°°°°°
Mata ku berkeliara mencari seseorang yang ku kenali. Aku baru saja tiba dibandara Nrah Rai, Denpasar Bali. Aku kesini untuk menemui may pacar yang sedang kuliah. Rindu gitu deh ceritanya. Tapi nyampe sini malah Tuyulnya nggak muncul muncul. Heran deh.
"Hy sayang?." Sapanya dari kejauhan. Aku menatapnya tanpa ekspresi. Sudah 2 tahun setelah kelulusannya kami tidak pernah bertemu. Biasa lah LDR. Menyesakkan.
Ku lihat Gibran saat ini begitu rapi dan tampan. Entah apa yang terjadi dengannya tapi tetap aja wajah brengseknya nggak akan pernah hilang.
Ngomong ngomong soal itu, Gibran masuk di salah satu PTN yang ada di Bali. Awalnya dia mau nyari PTN yang deket jakarta, tapi pada nolak dan akhirnya dia nyasar ke Bali dengan jurusan Hukum sesuai dengan cita citanya untuk menjadi jaksa. Aku tanya kenapa? Dia bilang, mau lihat keseruan orang yang lagi tegang pas divonis Hakim. Kan aneh.
Selama LDR Gibran terus mewanti wanti agar aku setia kepadanya padahal yang seharusnya seperti itu kan aku. Tau sendiri kalau dikuliahan gimana cewek ceweknya. Menggugah selera cuy.
"Biasa aja." Aku berpura pura cuek untuk membuatnya kesal.
Dia diam dan menatap ku kesal. Aku tertawa dan mencubit pipinya.
"Sakit loh beb." Ringis nya. Aku tertawa tanpa diikuti dengannya.
"Kamu masih lebay aja."
"Kamu juga, jutek se jutek jutek nya." Dia menatapku dengan senyum lebar. "Kamu makin cantik, kulit kamu makin putih kek mayat." Aku mencubit perutnya dan dia meringis kesakitan.
"Aku emang cantik dari lahir." Tasya kan selalu cantik walaupun pacarnya pergi jauh.
"Iya, jadi makin cinta."
"Jijik sih."
"Biarin yang penting cinta."
"Alah makan tu cinta." Aku melengos dan menatapnya lekat.
"Kamu nggak kangen sama aku."
"Kangen tapi masa kangen kangenannya nanti aja, aku capek dan sebagai pacar kamu harus pengertian." Aku medengus pelan dan memberikan tas ku untuk dia bawa. "Bawa ya pembokat, gue capek." Aku tersenyum dan melenggang pergi.
"Tunggu aku Nyet!." Teriaknya.
"Monyet monyet!kamu kira aku monyet." Aku menoleh kebelakang.
Dia berlari dan kini tepat disampingku. "Ia, monyet kesayangan ku."
"bodo amat lah, aku mau refreshing."
"Ah masa ia, perasaan kamu kesini mau ketemu aku."
"Noraks." Sewot ku.
"Yang penting sayang."
"Masa bodo lah."
*****
Hari kedua. Dia mengajak ku bermain di pantai. Dia bilang sih mau main air eh kenyataannya dia malah ngajak aku Dinner.
Suasana Romantis dan langit sore yang indah menghiasi tempat makan kami yang berada dipinggir pantai. Suasana outdoor yang berangin membuat rambut ku selalu bergoyang.
Dia berada di pinggir pantai membasahi kakinya dengan ombak. Awalnya dia ngajakin jalan tapi sayangnya kaki ku sakit karna terkena kaca saat bermain air. Dia begitu panik saat itu tapi karna aku yang nggak mau gupek jadi aku siramin aja deh kaki ke air laut dan dia malah marah marah. Dan disini lah aku jadinya. Diam memperhatikan tingkahnya dan menunggu sampai waktu makan malam datang.
"GIBRAN AKU BOSEN!." Teriakku. Dia langsung mentap dan berjalan kearah ku. Dia jongkok didepan ku dan menatap ku dengan senyum.
"Naik, aku gendong." Aku menggeleng cepat. Ya gila aja kalau main gendong gendongan di depan umum. Malu lah.
"Nggak mau, kamu gila ya." Aku melipat tangan dan membuang muka.
"Naik." Dia menarikku hingga tubuh ku terjatuh tepat di punggungnya. Tanpa persiapan dia langsung berdiri dan menggendongku. Dia memperbaiki tubuh ku dan berjalan dalam diam. "Kamu kalau sewot terus aku jadi pusing." Ucapnya.
"Ya nggak usah di dengerin lah." Jawab ku sewot. Dia diam dan menghentikan jalan. Aku menatap wajahnya dari samping. Dia terlihat menatap sesuatu kearah barat. Ternyata dia sedang menatap matahari yang sedang menenggelamkan diri. Indah memang.
"Aku kangen sama kamu Tasya. Aku pikir saat kita ketemu, kamu udah berubah atau canggung sama aku. Ternyata aku salah, kamu nggak berubah." Dia melanjutkan jalannya. "Aku pikir saat aku ke Bali dan bilang kita bakal LDR, kamu bakal bilang putus atau hanya bertahan dalam waktu satu bulan. Ternyata aku salah, kamu lebih tangguh dari yang aku kira." Aku diam dan menyenderkan dagu ku ke bahunya.
Dalam gelap aku menatap raut wajahnya yang tampak tenang. Aku bahagia jika dia terlihat seperti itu. Tak ada kecemasan dan ke khawatiran pada dirinya.
"Awalnya aku takut saat aku telfon kamu dan ternyata suara kamu seperti habis nangis dan semakin takut jika jawaban pertanyaan aku selalu kamu jawab "nggak papa". Aku takut dan semakin takut hingga tahun ini. Yang paling aku takuti adalah saat kamu udah merasa bosan." Dia menghela nafas berat dan memperbaiki posisi ku.
"Ternyata sekarang ketakutan aku sirna saat kamu sama sekali nggak berubah. Kamu tetap sama aku dan tangan kamu masih ku genggam erat. Aku senang karna aku masih bisa lihat wajah kamu dan bersama kamu sekarang. Aku nggak akan bisa pisah dari kamu. Aku nggak akan mampu." Dia kembali diam hingga hening menyelimuti.
Aku mencium pipinya dari samping dan dia langsung menatap ku. "Aku sayang sama kamu tasya." Ucapnya begitu samar. Aku mengusap kepalanya pelan dan mencium dalam dalam aroma mint pada rambutnya. Aroma yang selalu ku rindukan.
"Aku juga sayang Gibran."
Gibran tertawa dan melanjutkan jalannya. Kami kembali diam dan saling tenggelam dalam pikiran masing masing.
Cerita cinta kami mungkin nggak serumit romeo dan juliet dan nggak seindah Habibie dan ainun. Cerita cinta kami hanya cerita cinta biasa yang sederhana. Tak perlu merubah identitas karna adanya orang baru yang masuk dalam hidup. Perubahan baik atau buruk itu akan selalu memberi warna pada hidup ku dan Gibran. Dan aku akan tetap tangguh untuk tetap menggenggam tangan Gibran erat apapun yang terjadi.
Aku janji.END
makasih Guys untuk semua nya.
Dan endingnya ternyata Happy ending. Wkwkwk gimana kalian suka nggak sih. Kalau suka jangan lupa vote ya.
Oh ya kalau selama ini banyak typo maaf ya, apalagi kalau konflik nya nggak bikin greget. Maaf banget soalnya aku mulai malas dan lagi banyak tugas dan ulangan nih. Sibuk dah pokoknya.
Aku juga jarang buat comentar dibawah cerita karna aku orangnya malesan dan nggak tau apa yang mau kuceritakan ama kalian.
Ya udah deh intinya. Puas nggak sama cerita ini ??
Comen ya...
Kalau mau extra part, kalian harus comen dulu dan Vote. Baru deh aku kasih.
Makasih
Dan salam sayang dari melly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis [Completed]
Romance[F I N I S H]-Belum di Revisi "Awas banyak typo!!" Gibran Novalino. Seorang cowok Nakal tapi berpangkat sebagai Ketua osis. Hobbynya merokok dan berkelahi tapi kalau soal cewek selalu plin plan. Playboy tapi giliran cinta, bingungnya setengah mati...