ENAM BELAS

242 27 0
                                    

KAE berjalan di koridor, kebetulan hari ini free class karena guru sedang mengadakan rapat untuk pensi bulan depan.
Tidak terasa untuk KAE, ulangan kenaikan kelas telah selesai, KAE tidak masalah dengan hasil ulangannya, mereka cukup dikatakan pintar oleh murid sekelasnya.
Pensi di Taruna diadakan hari minggu, dan lebih tepatnya, dua minggu lagi.

Masing masing kelas, boleh menampilkan bakat yang dimiliki tanpa kecuali.

"Lo pada mau ngeluarin bakat pas pensi ga?"
Emely mengangkat bahu acuh, Kath menampilkan wajah datar. Keduanya tidak merespon pertanyaan Aura.
"Kath, lo kan jago main musik. Ikut aja" sahut Emely tiba tiba dan menggebrak meja.
Kath menaikkan sebelah alisnya, kemudian menggeleng. Aura sebenarnya ingin membantu Emely merayu Kath, namun hari ini ia sedang males untuk sekedar mengobrol.

"Yah Kath. Ayolah, nanti kita traktir deh. Kalo engga gue sama Aura nyanyi, nah lo main musik. Apa kek, gitar, piano, biola" tambah Emely panjang, sesekali melirik ke Aura.

Emely tersenyum lebar, masih mencoba merayu Kath "C'mon Kath. Just one day" ujar Emely pelan, terdengar dari telinga Kath bahwa dia sedang merayu.

"Ok. Tapi masalah Kevral kita selesain dulu. Lo berdua, kasih tau Gavin sekarang" perintah Kath kemudian bangun dari kursi kantin, menuju tempat Kevral duduk bersama Sisca.

Kath mengetikkan sebuah pesan di grup line yang beranggotakan dia dan kedua sahabatnya.

KAE Cadass

Kathryn Cristhine Petrov : Gue bakal bawain lagu. Liat aja nanti.

Aura dan Emely mengangguk setelah membaca pesan dari Kath. Kemudian mereka bertiga mulai menjalankan misinya masing masing. Speaker yang terpasang di telinga mereka, bertujuan dalam misi mereka sekarang. Membuat serangan balik pada Kevral dan Sisca. Kath tidak menyangka "Ternyata lo lebih dari Pengecut Kev" batin Kath yang sudah duduk manis di depan Kevral.

Kevral gelagapan, dengan segera ia menetralkan wajahnya. Sisca and the geng menatap Kath merendahkan, Kath tau itu.

Tugas Aura dan Emely mencari ke seluruh sudut sekolah. Mulutnya tak henti henti bertanya pada salah satu murid "Ta-tadi sih gu-gue liat mereka di Kafe depan se-kolah" ujar salah seorang murid laki laki ketakutan sekaligus kagum pada Aura dan Emely. Tanpa mengucapkan terima kasih, mereka berdua berlari menuju Kafe depan Taruna.

"Woy GAL" teriak Aura dan Emely bersamaan, kemudian menumpu tangannya di kaki, mengatur nafas nya yang tersengal sengal. Tidak memperdulikan tatapan pengunjung Kafe yang mendengar teriakan melengking mereka.

"Tumben lo kesini. Temen lo yang satu mana?" Tanya Leo celingak celinguk mencari sosok Kath.

Gavin hanya menyesap minumnya, dia sedang tidak napsu sejak insiden Kath yang akhir akhir ini dekat dengan Kevral. Gavin tidak masalah selama Kath tidak merespon pertanyaan Kevral.

Aura dan Emely menarik kursi, duduk di hadapan GAL. Mereka bergantian menceritakan semua masalah kath, tapi mereka tidak memberi tau secara detail masalah keluarga Kath.

"Jadi Kath berubah karena Sisca?" Tanya Gavin. Gavin terlihat sangat emosi.

"Bukan. Lebih tepatnya Kevral. Sisca cuma nurutin kemauan Kevral, karena dia gamau Kathryn deket deket sama lo" ujar Emely. Gavin mencerna semua ucapan Aura maupun Emely. Memang akhir akhir ini, setiap berpapasan dengan Kath, Kath pasti akan menjauh atau berputar balik dari arah berpapasannya dengan Gavin. Gavin sadar hal itu. Gavin pernah sekali berusaha bertanya pada Kath, apa dia ada salah sehingga sifat Kath tidak seperti itu, nyatanya Kath malah diam kemudian pergi entah kemana.

"Jadi, gue mau lo ceritanya cemburu sama Kevral. Nah tapi saat lo lagi cemburu, Kath justru milih Kevral. Ngerti kan lo?" Gavin berpikir, kemudian mengangguk.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang