Chap 19

4.4K 313 0
                                    

"Sini lo! Dasar setan!" Daffa melihat seorang pria yang ada dihadapan nya ini dengan tatapan amarah.
"Eh! Lo yang setan! Anjing!" Ujar orang itu sambil tersenyum sinis kearah Daffa.

"Maksud lo apa? Apa mau lo hah? Lo mau mati?!" Teriak Daffa di depan cowok itu, kesabaran nya telah habis, setiap kali cowok itu selalu menguji kesabaran nya, dari selalu mengatai nya, sampai pada titik yang paling parah. Cowok yang bernama Aldi ini menuduh kalau Daffa lah yang telah menjatuhkan motor para kakak kelas, padahal jelas jelas motor besar milik Daffa ikut roboh dan menimpa motor yang lain

Dan tanpa berdosa ia langsung menghadap Daffa dan tersenyum sinis seperti saat ini.
"Jangan kayak sok jagoan" Ujar Aldi sambil menarik kerah seragam Daffa dan menatap nya tajam.

"Ohh, itu mau lo hah?" Daffa mendorong keras tubuh Aldi hingga ia jatuh tersungkur. "Lo mau gue berhenti kayak jagoan? Siapa juga yang kayak jagoan! Lo pikir dong njing! Gue atau lo yang kayak jagoan" Aldi bangun dan menatap Daffa penuh dengan kebencian, Daffa balas menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Atau.." Daffa kembali membuka suara.
"Lo takut, kalah ganteng sama gue?" Pertanyaan Daffa ternyata bikin Aldi naik darah, ia segera menonjok pipi Daffa dengan tenaga yang cukup keras.

"Gue bakal bikin muka lo cacat!" Ujarnya lalu hendak memberi satu pukulan keras di pipi Daffa, namun dengan sigap, Daffa segera menahan tangan itu dan segera memberi pukulan keras pada perut Aldi, hingga Aldi jatuh tersungkur.

"Sekarang siapa yang mau bikin cacat? Gue atau lo?" Daffa tersenyum kecut lalu Aldi bangkit dan tidak menyerah sampai situ saja.

Bughh..

Pukulan keras mendarat di pipi Daffa. Nyeri, sudut bibirnya robek, Daffa meringis kesakitan dan melihat Aldi dengan tatapan yang benar benar tajam, seperti seorang harimau yang akan memakan mangsanya.

"Sialan!" Seru Daffa lalu membalas dengan pukulan bertubi-tubi di pipi Aldi, ia menonjok pipi kanan dan kiri nya secara bergantian. Ia kalap, lupa jika hal itu akan membawa dirinya ke dalam masalah.

"Setan yah lo!" Aldi menahan tangan Daffa kali ini dan menonjok perutnya bertubi-tubi, Daffa menahan rasa sakit itu, lalu ia mendorong tubuh Aldi hingga tersungkur, lalu menginjak perutnya dengan satu kaki.

"Mau gue matiin sekarang?" Tanya nya penuh kemarahan.

"HEI! KALIAN!" Teriak Pak Eko lalu memisahkan antara Daffa dan Aldi, tatapan mereka masih tajam, di antaranya masih menyimpan dendam.
"Ngepain kalian berantem hah? Daffa! Kamu tuh jagonya yah berantem! Udah mana di lapangan lagi kalian berantem nya, enggak kenal tempat! Ikut bapak ke ruang BK"  Ujar Pak Eko lalu membawa Daffa dan juga Aldi ke dalam ruang BK tentu nya di bantu oleh Pak Alwan.

***
"Kalian! Bikin onar aja di sekolah! Malu! Udah pada gede, bukannya mikir malah makin jadi" Omel Bu Tirta, guru BK yang paling jahat.

Daffa terdiam menunduk mendengar ocehan Bu Tirta, yah walaupun dalam batin nya ia ikut mengoceh.
"Kamu Daffa! Udah masuk BK berapa kali kamu? Hampir setiap hari ada kamu di BK! Nggak kapok? Kalau kamu nggak naik kelas gimana?" Daffa mendongak kan kepalanya dan melihat Bu Tirta lalu nyengir, layaknya orang tidak berdosa.

"Jangan khawatirin saya Bu, ternyata ibu punya hati emas juga yah, dibalik galaknya ibu" Ujar Daffa masih nyengir. Dia bener bener nyerahin kematian nya di tangan Bu Tirta, ngomong begitu sama aja kayak ngedaftar buat mati!
Dan kayaknya dia diurutan pertama.

"DAFFA!" Bentak Bu Tirta yang membuat Daffa terdiam seketika.
"Ibu capek ladenin kalian! Udah kalian keluar! Bosen ibu ngeliat muka kalian" Ujar Bu Tirta menyerah, memang muridnya yang satu ini tidak akan pernah kapok.

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang