Seminggu kemudian...
Sudah seminggu Alvin belum kunjung membuka- buka matanya. Entah sedang bermimpi apa Alvin hingga ia sangat enggan untuk membuka matanya. Selama Alvin dirumah sakit, Amel selalu ada disamping Alvin. Selalu menemani Alvin setiap harinya. Ia tak hanya sendiri, terkadang banyak teman-teman Alvin yg menjenguk serta menemani Amel dirumah sakit. Orangtua Alvin tak bisa menemani Alvin karna ada pekerjaan yg harus dikerjakan. Sementara Key(?) Terkadang iapun juga datang kerumah sakit untuk menemani Alvin jika tak ada orang yg menemani Alvin dirumah sakit. Seperti sekarang. Sekarang suasana didalam kamar rawat Alvin sangatlah ramai karna banyak teman-teman Alvin yg datang menjenguknya.
" Gimana keadaan Alvin Gas?" Tanya salahsatu teman Alvin.
" Ya begitu. Belom ada perubahan. Masih betah meremin matanya. Kaga gerak-gerak! Kaga pada pegel apa ya badannya?" Ucap Bagas diiringi kekehannya.
Sementara Amel yg berada disamping Alvinpun hanya tersenyum mendengar celotehan-celotehan teman-teman Alvin.
" Tuh Vin, liat dah temen-temen lo? Masa dia pada ngeceng-cengin lo sih? Biasanyakan lo yg suka bgt ngeceng-cengin mereka!" Ucap Amel tersenyum lirih bermaksud mengajak Alvin bicara walau sebenarnya ia tahu kalau Alvin takkan mungkin mendengarnya.
" Vin.. Gue kangen sama lo.. Lo emangnya gak kangen apa sama gue? Bangun dong Vin! Kita semua disini kangen sama lo!" Lirih Amel tanpa terasa Airmatanya mengalir begitu saja tanpa permisi. Amelpun mengusap-usap rambut Alvin yg sedikit tertutupi oleh perbanan.
Amelpun menyeka airmatanya dengan kasar. Ia tak boleh telihat lemah dihadapan Alvin.
Lalu terdengar suara pintu kamar rawat Alvin terbuka. Amelpun menoleh kebelakang. Ternyata Key datang bersama seorang suster serta dokter pula.
" Assalamualaikum" Ucap Key.
" Waalaikumsalam"
" Permisi. Saya ingin memeriksa pasien sebentar" Ucap Dokter.
" Silahkan dok!" Ucap Amel kemudian bangkit dan mempersilahkan dokter tersebut untuk memeriksa Alvin.
Dan Amelpun berjalan menghampiri Key yg duduk disofa dan ikut duduk disamping Key.
" Gimana kak?" Tanya Key.
" Belum ada perubahan Key!" Lirih Amel.
Lalu keypun merangkul pundak Amel dan mengusap-usap punggung Amel.
" Kita sama-sama berdoa aja ya kak? Semoga bang Al cepet sadar" Ucap Key memberikan penyemangat kepada Amel.
Lalu mereka berduapun saling berpelukan. Menyalurkan ketenangan satu sama lain. Memberikan motivasi untuk selalu percaya 'Bahwa rencana tuhan itu lebih indah'.
Setelah dokter selesai memeriksa Alvin. Bagaspun menghampiri dokter tersebut.
" Gimana dok keadaannya?"
" Keadaannya sudah mulai membaik. Namun kemungkinan untuk Alvin sadar dari tidur panjangnya? Kita serahkan semuanya pada tuhan. Kita berdoa saja supaya Alvin segera sadar" Jelasnya.
Bagaspun hanya menghela nafasnya kasar dan mengangguk. Rasanya sepi sekali satu minggu tanpa adanya canda tawa Alvin. Biasanya ia yg selalu terkena ceramahan Alvin setiap harinya jika ia salah melakukan sesuatu. Namun selama seminggu ini ia sama sekali tak dapat mendengar suara barito tersebut.
Lalu Keypun bangkit dan menghampiri blangkar Alvin. Ia genggam tangan Alvin yg terbebas dari infusan tersebut. Ia kecup berkali-kali punggung tangannya.
" Bang bangun dong... Key kangen nih! Baru juga sehari Key ketemu sama abang! Tapi abangnya malah kaya begini?. Key minta maaf ya bang? Key tau Key bader! Gak pernah mau dengerin apa kata abang! Selalu bikin abang marah-marah. Key minta maaf ya bang?. Abang cepet bangun ya? Kasian tuh kak Amelnya.. Matanya sampe bengep kaya gitu nangisin abang terus. Abang emangnya gak kasian apa sama kak Amel?. Cepet bangun ya bang, biar kita bisa kumpul lagi" Lirih Key dengan isakannya.