~48~

184 5 1
                                    

Kini Alvin sedang berada didalam kelasnya seorang diri sambil memainkan ponselnya. Sudah beberapa hari ini ia tak bertegur sapa dengan teman-temannya. Mungkin teman-teman Alvin marah padanya. Alvin bukanlah tidak ingin memulai duluan untuk meminta maaf. Namun kondisinya sekarang ini sedang tak stabil. Emosinya sedang naik-turun. Alvin hanya tak ingin teman-temannya itu menjadi sasaran empuknya untuk meluapkan seluruh emosinya.

Namun ia merasakan ada yg menepuk pundaknya. Alvinpun mendongakkan kepalanya dan melihat ternyata ada Bagas dan juga Doni dihadapannya. Alvin menghela nafasnya berat.

" Gue tau lo lagi ada masalah! Lo bisa cerita sama kita. Kita disini itu temen lo. Jangan pernah ngerasa sendiri, kalo sebenernya disamping lo masih ada kita!" Ucap Bagas.

" Kita gak marah sama lo. Kita tau lo begitu karna lo lagi emosi. Dan kita juga tau, lo paling gak suka kalo kita-kita ngusik kehidupan lo? Kita gak masalah. Kita cuma nanya aja bukan maksud mao ngatur-ngatur hidup lo. Karna kita juga gak ada hak buat itu!. Disini kita siap dengerin semua masalah lo. Kita juga siap kalo semisalkan kita disuruh nanggung beban lo selama ini. Lo gak usah takut. Lo disini gak sendiri. Masih ada kita-kita yg siap bantuin lo!" Jelas Doni pula.

Alvin menghela nafasnya kasar lalu mengusap wajahnya kasar pula. Semua yg dikatakan teman-temannya itu semuanya benar. Tapi yg ia pikirkan sekarang ialah, Ia sebenarnya tak punya masalah apa-apa. Jadi apa yg harus ia katakan pada teman-temannya?. Apa mungkin masalah pekerjaannya yg harus ia katakan pada teman-temannya?. Alvin sendiri bingung, ia harus apa sekarang?.

" Dari muka lo aja udah kebaca, kalo lo lagi banyak masalah Vin!" Ucap Bagas.

" Gini ya. Sebelumnya gue minta maaf karna kemaren gue sempet marah sama lo bedua. Tapi jujur, Gue gak lagi ada masalah apa-apa beneran! Cuma gimana ya?. Akhir-akhir ini tuh gue lagi susah ngontrol emosi gue sendiri. Makanya gue gak maen sama lo semua juga karna itu!. Emosi gue sekarang ini lagi labil. Gue takutnya, gue maen sama lo semua emosi gue lagi gak kekontrol. Dan lo semua jadi sasaran gue, Itu yg gue takutin? Bukannya karna gue lagi ada banyak masalah. Gue lagi gak ada masalah apa-apa. Tapi karna emang emosi gue yg lagi susah bgt gue kontrol. Itu doang!" Jelas Alvin sambil menatap kedua temannya itu.

" Gue paham kok Vin. Gue juga kadang gitu kalo emosi gue lagi labil! Gue sebenernya takut juga sih maen sama lo pas emosi lo lagi begitu. Kaga berani ngedeketin gue!" Ucap Bagas lalu menyengir tanpa dosa saat ia melihat Alvin menatapnya dengan tatapan membunuh.

" Tapi beneran lo gak ada masalah apa-apa?" Tanya Doni lagi.

" Adasih! Tapi masalah hati. Haha... Udahlah gak penting! Yg penting sekarang, ntar malem bocah suruh ngumpul diapartemen, Kita makan-makan!!" Ucap Alvin.

" Acara apaan? Tumben makan-makan?" Tanya Bagas penasaran.

" Gaji pertama Bos!! Haha.." Ucap Alvin lalu berlari keluar kelas meninggalkan teman-temannya yg masih kebingungan.

" Gaji pertama? Maksudnya apaansi?" Tanya Bagas bingung.

" Entahlah! Dia baru gajian kali?"

" Baru gajian? Emang dia kerja?. Apa jangan-jangan...?" Ucapan Bagas menggantung lalu mereka keluar dari dalam kelas mencari Alvin.

" Woy Vin!! Alvin woy!! Alvin bangke anjeng!!" Teriak Bagas dan Doni karna Alvin sudah pergi meninggalkan mereka.

Lalu Bagas dan Donipun memgambil motornya kemudian mengejar Alvin yg sudah pergi menjauh.

***

Suasana diapartemen bagaikan tempat pesta. Hampir semua teman-teman tongkrongan Alvin berkumpul disini. Beruntungnya, Alvin mempunyai apartemen yg cukup luas. Jadi mampu menampung semua teman-temannya diapartemen ini. Awalnya Alvin ingin mereka berkumpul dibasecamp. Tapi Alvin juga berpikir, tak mungkin ia mengajak Key kesana. Jadi Alvin memutuskan untuk berkumpul diapartemennya saja.

Trouble MakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang