Chap 3

6.5K 481 4
                                    

"Ah! Gara gara lo nih! Gue jadi dihukum!" Ujar Daffa sambil berlari di lapangan sekolah yang sangat luas.
"Kok gue? Abisan lo ngasih tau nya pelan pelan, mana gue denger" Ujar Fathur mengikuti Daffa dibelakang.

"Itumah, lo nya aja yang Bolot! Dimana mana kalau nyontek yah bisik bisik, dasar dodol" Omel Daffa.

"Kalau misalnya gue ngasih tau lo pake suara keras, mau dipukul gue sama Bu Tika? Apalagi sama rotan nya tuh! Sakit banget gila" Sambungnya lagi.

Siang ini, cuaca lagi panas panasnya. Bener bener bisa bikin orang pingsan kalau lama lama di bawah sinar matahari. Tapi tidak dengan Daffa dan Fathur.

Mereka masih setia sambil hormat kepada bendera merah putih di depan nya. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh Daffa dan juga Fathur.

"Hei, kalian!" Panggil Bu Tika.
"Kita Bu?" Tanya Daffa sambil menunjuk dirinya dan Fathur.

"Iya! Kalian, anak nakal! Sini" Mereka berdua menghampiri Bu Tika yang tak jauh dari mereka berdiri tadi.

"Ini, minum. Abis itu kalian ke kelas, kerjakan lagi ulangan kalian, waktu kalian sisa 10 menit lagi, sana" Ujar Bu Tika sambil memberikan air mineral dingin kepada Daffa dan juga Fathur.

"Makasih Bu, kalau gitu. Saya duluan yah" Ujar Daffa lalu langsung kabur keatas untuk melanjutkan ulangan nya.

Fathur membuka tutup botol air mineral dan meminumnya sedikit, lalu segera pergi dari hadapan Bu Tika.

"Anak anak itu" Gumam Bu Tika sambil menggeleng kepala.

***
"Wihh Daffa iteman" Ujar Anton, yang kayaknya minta Daffa potong mulut nya sekarang.

"Diem lo! Baru juga lari lapangan 10 kali sama hormat 10 menit, udah iteman!" Bantah Daffa sambil terus meminum air mineral pemberian Bu Tika sampai habis.

"Sabar yah Daff" Ujar Julian mengusap bahu sahabatnya itu.

"Ini semua gara gara Fathur! Yang bolotnya kelewatan! Udah gue bilang jawaban nya D, dia malah sok tau bilang nya A lah B lah. Gausah minta jawaban kalau lo Bolot!" Ujar Daffa kesal, dan Fathur hanya cengengesan.

"Nggak konsen gue Daff" Ujarnya asal bicara.

"Nggak konsen apaan? Mikirin Clara? Gue sih kalau masalah ulangan gue tinggalin dulu pacar, gue gebet dulu teman sekelas yang pinter, biar dikasih jawaban" Ujar Anton dan mendapatkan toyoran dari Daffa

"Jahat lo!" Ujarnya, dan Anton hanya tertawa pelan.

"Ke kantin yuk! Laper" usul Febrian, yang disetujui oleh teman teman nya.

"Yuk!!!"

***
Shabilla menatap Ariana yang sedang makan sangat lahap, kayak udah nggak pernah makan 1 tahun.

"Gue kesel!" Ujarnya dengan mulut yang penuh dengan siomay.

Shabilla jadi geli sendiri liatnya. "Minum dulu Ariana.." Ujar Shabilla lalu Ariana mengangguk dan mengambil segelas air putih di samping piringnya.

"Kenapa?" Tanya Shabilla ketika Ariana sudah menelan semua siomay nya. Dia menghela nafas.

"Itu! Kirana nggak mau kasih jawaban nya tadi! Kesel banget gue" Ujar Ariana dan Shabilla hanya terkekeh melihat sahabatnya itu.

"Ya, mungkin dia lagi nggak mau bagi bagi jawaban" Ujar Shabilla. "Udahlah biarin aja" Ujar Shabilla dan Ariana mengangguk. "Gue gondok banget tau!" Shabilla sangat mengerti perasaan sahabatnya ini.

"Yaudah, nanti gue kasih tau semuanya deh, ehh.. jangan semuanya deh" ujarnya. "Bisa bego gue"

***
Ujian kedua kembali dimulai, Suasana kelas sangat hening, apalagi sekarang yang ngawas adalah Pak Eko, nggak terlalu galak sih, tapi tegas.

Semua murid takut sama Pak Eko, Daffa aja kadang ciut sama Pak Eko. Tapi kayaknya kalau setan nya lagi ke kumpul semua, dia keliatan nya nggak akan takut sama semua guru.

"Ssstt.. ehh" Shabilla berusaha memanggil Ariana yang duduk di pojok. Ah menyebalkan!

"Ari.. Ariana!!" Ujar Shabilla sambil berbisik. Shit!

Ahh.. sial! Kenapa jadi mendadak bolot sih nih anak?
Gak ada cara lain. Dia harus meminta bantuan Daffa supaya bisa memanggil Ariana. Karena jaraknya juga nggak terlalu jauh, apalagi suara bisikan nya cukup buat memanggil orang Bolot kayak Ariana.

"Kak" panggil Shabilla, Daffa menoleh.
"Ada apa?" Tanya Daffa , Shabilla memandang nya penuh memohon

"Tolong, panggilin temen aku kak, itu.. nama nya Ariana" Ujar Shabilla lalu menunjuk kearah Ariana, Daffa melihat kearah tunjukan Shabilla lalu mengangguk.

Hening.

Shabilla sudah nyerah, karena pasti Daffa nggak akan mau membantu nya, tapi tiba tiba..

"APAAN DEK? PANGGILIN ARIANA" Pekik Daffa dengan muka yang sok sok kaget sambil melihat Shabilla . Shabilla bener bener kaget dengan apa yang dilakukan Kak Daffa, Semua murid serta Pak Eko yang sedang memainkan ponselnya sontak menoleh kearah Daffa dan Shabilla.

"Hei.. shuutt" Ujar Pak Eko dan kembali fokus kepada ponselnya. Benar! Jahilnya minta ampun!

Shabilla benar benar gondok setengah mati, ia menunduk, enggan melihat wajah Daffa, karena ia sudah terlanjur kesal. Sialan!

S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang