Chap 46

3.2K 204 2
                                    

Shabilla keluar dari kelasnya ketika mendengar bel pulang sekolah berbunyi. Dia memandang sekitar koridor. Akhirnya dia bisa kembali kerumah dan beristirahat.

Shabilla melangkah menjauh dari kelasnya, namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria jangkung yang ada dihadapannya.

Shabilla mengeluarkan senyum tipisnya untuk cowok itu, "Kak Julian?"

Ya, pria itu adalah Julian, "Hai, maaf yah gue udah ngancurin hubungan lo sama Daffa, gue dateng kesini mau minta maaf." Shabilla terdiam beberapa saat.

Senyum gadis itu mengembang, "nggak apa-apa Kak, lagipula gue udah balikan sama Daffa, nggak ada yang perlu disesali, dan," Shabilla menatap Julian ragu,

"Cinta itu nggak cuma mandang dari fisik kak, kalau tiba-tiba pacar kakak kecelakaan terus muka nya ancur gimana? Kakak harus belajar mencintai orang dari kepribadian nya, kebaikan nya  bukan dari wajah Kak. Karena wajah itu nggak selamanya bisa cantik, nggak selamanya enak dipandang. Sedangkan kalau kebaikan? Itu selamanya akan selalu dikenang Kak." Kata-kata itu tanpa diperintah meluncur begitu saja dibibir Shabilla. Dapat terlihat jelas, bahwa Julian terdiam dengan kalimat panjang gadis tersebut.

Saat itu juga Shabilla merasa bersalah, dia bisa melihat raut wajah Julian yang berubah menjadi sedih. "Perkataan lo bener," Sahutnya dan memaksakan senyum nya mengembang.

"Maksud gu—"

"Lo bener, gue emang cowok brengsek! Makasih yah udah nyadarin gue, lo emang cewek yang sempurna dan nggak cocok buat gue," Julian mengangkat sebelah tangan nya dan menepuk-nepuk pundak Shabilla pelan.

"Gue balik dulu, Daffa udah nungguin lo dibawah," ujarnya lalu segera berbalik meninggalkan Shabilla yang masih terdiam disana.

"Apa gue salah ngomong?" Pikir Shabilla.

***
Daffa masih menunggu Shabilla di depan gerbang sekolah bersama motor ninja nya dan teman-teman nya sudah pulang sedari tadi. Daffa celingukan mencari sosok Shabilla.

Senyumnya mengembang ketika melihat seorang perempuan berjalan kearah gerbang, namun mata nya fokus ke layar ponsel yang ada di tangan nya. Buru-buru Daffa langsung mengeluarkan ponsel nya dan menekan gambar kamera, cowok itu langsung mengarahkan kameranya ke Shabilla.

Daffa melihat hasil jepretan kamera nya. Hasilnya lumayan bagus, cara nya memperhatikan layar ponsel nya membuat Shabilla terkesan imut. Poni rambut nya yang panjang sebagian berjatuhan dan sebagian lagi terselip di telinga yang membuatnya semakin cantik.

Hasilnya sangat memuaskan membuat Daffa ingin menjadikan foto itu sebagai wallpaper ponselnya. Dan ternyata dia benar-benar menjadikan foto itu sebagai wallpaper ponselnya.

Entah kenapa ada kesan tersendiri saat Daffa menyalakan ponselnya dan yang muncul adalah gambar Shabilla yang benar-benar membuat laki-laki manapun terpesona kepada dirinya. Senyum Daffa masih mengembang, menunjukkan bahwa dia sangat-sangat bahagia.

"Hei!" Daffa tersentak kaget ketika bahunya di tepuk oleh seseorang. "Shabilla?" Ya. Yang menepuk pundak Daffa adalah kekasihnya sendiri, Shabilla.

"Senyum-senyum mulu dari tadi, kamu gila yah?" Tanya Shabilla disertai kekehan kecil, "Ya, aku gila." Jawab Daffa dengan wajah yang serius.

"Gila karena kamu," Sambung nya lagi lalu senyumnya mengembang sempurna melihat gadis yang ada dihadapannya itu.

"Kamu! Dasar gombal!" Shabilla langsung mencubit pinggang Daffa pelan, alhasil membuat cowok itu meringis kesakitan.

***
"Kata nya, ulangan tengah semester genap itu seminggu lagi yah? Wah kayaknya aku harus banyak belajar," Shabilla tersenyum saat kekasihnya mengucapkan kalimat itu. Mereka sekarang sedang berada di taman dekat rumah Shabilla, Daffa yang mengajaknya kesini untuk ngobrol sebentar.

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang