Chap 20

4.6K 308 0
                                    

Shabilla berdiri di depan gerbang, ia menunggu sahabatnya, Ariana yang tak kunjung juga datang, padahal katanya ia ingin ke kelas sebelas dua dulu sebentar, menemui kakak nya yang juga bersekolah disini.

Sudah 20 menit, tapi anak itu belum muncul juga.
Shabilla melihat kearah jam mungil yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah menunjukkan pukul setengah empat sore.

"Kemana sih nih anak?" Gumam Shabilla lalu berbalik melihat kedalam sekolah, di lapangan terdapat anak anak basket yang sedang latihan untuk lomba yang mungkin akan berlangsung satu bulan lagi.

Mata Shabilla menangkap sosok pria tinggi yang sedang mendribble bola, pria itu tampak berjaga-jaga agar bola nya tidak dibobol oleh lawan.
Keringat bercucuran membasahi tubuhnya, walaupun begitu dia sangat keren.

Pria itu melangkah sambil mendribble bola dan dengan hitungan detik ia memasukkan bola itu ke dalam Ring, dan itu masuk! Pria itu bersorak gembira atas kemenangan nya.

Shabilla masih memperhatikan pria itu, pacarnya sangat keren. Yah siapa lagi kalau bukan Daffa?
Daffa tertawa ketika teman teman nya menepuk bahu nya, ikut gembira atas kemenangan nya di babak pertama, padahal itu hanya latihan.

Shabilla kembali melihat jam tangannya, sudah semakin sore, tapi Ariana nggak muncul muncul.

Ting!

Handphone Shabilla berdering, langsung saja Shabilla mengambil ponselnya itu dan melihat apa ada pemberitahuan di ponsel nya.
Ada satu pesan yang masuk, Shabilla dengan cepat segera membuka nya.

From : Ariana Lutfiah

Maaf yah Billa sayang, gue duluan sama kakak gue. Tadi bareng sama pacarnya kakak gue, lo nggak apa apa kan pulang sendiri? Sekali lagi maaf yah cantik.

Besok gue beliin cilok deh, mau yah?
Sekali lagi minta maaf

Sial!
Shabilla berdecak kesal, bilang dari tadi kenapa? Jadi dia nggak harus nunggu selama ini.

Shabilla melangkah meninggalkan sekolah karena buat apa dia menunggu lagi? Dan akhirnya ia pergi menuju halte dekat sekolah.

***
Shabilla terpaku pada buku-buku tebal di hadapan nya ini, rumus matematika yang harus dia hafal dalam waktu seminggu. Shabilla menelan ludah.

"Nggak salah Ma?" Tanya Shabilla, beralih kepada Mama nya yang tengah berdiri di sampingnya.
Mama nya menggeleng, itu artinya benar!

"Semuanya?" Tanya Shabilla, Mama nya tertawa pelan lalu mengusap punggung Shabilla.
"Ya enggak lah sayang, kamu mau ngafalin 210 halaman dalam waktu seminggu?" Tanya Mama dan dengan cepat Shabilla menggeleng.

"Kalau IQ kamu 200 udah Mama kasih buku matematika papah yang 510 halaman Bill." Ujar Mama lalu mengelus rambut anaknya itu. Yakali! Dia punya IQ dua ratus.

"Terus? Shabilla harus menghafal yang mana aja Ma?" Tanya nya polos melihat buku buku itu.
Mama membuka buku itu dan mulai mencari halaman.
"Ini, halaman 100 sampai 105 aja Bill." Ujar Mama, Shabilla melihat buku itu dan bersyukur. Cuma bebe saja, bukan dua ratus sepuluh lembar.

"Belajar yang rajin yah sayang." Ujar Mama lalu mengecup puncak kepala anaknya itu dan segera pergi keluar kamar Shabilla.
Shabilla melihat buku matematika itu, berusaha memahami rumus rumus nya.

Ting!

Siapa lagi sih? Tengah malam SMS?
Shabilla mengambil ponselnya yang berada di kasur, layar ponsel nya berkedip.

1 pesan teks.

Shabilla membuka pesan itu, ternyata pesan itu dari Daffa.

From: Kak Daffa

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang