Chap 21

4.4K 302 0
                                    

"DAFFA! SIALAN! SANA NGGAK LO! JANGAN KEJAR GUE!" Teriak Bella sambil berlari di koridor sesekali ia menoleh kebelakang, memastikan apa si kampret Daffa itu mengejarnya atau tidak.

Namun, sepertinya hari ini Bella sedang apes. Daffa muncul berlari mengejar Bella bersama binatang kecil di tangan nya. Bella melihat binatang itu lalu mempercepat laju larinya.

"Daffa! Jangan kejar gue! Gue kutuk lo!!" Ancam Bella, namun tetap saja Daffa berlari sambil membawa kecoa di tangan nya.

Daffa berlari sambil menenteng kecoa, KECOA! Sialan! Kenapa harus bawa kecoa sih? Kan geli banget. Apalagi sama muka nya yang jelek.

Liat dari jauh aja udah bikin teriak nggak karuan, apalagi melihat muka nya dari dekat. Pingsan di tempat pasti, atau bisa juga mati di tempat.

Bella menaiki tangga menuju kelas sepuluh, ia berhenti saat menaiki anak tangga yang keenam. Bella mengatur nafasnya. Benar benar! Daffa paling bisa membuatnya nangis.

Bella melihat kebelakang, tidak ada Daffa disana, ia lega karena mungkin saat dia berlari ada seorang guru yang menahan nya.

Namun dugaan nya salah, Daffa muncul bersama makhluk kecil yang sangat menjijikkan itu, Daffa celingukan mencari dimana sasaran nya berada, hingga ia menemukan Bella di tangga. Senyum jahilnya keluar.

"Woy! Jangan lari!" Teriak Daffa, Bella melihat kebelakang.
' Mampus gue, Sialan! ' Maki Bella dalam hati lalu kembali menaiki anak tangga hingga ia sampai di kelas sepuluh, berlari tak tentu arah

Daffa mengikuti nya, Bella berlari kearah kelas sepuluh empat, dia terus berlari sambil menoleh ke belakang. Tidak ada Daffa disana.

Daffa menaiki anak tangga sambil menenteng kecoa di tangannya tersebut, sasaran nya lebih jauh ternyata.

Bella berhenti di depan kelas sepuluh tiga, dia mengatur nafasnya, ia melihat ke dalam kelas sepuluh tiga.
Ada Pak Alwan yang sedang menjelaskan soal soal matematika di depan, sebagian murid memperhatikan Pak Alwan sedangkan sebagian nya melihat kearahnya dengan tatapan aneh.

Bella melihat kebelakang ketika mendengar sebuah teriakan. "Jangan kabur!"

"Mati gue!" Bella berbalik melihat Daffa yang berjalan sambil menyodorkan kecoa kepada nya sambil tersenyum jahil.
Jarak mereka mungkin ada sepuluh langkah lagi dan saat di Daffa berdiri di depan cewek itu, dia akan melemparkan kecoa itu dan melihat Bella menjerit tak karuan.

Daffa maju, Bella panik setengah mati, maju, maju, Sialan! Apa yang harus dia perbuat?
Maju, maju, tidak ada pilihan lagi. Dan..

Bella berlari memasuki kelas sepuluh tiga lalu memeluk lengan Pak Alwan, memohon minta perlindungan.
"Pak, bantu saya Pak! Daffa jahil pak." Adu Bella sambil memeluk lengan Pak Alwan, Daffa berdiri di depan pintu kelas sepuluh tiga. Semua murid tertuju padanya.

"Ada apa ini!?" Tanya Pak Alwan melihat Daffa yang sedang tersenyum jahil layaknya orang gila

"Ohh.. jadi rumor nya benaran?" Ujar Daffa sambil tersenyum puas melihat mereka berdua. Dia menemukan gosip baru.

"Rumor, maksud ka-mmu?" Tanya Alwan agak sedikit gugup, Bella melotot mendengar kata kata Daffa. Cari mati!

"Mau saya bocorin Pak? Gosip tentang bapak?" Alwan diam, tidak mau menjawab atau melawan Daffa, karena anak itu bisa aja ngebongkar semua nya di depan anak kelas sepuluh tiga.

Daffa tersenyum lebar, melihat Pak Alwan mati kutu, dia melirik Bella yang sedang memeluk tangan Alwan erat.
Senyum jahilnya kembali terlihat.
"Nggak malu? Meluk meluk begitu? Anak kelas sepuluh masih pada polos lohh" ceplos Daffa, sontak Bella langsung melepaskan pelukannya itu dan menjauh dari Pak Alwan.

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang