Chap 23

4.4K 280 0
                                    

Aku mencintai nya, menyayangi nya, dan ingin selalu ada di dekatnya. Rasa cintaku semakin bertambah disetiap detiknya.

Melihatnya saja, sudah membuatku ingin menangis, menangis bahagia. Sosok yang aku rindukan akhirnya dapat kurasakan kembali.

Aku, mencintaimu.

Daffa menyudahi aktivitas nya, yaitu menulis catatan nya di buku kecil miliknya, Daffa menutup buka itu dan menyimpan nya kembali di dalam laci meja belajarnya.

Daffa melihat beberapa buku di depan meja belajarnya. Percuma, buku-buku tertumpuk disana, karena Daffa tidak akan pernah membuka nya.

Seminggu lagi akan diadakan lomba di sekolah, sekaligus acara pentas. Dia sudah mantap untuk menyanyikan lagu itu di hadapan orang-orang untuk Shabilla.

Entah bagaimana nanti reaksi Shabilla, terharu? Menangis? Atau pingsan?
Itu semua bisa terjadi secara berurutan.

"Gue udah hafal" Ujar Daffa bangga, karena sudah menghafal lagu yang ia akan nyanyikan untuk Shabilla.
Tidak sabar menunggu hari itu.

Daffa meraih ponselnya yang ada di meja belajar, dia mengetik pesan singkat untuk Shabilla.

To: Shabilla Putri

Udah tidur?

Terkirim, Daffa meletakkan ponsel nya di atas meja belajar nya dan ia mulai membuka buku biologi di hadapannya itu.

Ting!

Suara handphone Daffa berbunyi, lalu dengan cepat Daffa menyambar handphonenya nya itu.

1 pesan teks.

Belum, lagi pusing ngerjain Matematika

Senyum Daffa mengembang, lalu dengan cepat ia membalas pesan Shabilla itu.

Sama, gue juga lagi pusing sama biologi, bikin kepala pecah

Terkirim,

Lima detik kemudian..

Ting!

Bener!

Daffa lagi lagi tersenyum.
Jari nya kembali mengetik balasan singkat.

Udah malem, istirahat gih

Terkirim.

5 menit..

10 menit..

1 jam..

2 jam..

Oke. Ini tanda nya pesan Daffa tidak akan dibalas, Daffa merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Ia mulai membayangkan wajah cantik Shabilla, hanya wajah itu yang selalu ada di pikiran Daffa saat ini.

Lama kelamaan rasa kantuk datang, perlahan lahan Daffa memejamkan matanya. Ia mulai terlelap dan masuk ke dalam mimpi nya.

***
"Ayo! Ayo kak Daffa!! Aduh ganteng banget" Teriak anak kelas sepuluh lima yang sedang memperhatikan Daffa dari balkon sekolah, Daffa dengan lincah nya mendribble bola.

Shabilla berdiri di samping dua orang itu, sambil memperhatikan Daffa disana. Dia tersenyum simpul.

"Aduh.. Ya Allah, kuatkan hamba, kenapa kak Daffa ganteng banget?!" Ujar salah satu siswa sambil histeris melihat Daffa, sontak Shabilla langsung menoleh kearah gadis itu.

Satu gadis lain nya melihat Daffa dan menyenggol sikut teman nya yang histeris melihat Daffa, mereka berdua melihat kearah Shabilla yang tengah menatapnya.

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang