Chap 1

14.3K 634 10
                                    

Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan, namun juga menegangkan, karena hari ini Ujian dilaksanakan.
Shabilla berjalan di koridor sambil melihat kartu peserta ditangan nya.

Ruang 18.

Dia mengangguk lalu mencari-cari ruang 18, hingga ia menemukan ruang 18 yang berada di kelas sepuluh dua, Shabilla masuk kedalam ruang 18, masih sepi, hanya ada dirinya disana. Ia mencari bangku yang sama dengan kode peserta nya yang dimana ia akan duduk. Shabilla bersyukur, karena dia duduk agak belakang, tidak terlalu kelihatan guru, jadi bisa bertukar jawaban dengan teman-temannya.

Ia menaruh tas nya dan bingung hendak melakukan apa, teman teman nya belum datang, akhirnya ia memilih membaca buku sambil menunggu teman teman nya datang.

"Pagi." Shabilla menoleh kearah pintu, ia melihat kakak kelas yang sedang berdiri di ambang pintu, ia menyenderkan tubuhnya di pintu dan mengatur nafas nya.

"Belum pada dateng?" Tanya nya dan Shabilla hanya mengangguk. Dia cantik, nama nya adalah Kak Bella

Dia duduk di depan Shabilla sambil membuka buku nya. "Lo duduk sama siapa dek?" Tanya nya

"Gatau Kak, belum datang orang nya." Ujar Shabilla lembut.

"Liat lah di depan, gitu aja repot." Shabilla terdiam sesaat. Benar juga! Shabilla segera keluar kelas lalu mencari nama nya dan melihat siapa yang akan duduk dengan nya.

Shabilla Putri dengan Daffa Rizky Putra

Shabilla mengangguk, agak sedikit kesal. Kenapa harus laki laki? Biasanya kakak kelas laki laki itu suka banget ngejahilin adik kelas nya.

Shabilla masuk ke dalam kelas dan melihat kak Bella
"Daffa Rizky Putra." Ujarnya , Bella hanya mengangguk. Lalu kemudian mata nya membulat dan melihat Shabilla dengan tatapan panik

"Hati hati dek!" Ujar nya menakut nakuti.
"Dia isengnya supeeerr banget!" Ujar Bella lagi dengan nada yang dramatis. "Aduh! Gue di depan nya lagi." sambungnya Shabilla terdiam, jika yang dikatakan Kak Bella memang benar, ini bahaya!

"Beneran dek! Jahil nya bukan main! Guru aja sampe di jahilin sama dia." Ujar Bella lagi meyakinkan.

"Bohong!" Bella dan Shabilla kompak menoleh ke pintu, terlihat seorang pria yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada, "Julian!" Pekik Bella dan cowok bernama Julian itu hanya tersenyum dingin. Shabilla berbalik melihat cowok itu.

Julian menatap Shabilla yang berdiri tak jauh dari dirinya.
"Daffa, nggak sejahat apa yang dibilang sama Bella." Julian mengalihkan pandangannya kepada Bella. "Dia tukang gosip." sambungnya.

"Lagian, kalau misal nya lo digangguin sama Daffa, lapor guru aja." Ujar Julian berjalan masuk ke dalam kelas, mengambil kartu peserta yang ada disaku nya dan mencari tempat duduk.
Dia duduk di belakang Shabilla.

"Udah lah jangan dipikirin gitu." Ujar Julian dan masih terdiam, raut wajahnya terlihat ketakutan, takut dijahili dengan sosok Daffa nanti. "Belajar sana." Ujarnya lagi dan Shabilla mengangguk dan kembali duduk di bangku nya, membuka bukunya dengan ragu.

***
"Jadi.. ini tuh tinggal dikali sama yang ini, teruss---" Ariana dan Shabilla menoleh kepada seorang pria yang berdiri tepat di samping Ariana duduk.

"Eh Kak, maaf." Ariana segera bangkit dan kembali ke bangku nya yang lumayan jauh dari bangku Shabilla.

Pria itu menaruh tas nya asal, Shabilla memperhatikan nya, kayaknya dia bener bener bandel banget. Pakaian nya sih rapi, tapi kurang lengkap. Dia tidak memakai dasi dan ikat pinggang, ketahuan Bu Yola baru tau rasa dia.

"Kenapa liat liat? Naksir?" Tanya nya dan membuat Shabilla membuang muka dan tampak salah tingkah. Pria itu yang bernama Daffa tertawa pelan.

"Gausah buang muka gitu, kalau suka bilang. Udah banyak banget adek kelas yang naksir sama gue." Ujarnya sok kepedean lalu duduk di samping Shabilla, Shabilla masih membuang muka enggan untuk melihat wajah Kak Daffa.

"Jangan digodain gitu dong Daff, kasian." Ujar Julian lalu melihat wajah Shabilla dan tersenyum.

"Haha, terserah." Daffa bangkit dari duduk nya. "Eh Jul! Ayo kita ke kantin, si Fathur mau traktir, baru jadian dia sama Clara." Julian melihat Daffa sesaat lalu menggeleng pelan.

"Enggak ah, Gue disini aja." Ujar Julian menolak halus ajakan Daffa. "Yaudah." Ujarnya tak peduli lalu segera berlalu keluar kelas.

Jadi ini yang namanya Daffa, Daffa yang terkenal dengan kejahilan nya?

Julian berganti menatap Shabilla setelah tubuh Daffa menghilang di balik tembok, ia tersenyum. "Maaf yah, emang gitu kok tingkahnya." Ujar Julian dan Shabilla mengangguk mengerti.

"Billa!" Shabilla sontak menoleh kearah Ariana yang sudah ada di sampingnya lagi. "Ayo belajar lagi!" Ajaknya dan Shabilla tersenyum lalu mengangguk setuju.

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang