkan ucapan Serena yang terus terngiang di kepalanya "Princess?" Panggil Pampam memecah lamunan Kath tentang Serena.

"Aku ga laper"

"Sesuap aja"

Kath menggeleng "Aku bilang ga laper. Keluar" jawab Kath, terdapat nada tegas dan tajam di dalamnya.
Pampam bernafas berat "Buburnya Pampam taruh disini ya. Kalo Princess laper, dimakan" peringat Pampam menaruh semangkuk bubur diatas nakas samping tempat tidur Kath.

Gavin tidak bisa fokus dengan guru yang menerangkan di depannya, Kath absen dengan alasan Sakit. Ponselnya mati setiap Gavin hubungi. Emely duduk sendiri, sesekali berbicara sendiri seakan akan Kath duduk disampingnya. Sedangkan Aura, geram melihat tingkah Serena yang terus mengajak Gavin mengobrol. Bukan mereka saja, Arkan dan Leo tidak habis pikir dengan Serena. Arkan duduk sendiri lagi, dan pastinya itu akan menjadi kebiasaannya setahun kedepan. Suara bel istirahat berbunyi. Emely sudah mengirim pesan kepada Aura untuk menemuinya di kantin saja.

Dan sekarang mereka berada, duduk di kantin dengan segelas jus pesanan masing masing "Kata wali kelas gue, Kathryn sakit. Gue gatau dia dimana" ucap Emely memecah keheningan yang terjadi.

"Kemarin kita udah seharian cari dia kemana mana, tapi hasilnya masih Nihil" tambah Aura.

Serena hanya diam mendengarkan perdebatan yang menyangkut Kath "Pasti lo dirumah baru Kath" batin Gavin mengingat tadi Aura baru mengatakan kalau Nyokap Kath bilang Kath belum pulang. Dan pastinya Kath berada disana.
Sepulang sekolah, Gavin memutuskan menemui Kath dirumah barunya "Lo dimana sih Kath"

"Ntar aku pulang sama kamu ya Gav?"
Gavin menoleh kesamping "Gue mau cari Kath" jawabnya lembut. Aura dan Emely tersenyum puas mendengar jawaban dari Gavin "Dasar Cabe" gumam Aura pedas.

"Betul betul betul" saut Emely seperti nada Upin Ipin.

"Btw, kita tanya Pak Indra aja, kan lo tau dari dia Kathryn sakit? Mungkin kita bisa tanya dia Kath sakit apa?" Usul Aura tiba tiba.

Semuanya mengangguk kecuali Serena yang memutar bola matanya malas "Ngapain sih ngurusin dia"

"Kita semua ngurusin Kath. Kalo lo mah, mana tau gue kalo lo ikut campur" ketus Aura sengit yang membuat Leo, Arkan dan Emely terkikik geli.

Mereka menuju salah satu ruang guru, tempat dimana pak Indra berada. Semuanya masuk, setelah mendapat persetujuan dari pak Indra "Pak. Saya mau tanya, kalo boleh tau Kathryn sakit apa ya?"

"Oh. Bapak kurang tau Kathryn sakit apa, tapi katanya dia izin sekalian ada acara keluarga juga"
Aura ber 'Oh' panjang "Kathryn izin hari ini doang kan Pak?"

"Bukan, Kathryn izin seminggu"

Jeder

Gavin semakin khawatir, sebenarnya sakit apa Kath? Apa sakitnya parah? Dilain tempat "Gue sakit hati Gav" ucap Kath berkali kali.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang