KAE sekarang tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan Ibu Kota. Mall. Tempat yang mereka kunjungi. Kath hendak menolak, namun mengingat malam ini ia akan berkencan dengan Gavin, mungkin alangkah baiknya ia mencari dress untuk nanti malam.
"Karena lo mau kencan, gue bakal bantuin lo cariin Dress yang super mewah"Kath memutar bola matanya malas, dia hanya diam mengekor di belakang kedua sahabatnya. Sesekali memperhatikan satu persatu dress yang terpasang di depannya.
Tidak Aura, tidak Emely sama sama ribet "Yang kencan gue, kenapa mereka yang ribet?" Batin Kath heran.
Aura dan Emely memperlihatkan satu persatu hasil pilihannya, dan Kath sama sekali tidak tertarik.
"Ini aja nih" ucap Aura antusias. Kath menggeleng tidak setuju "Terlalu norak" tukas Emely.Kath mengelilingi setiap sudut ruangan yang sedang di temuinya. Puluhan Dress terpampang di sekelilingnya, namun Kath sama sekali tidak tertarik bahkan menyentuhnya sekalipun. Dan ekor matanya berhenti di salah satu Dress yang terpasang di dalam lemari kaca yang tak jauh dari Kath berdiri.
Dress merah maroon tanpa lengan sepanjang 10cm di atas lutut, Higheels dan sling bag dengan warna yang senada. Lengkap.Pelayan butik mengambil Dress dari dalam lemari kaca tersebut setelah Kath memintanya, dan Kath mencobanya di bantu pelayan tadi.
"Ra?Em?" Panggil Kath ragu kepada sahabatnya yang membelakangi Kath. Mereka masih asik memilih Dress untuk Kath.
Mereka membalikkan badannya, detik berikutnya mulut dan matanya melebar melihat Kath dengan Dress pilihannya "Cantik Kath"
Kath tersenyum simpul, kemudian mengganti pakaiannya seperti semula. Tidak butuh waktu lama, dress yang akan Kath pakai untuk kencan sudah berada di genggamannya.
"Makan dulu ya. Gue laper" rengek Aura. Kath juga lapar sebenarnya karena tadi dia tidak sarapan sebelum berangkat jadi menyiyakan tawaran Aura.
Aura memilih Stick 88 sebagai tempat kunjungan mereka. Kath memesan Meet Cheese dengan Latte Float, Aura memesan Chicken Katsu dengan Millshake dan "Gue pesen Steak sama Mochaccino aja. Soalnya masih kenyang" pesan Emely masih fokus dengan ponselnya, sesekali tersenyum.
"Lo kenapa?" Aura heran dengan Emely sedari tadi, matanya tidak henti hentinya beralih dari layar ponsel. "Jangan jangan dia lagi nonton...."
"Gue ga nonton begituan ya" saut Emely yang seakan tau apa yang Aura fikirkan.Emely beralih menatap Aura "Gue jadian...." Aura ber'Oh' ria mendengarnya. Emely memajukan wajahnya ke wajah Aura "Sama Arkan" lanjutnya pelan disertai cengengesan.
"APA!?" Teriak Aura, Emely langsung membekap mulut sahabatnya. Aura selalu berteriak, tidak perduli sekarang mereka berada di mana. Kath hanya melotot mendengarnya "Kapan lo jadian?" Tanya Kath dengan mata menyipit.
"Baru aja" jawab Emely enteng disertai cengiran.
"Tinggal lo Ra" ujar Kath menoleh ke Aura. Aura menggeleng, raut wajah sedih hadir "Leo belom nembak gue"
Kath mengangguk mendengarnya "Mungkin lagi preapere" jawab Emely santai.
"Maybe""Gue ga akan biarin Gavin ngerebut lo Ryn" ucap seseorang dari kejauhan dengan luapan emosi yang menguasainya.
.....
Gavin menatap dirinya di full cermin kamarnya, sesekali tersenyum senang. Gavin terkekeh ketika mendengar pernyataan Leo sore tadi "Tinggal gue doang njir. Tapi gue takut dia nolak gue"
Dia tidak sabar berkencan dengan Kath. Tempat kencannya sudah di pesan dari kemarin, dan dekorasinya sempurna. Arkan, Leo, Aura dan Emely sudah berada di lokasi kejadian. Gavin yang memintanya.
Sejam lagi tepat pukul 8 malam, namun Gavin sudah siap dengan balutan Tuxedo hitamnya.Gavin berharap, hubungannya tidak di landasi kebohongan dan tidak di ganggu oleh orang lain. Gavin masih takut jika Kevral akan merusak hubungannya. Hubungan yang sudah di bangun dua hari yang lalu. Gavin selalu waspada dengan yang namanya Kevral "Gue ga akan biarin lo ngerebut Kathryn dari gue" pesan Kevral penuh ancaman.
Gavin mengambil kunci mobilnya, menuju rumah Kath. Di pencetnya bel rumah Kath, Kath keluar dengan balutan dress pilihannya "Kamu cantik" kagum Gavin kepada Kath. Malam ini Kath benar benar sempurna. Di apitnya tangan Kath dengan tangannya. Kath hanya bisa tersenyum menanggapi respon Gavin berkali kali.
"Gausah pake Aku-Kamu ya. Terlalu gimana gitu" ujar Kath dengan nada menjijikan.
Gavin tertawa mendengar pernyataan Kath "Iya sayang"
"Yaudah Kam, eh Lo pake ini dulu" ujar Gavin memberi selembar kain berwarna hitam dari dashboard mobilnya. Kath mengangguk kemudian Gavin memakainya.
Gavin masih kikuk dengan tingkahnya. Kadang sahabatnya berfikir ; Lo Cakep Gav, perfect dah. Tapi lo belom pernah pacaran. Lo bahkan bisa terima siapa aja cewek yang ngejer lo.
Gavin memang masih bingung dan ragu dengan yang namanya pacaran, tapi karena pemikiran Gavin dewasa, jadi Gavin dapat menyimpulkan semuanya sendiri.
"Nih kita udah sampe" ucap Gavin setelah mematikan mesin mobilnya. Gavin keluar, memutar tubuhnya. Ditariknya Kath pelan keluar dari mobil Gavin.
"Ini dimana?" Tanya Kath pelan sembari meraba raba.Gavin menggenggam tangan Kath lembut, menuntun Kath untuk masuk kedalam tempat kencan mereka "Kamu buka matanya dalam hitungan ke 10 ya" kemudian Gavin melepas ganggamannya, menjauh dari kath yang hanya bisa mencak mencak kesal.
"10.9.8....3.2.1"
Kath membuka matanya "Gav? Kok gelap?"
Kath takut kegelapan dan disini semuanya tidak bisa Kath liat. Tangan Kath gemeteran "Gav-"
Lampu Cafe menyala bersamaan dengan "Happy Birthday Kathryn. Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday Kathryn" potong Aura, Emely dan GAL.Kath diam, mencerna baik baik tanggal berapa sekarang "Emangnya gue....AH YA. KOK KALIAN BISA TAU? MAKASIH YA GUYS" ucapnya kemudian berteriak.
"Kuenya jelek ya?" Tanya Gavin yang melihat Kath sedari tadi diam, dan mata Kath berkaca kaca. Buliran air mata turun begitu saja "Kath?"
Kath langsung memeluk Gavin erat, Gavin gelagapan, kue ulang tahun Kath masih berada di tangan kirinya "Makasih Gav. Keluarga gue aja bahkan gatau kapan hari ultah gue"
Gavin menggeleng "Lo salah Kath. Coba lo liat kebelakang" bisik Gavin.
Dengan ragu, Kath membalikkan tubuhnya dan keluarganya sudah berdiri disana "Selamat ulang tahun Kak. Nih buat Kakak dari aku sama bang Relly" ucap Key setengah berteriak, memeluk Kath erat dan memberi sesuatu berbentuk persegi panjang dengan balutan kertas kado berwarna.
Kemudian Kath beralih memeluk Relly "Selamat ulang tahun ya Kath. Maafin abang kalo ada salah" Kath menggeleng dalam pelukannya "Makasih bang" Bagaimana pun sifat dingin Kath, ia tetap menyanyangi keluarganya.
"Happy Birthday ya sayang" ucap Mery mengelus puncak kepala Kath. Kath diam, dia nyaman di perlakukan seperti itu. Akankah Kath mulai menerima Mery?
"Selamat ulang tahun Kath. Nih dari Papa" ujar Allbert memberi sebuah kunci. Kath tampak bingung "Itu kunci rumah permintaan kamu" ujar Allbert yang mengerti kebingungan Kath.
Lengkungan di sudut bibir Kath terangkat, detik berikutnya Kath langsung memeluk Allbert erat "Makasih Pa"Gavin berdeham, diliriknya kue di tangannya. Kath cengengesan kemudian meniup lilin sebelum meminta permohonannya.
Leo berkeringat dingin "Ini mungkin waktunya" batinnya meyakinkan.
"Ra. Lo mau jadi pacar gue ga?" Tanya Leo cukup keras. Yang mampu membuat semuanya diam di tempat, Loe nembak Aura tiba tiba. Aura menginginkannya "Gue mau" jawaban nya meluncur begitu saja yang membuat senyum Leo seketika mengembang termasuk ketampanannya yang bertambah drastis.
KAE & GAL. Trending Topic Pasangan Taruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Left Behind
Teen FictionSinopsis Seorang gadis dengan jutaan kenangan yang pernah saling menyemangati dengan seseorang namun orang tersebut telah meninggalkannya tanpa alasan. Sifatnya yang periang, murah senyum, petakilan, berubah menjadi sosok yang sangat dingin, jarang...