DUA PULUH DUA

203 23 1
                                    

Hari hari Kath semakin berwarna, wajah datarnya jarang tampil. Namun, jika dengan orang yang tidak dikenal maupun di bencinya, wajah datar dan dinginnya akan keluar.

Sudah dua minggu mereka tidak masuk sekolah. KAE berjalan menyusuri koridor dengan tatapan bertanya. Siswi taruna menatap mereka dengan tatapan kagum, sinis, benci, dan sebagainya.

"Eh, KAE sama GAL jadian ya?"
"Cocok sih. Tapi masih cocokan gue"
"Cecan sama Cogan cocok keles"
"Dasar Cabe"

Kath berhenti ketika mendengar ucapan terakhir yang terdengar begitu keras. Pastinya Aura dan Emely mengikuti gerakannya ketika Kath berhenti. Kath berbalik yang membuat kerumunan siswi tersebut menatap Kath takut "Lo anak IPA gue tunggu pulang sekolah di tengah lapangan" ujar Kath dingin yang membuat siswi tersebut menunduk takut sekaligus melongo mendengar penuturan Kath yang menurutnya panjang.

Kemudian melanjutkan langkahnya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Sisca berlari ke arahnya kemudian meninju wajah Kath dengan kasarnya "Putusin Gavin"

"Siapa lo? Punya hak apa?" Tanya Aura mewakilkan. Emely membantu Kath berdiri. Ditaruhnya Kath di kursi panjang pinggir koridor. Emely sudah di kendalikan luapan emosi "Gue tanya yah Queen Taruna. Gavin suka ga sama lo?" Tanyanya dengan nada memancing namun tajam.

Mereka sekarang sudah di kerubuni, semenjak mereka berurusan dengan Sisca, semenjak itu juga KAE baru yang namanya melawan Kakak kelas.

Sisca diam, mencerna baik baik. Gavin memang tidak menyukainya "Gabisa jawab kan lo?!"

Sisca hendak menampar Emely, dengan cepat Kath berlari kearahnya, menahan tangan Sisca yang se senti lagi sudah nempel di pipi Emely "Kalo.emang.Gavin.suka.sama.lo.Gue.ikhlas.Sis" bisik Kath penuh penekanan kemudian menghempaskan tangan Sisca.

Sisca yang hendak melawan, tidak jadi karena Kath langsung menarik tangan Aura dan Emely menjauh. Mereka harus segera mencari kelas barunya. Kelas 12.

"Kok si Cabe masih disini sih? Bukannya UN udah selesai?" Tanya Aura heran. Kath mengangkat bahu acuh "Mungkin lagi nunggu hasilnya kali" jawab Emely asal.

"Tadi kok lo tumben ga bantu gue lawan si Cabe Ra?"
Aura yang mendengar pertanyaan Emely memutar bola mata malas "Lama lama gue darah tinggi ngelawan dia mulu. Sayang tenaga gue Em. Mending sekalian habisin dia" jawab Aura panjang.
"Mending obatin luka lo dulu Kath. Biar ga In-"
"Kathryn? Muka lo kenapa?" Potong Gavin yang sudah berdiri di depannya dengan Arkan dan Leo disisinya. Gavin menangkup wajah Kath, wajah Kath sudah memar akibat tinjuan Sisca yang cukup di bilang keras.
"Aw" ringis Kath ketika Gavin memegang lukanya.

"Mending lo bawa ke UKS Gav" ujar Leo.
Leo dan Arkan ingin berduaan dengan pacar barunya. Mereka berjanji tidak akan selingkuh seperti Kevral. Aura dan Emely cantik, bahkan sempurna. Kurang dimananya mereka?

"Gara gara Sisca si cabe, Kath jadi kayak gitu. Btw, kok mereka masih disini? Emang belom selesai?" Tanya Emely penasaran.

Gavin menggeleng "Nanti pembagian hasil Ujian"
"Palingan besok dia udah ga ada disini" tutur Arkan asal.
"Udah kita bawa Kath ke UKS. Abis itu cari kelas baru" ujar Gavin, yang di balas helaan nafas berat oleh mereka.

Gavin membantu Kath berjalan, Kath sendiri sebenarnya bisa jalan. Hubungan luka di wajahnya dengan jalan di kaki apa? "Nanti luka nya menjalar ke kaki sayang"

Kath terkekeh geli mendengarnya. Seperhatian itukah Gavin. Langkahnya terhenti ketika Kevral mendekati KAE dan GAL.

Gavin mengepalkan tangannya hingga jari jemarinya memutih.
"Ryn. Gue.. gue minta maaf ya. Sama kalian juga. Kita bisa jadi sahabat kok. Btw, semoga langgeng ya" ucap Kevral panjang dengan seulas senyum. Kath tersenyum tulus kemudian mengangguk.
Dan itu membuat Gavin mengurungkan niatnya "Thanks bro" jawab Gavin.

The Memories Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang