SEBELAS

241 25 0
                                    

Berjalan dikoridor sendirian, semua pasang mata memperhatikannya, Kath memasang wajah datar, dingin dan tajamnya. Siapapun akan ngeri dibuatnya jika Kath sudah bertatapan dengan siapapun yang menurutnya, menghalangi jalannya.

Kath masuk kedalam kelasnya, kedua sahabatnya belum tampak batang hidungnya. Hati Kath benar benar bahagia, sejak Kath diantar pulang oleh Gavin kemarin sore, Kath tidak henti hentinya merasakan debar di jantungnya. Bahkan-

Brak

Lamunannya buyar, mendengar suara pintu yang di buka dengan kerasnya "Heh. Gue bilang berkali kali, lo jangan gangguin GAL. Termasuk Gavin"
Seluruh murid di kelas Kath mendekat, mereka penasaran.

"Lo budeg atau gimana sih?!" Tambah Sisca kesal.

Kath menaikkan sebelah alisnya tanpa niat merespon sedikit pun "Lo-"
"Jangan kasar sama cewek gue" jawab seseorang tiba tiba, menahan lengan sisca yang hendak menampar Kath
"Kevral?" Panggil Sisca.
Kath menoleh, mematung. Kevral berdiri disampingnya tanpa dosa. Kevral menampilkan wajah datarnya dan melihat Kath yang hanya bisa mematung.

Sisca menepis lengannya yang masih di tahan oleh Kevral "Cih cabe. Udah ganjen sama Gavin, sekarang sama Kevral juga!?"

Kath tidak merasa ganjen sama Kevral, dia hanya rindu mungkin? Tidak. Awalnya memang Kath rindu, tapi setelah di pikir pikir, mungkin rindu sebagai sahabat.

Aura dan Emely datang dengan GAL di sisinya. Rahang Gavin mengeras, sahabatnya yang sadar dengan raut wajah Gavin,  segera menenangkannya.

"Ngapain lagi lo!?" Tukas Aura mendekat.
"Nih temen lo bilangin. Udah ganjen sama Gavin pacar gue, sekarang sama Kevral juga yang jadi gebetan gue" jawabnya menyindir Kath.
"Lo kali yang ganjen sama gue" ujar Gavin dingin.
"Apa ya arti cabe gengs?" Tanya Sisca kepada antek anteknya dengan nada memancing, tanpa merespon pernyataan Gavin.
"Ganjen mungkin Sis" saut Arina dengan nada sok lembut.
"Kalo ngomong diayak dulu atuh eneng" gumam Emely memancing.
"Mana ada cabe kayak Kathryn? Cabe itu kayak lo. Sekolah kok bibir merah amet? Rambut nyentrik amet? Bedak tebel amet? Mending lo sama om om sana" Sindir Emely lagi, disertai menghempas hempaskan tangannya tanda mengusir.

"Ck. Dapet berapa lo semalem?" Sindir Aura ikut ikutan. Leon dan Arkan terkikik geli mendengarnya.

Brak

Kath menggebrak mejanya dengan sangat keras, pandangan yang tadinya tajam, semakin tajam tampil di mata elang miliknya. Semuanya tampak ngeri melihatnya termasuk Sisca and the geng "Lo salah pilih lawan"

Kath bangun dari kursinya, menyerong menghadap Sisca. Senyum devil terukir dengan jelas di wajahnya "Lo salah pilih lawan Bitch" ujarnya dingin menunjuk wajah Sisca dengan jari telunjuknya.

Aura, Emely dan GAL melongo mendengar ucapan Kath.

Sisca menggeleng "Lo yang salah pilih lawan sama Queen Taruna, Kathryn"
"Lo bisa gangguin Kath" ujar Emely tiba tiba tersenyum, semua menoleh termasuk Sisca dan Kath. Bayangkan saja, Emely tiba tiba berucap boleh gangguin Kath "Asal ada syaratnya" tambah Aura dengan senyum devilnya, yang tau betul maksud Emely.
"Balapan sama Kathryn malam ini jam 9 di Balapan milik om Alex" ujar Emely, Kath tau kedua sahabatnya itu sudah tau betul maksud dan tujuannya masing masing melalui interaksi telepatinya.
"Lo yakin nantangin Sisca?" Tanya Salsa terdengar meremehkan, antek antek Sisca.

Siapa yang tak kenal dengan Om Alex? Pemilik arena balap liar sekaligus Om Kathryn, adik dari Allbert. Om Alex termasuk pembalap di masanya. Tidak jarang yang menyanding siapapun untuk berbalapan dengannya, bahkan banyak yang penasaran dengan sosok keponakannya itu, Kathryn , yang katanya tidak jauh beda dari Om Alex.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang