°°°°°
Aku Menatap Gibran dari kejauhan. Dia tampak sedang menghindari Karin dan memilih pergi dari duduknya. Kantin tampak seperti tempat shooting jika melihat adegan drama mereka. Yang satu ngejar ngejar dan yang satu menghindar aku tidak tau sebab akibatnya tapi yang ku tau sekarang Gibran menjauhi Karin.
"Tasya?." Panggil seseorang. Aku menoleh dan mendapati Kak Rika mentapku lembut. "Gue boleh duduk."
"Iya?." Aku mencoba menggeser duduk ku untuk membiarkannya duduk.
"Lo nggak sama temen lo?."
Aku menggeleng karna hari ini Stella sakit dan yang lain pada bawa makanan sendiri di kelas."Bagus deh." Dia tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dalam kantong nya. "Nih buat lo." Dia memberikan ku sebuah kalung perak dengan sebuah Nama yang tertulis TASYA.
"Dari Siapa?." Aku penasaran karna nggak mungkin ada yang ngasih aku kado karna ini bukan hari ulang tahun ku dan juga hari valentine.
Kak Rika tampak menghela nafas ringan dan memperbaiki rambutnya. Biasa orang cantik harus perfect. "Gibran."
Mata ku mengerjap dan seketika nafas ku tercekat. Nama itu benar benar membuat efek yang besar bagiku dan sekarang dia memberikan ku sesuatu yang bagiku sangat nggak biasa.
"Buat apa? Gue nggak ulang tahun kak." Tolak ku.
"Dia cinta sama lo dek dan ini dia beli buat lo kemarin dia rela dateng kerumah lo dan nunggu lo sampe malam tapi lo nggak mau pulang." Aku tertegun karna ucapannya. Jadi ini maksudnya menyuruh ku pulang kemarin. Dia hanya ingin memberikan ku sebuah kalung.
Untuk apa?
"Gue emang nggak bisa pulang, dan maaf aku nggak bisa nerima apapun dari Gibran." Aku berusaha secuek mungkin dan mengembalikan kalung itu.
Kak Rika tampak menghela nafas berat. "Lo bisa aja nolak ataupun bilang nggak dengan mulut lo, tapi gue tau kok hati lo bilang iya. Gue juga tau kalian saling mencintai tapi ada sesuatu yang salah dari kalian. Gue tau kalau kebanyakan Gibran yang salah tapi dia udah buktiin ke lo kalau dia cinta sama lo bahkan sangking cintanya dia ngerelain dirinya untuk pergi dari rumah untuk menghentikan perjodohannya dengan Karin demi lo." Lagi lagi aku tertegun dengan nafas tercekat.
Mata ku menatap Kak Rika tak percaya. Berusaha mencari kebohongan tapi aku hanya menemukan keteguhan. "Maksud kakak soal perjodohan apa?." Aku benar benar bingung dengan hal ini.
"Lo nggak tau?." Tanyanya penasaran. Aku menggeleng. Dan dia berdecak kesal. "Gini kalau dua duanya kebanyakan ego, jadi rumit tau nggak sih." Aku hanya tersenyum kikuk melihat Kak Rika kesal.
Dia menghela nafas dan mengibas ngibaskan tangan didepan wajah. Sepertinya dia begitu tertekan.
"Gini, Gibran dijodohin sama Karin karna keegoisan papanya. Sebernarnya itu nggak bisa dibilang perjodohan karna sebelah pihak mendapatkan uang dengan ketentuan tertentu dan ketentuan itu adalah Gibran harus menikahi Karin sebagai alat tukar lain selain uang. Jadi bisa dibilang kalau Gibran di jual sama Bokapnya sendiri. Dan ngomong ngomong soal Kabur dia Kabur dan ngekos gitu katanya dan lebih parahnya lagi bokapnya nggak bakal mau nerima dia lagi sebagai anak kalau ngebatalin perjodohan ini. Dan lo seharusnya beruntung karna dia bela belain diusir bokap dan memilih lo tapi balasannya lo malah sama Dika."
Ucapan itu terhenti bersamaan dengan Badan ku yang melemas, mata ku memanas dan semua begitu bisu dihadapanku. Aku begitu bodoh sehingga aku selalu tidak ingin tahu dengan permasalahan yang ada. Aku selalu kabur jika ada masalah. Aku selalu tutup kuping jika seseorang menjelaskan dan kini aku harus menerima akibat yang kubuat.
Air mata ku menetes dan terus menetes. Aku membuang muka dan kubiarkan diriku menangis tanpa ingin diganggu. Sebegitu bodohnya hingga aku selalu saja menutup diri rapat rapat hingga aku tidak tau sesuatu mengenai orang lain selain diriku. Aku benar benar bodoh.
Sebuah tangan mendekap bahu ku dan mendirikannya. Terlihat perawakannya begitu sigap menghapus air mata ku. Aku menatap matanya dan dia tersenyum lembut meneduhkan. Dia adalah Kak Dika.
"Lo nggak papa?." Aku mengangguk tanpa ingin membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis [Completed]
Romance[F I N I S H]-Belum di Revisi "Awas banyak typo!!" Gibran Novalino. Seorang cowok Nakal tapi berpangkat sebagai Ketua osis. Hobbynya merokok dan berkelahi tapi kalau soal cewek selalu plin plan. Playboy tapi giliran cinta, bingungnya setengah mati...