Kath pulang lebih dulu, tidak ingin mendengar penutupan Pensi. Pikirannya berkecamuk mengingat kejadian tadi. Ia mengunci pintu kamarnya rapat, gorden kamarnya ditutup rapat, Kath butuh istirahat. Suara ketukan di kamarnya terdengar, membangunkan Kath yang hampir masuk kealam bawah sadar "Siapa?"
Tidak ada balasan, orang di balik pintu kamar Kath tidak merespon, ia hanya terus mengetuk berkali kali berharap pemilik rumah membuka pintu kamarnya "Siapa?" Ulang Kath setengah berteriak.
Dengan malas, Kath bangun dari kasurnya, membuka pintunya, jangan bilang kalau keluarganya atau saha-
"Ga-Gavin?"Gavin. Orang yang berada di depan Kath, berdiri tepat di depan pintu kamar Kath dengan tatapan yang Kath sendiri tidak bisa artikan "Tadi itu sahabat gue Kath. Dia namanya Serena, anak Alsum. Gue tau lo cemburu"
Kath menggeleng, diingatnya lagi kejadian dua jam yang lalu.
Flashback On
Gavin turun dari panggung lebih dulu setelah menerima telefon, Kath tidak perduli. Dengan lelah, ia berjalan menuju parkiran, tempat mobilnya berada. Dan tubuhnya menegang melihat pelukan dua orang remaja di depannya, dengan cepat Kath masuk kedalam mobilnya. Membawa mobilnya melewati dua orang tersebut yang masih berpelukan. Gavin sadar dengan mobil putih milik orang yang di cintainya. Kath sempat penasaran dengan siapa cewek yang membelakanginya. Gavin bernafas berat ketika melihat mobil Kath lewat "Lo salah paham"
Flashback Off
"Gue ga cemburu" elaknya. Gavin mencari kebohongan di dalam mata elang milik Kath "Lo bohong. Gue tau lo cemburu. Gue juga cemburu Kath pas lo pelukan sama Kevral waktu itu di kantin. Gue sayang sama lo" Kath tersenyum tulus "Er... senyumnya itu" batin Gavin berkali kali.
"Gue sayang sama lo. Lebih dari apapun Kath"
Kath tau itu, Gavin selalu bilang kalimat yang sama. Tapi Kath menunggu Gavin menembaknya "Lo mikir apa sih Kath" batin Kath menggeleng berkali kali.
Sejujurnya Kath memang menunggu Gavin menembaknya, perasaannya hadir lagi, debar jantungnya tidak pernah berhenti jika di dekat Gavin, Kath menyukai Gavin. Gavin menumpu kedua kakinya ke lantai marmer kamar Kath, di genggamnya tangan Kath. Jantung keduanya memompa dua kali lebih capet.
"Lo mau jadi pacar gue?" Pertanyaan lolos keluar begitu saja dari mulut Gavin. Pertanyaan yang sudah lama dia pendam. Tidak perduli Kath menolaknya, yang penting Gavin sudah menyatakannya.Jeder
Gavin nembak Kath. Impian Kath terwujud. Kath menggeleng. Saat itu juga wajah Gavin pias ketika melihat respon Kath "Iya. Gue mau" ucapnya tersenyum ketika melihat Gavin menunduk.
Lengkungan di sudut bibir Gavin terangkat. Di dongakkan kepalanya ke atas "Bener?" Kath mengangguk berkali kali dengan seulas senyum tipis.
"YES. GUE JADIAN SAMA KATHRYN" teriaknya langsung membawa Kath kedalam dekapannya.
Kath mendengus geli melihat tingkah konyol Gavin.Setelah lama mereka bertemu, keduanya menjalin yang namanya sepasang kekasih.
Kath jadi banyak bicara kepada Gavin, bahkan tidak sebanyak Kath berbicara pada sahabatnya. Bukan hanya Kath, Gavin juga merasa seperti itu.Cold Boy bertemu dengan Cold Girl. Awal pertemuan konyol menurut Gavin.
"Gue suka sama lo dari pertama gue ngeliat lo di Cafe Kath"
Kath terkekeh mendengarnya, untungnya besok Taruna libur selama dua minggu kedepan karena kelas 12 nya sibuk mengurus Ujian Nasional. Jadi Kath tidak perlu di pertanyakan berkali kali oleh murid Taruna. Cukup jadi Trending Topic.Tidak sadarkah mereka tembok yang telah dibangun sudah resmi?
.....
Gavin bahagia. Sangat bahagia. Semakin hari, senyumnya semakin tampak. Besok malam, ia akan mangajak Kath kencan. Gavin takut, dia gugup. Ini kali pertama untuk Gavin kencan dengan seseorang. Gavin asik memilih pakaian yang akan di pakainya besok. Getar ponselnya berbunyi, dengan malas Gavin melihat siapa yang mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Left Behind
Novela JuvenilSinopsis Seorang gadis dengan jutaan kenangan yang pernah saling menyemangati dengan seseorang namun orang tersebut telah meninggalkannya tanpa alasan. Sifatnya yang periang, murah senyum, petakilan, berubah menjadi sosok yang sangat dingin, jarang...