19. Karin

6.9K 330 0
                                    

°°°°°


Putus darinya, maksud ku masa perjanjian ku telah habis dengannya membuat hidup ku kembali normal. Alias datar tanpa ada naik turunnya. Bisa di bilang membosankan.

Aku ikut dalam grup Line stlaker milik Stella dan ternyata di dalamnya juga ada Kak Rika dan kak Azka. Wkwkwk ternyata mereka juga pengkepo.

Kebanyakan pusat pembicaraannya adalah osis dan anak yang terkenal gitu. Aku juga ngeliat nama ku sedang di bicarakan tapi itu waktu aku baru baru deket sama Gibran. mereka juga sempat nanya kenapa hubungan ku merenggang dan aku cuman balas pakai emot senyum.

Jam istirahat aku ikut ke kantin dengan grup stalker ku, biasa pengen tau kemajuan Gibran dan sekalian kepo dikit lah. Dalam pengawasan ku. Dia begitu tenang dan adem anyem. Dia juga terlihat bahagia dengan teman temannya. Sepertinya kepergian ku nggak memberi pengaruh kepadanya. Aku kecewa.

Sambil makan bakso aku melihatnya, dia terlihat sibuk dengan Handphonenya dan setelah itu pergi entah kemana. Kepala ku mengekor arah perginya dan menghilang di sudut ruangan.

"Nggak usah diliatin mulu, nanti lo kangen." Sepertinya Stella melihat apa yang aku lihat.

Aku hanya diam dan melanjutkan makan ku. Terdengar suara Gaduh dari arah TU, karna Stella stalker sejati dia langsung cabut menginggalkan ku dan lari tunggang langgang ke arah keramaian.

Aku yang baru jadi stalker sehari memilih menikmati bakso ku dan menunggu berita dari Stella. Bakso habis, stella baru datang. Mujur memang ya tu bocah. Sekalian aku suruh bayarin.

Stella datang wajah cemas dengan deru nafas yang tidak teratur.

"Napa lo?." Tanya ku yang terdengar sewot.

Dia langsung duduk menyeruput esnya tadi dan menatap wajah ku dengan mata melotot. "Ada anak baru, mirip bule, di TU dan dia gandengan sama mantan lo." Aku langsung tersedak dengan ludah ku sendiri. Aku langsung minum dan tampak stella meringis jijik karna ulah ku.

"Jorok lo."

"Biarin." Cuek ku. "Terus apa lagi?." Aku jadi kepo tingkat tinggi. Pikiran ku melayang dan membayangkan Karin si wanita pemukul yang ada di rumah Gibran sekolah di Sma ini dan dapat di bayangkan bagaimana diriku yang bakal habis ditangannya.

"Dia gandengan tangan sama Gibran terus berjalan kearah sini." Mata ku terbelalak, mulut ku terbuka. Stella tetap bercerita dan cerita selesai saat Karin dan Gibran lewat si depan muka ku. "Jangan dilihat." Stella menarik ku menjauh. Dia mungkin tau hati ku memanas atau jangan jangan dia tau aku mulai suka sama si Gibran. Haduh gaswat.

"Lo nggak papa?." Tanya stella. Aku hanya diam dan terus berjalan. Aku nggak tau apa yang terjadi dengan ku tapi dapat dipastikan kehidupan ku mulai hancur pada saat ini.

"Tasya!." Aku tetap berjalan. Ngapain juga stella manggil, kayak kurang kerjaan aja.

"Tasya!."

"Apa?." Aku menoleh dan melihat Gibran mendatangi ku. Dia berjalan perlahan dengan raut wajah muram. Dia berhenti saat tepat di depan ku.

"Gue mengundang lo ke acara pertunangan-."

"Stop!." Aku tau arah pembicaraannya dan menutup kuping. "Gue nggak mau tau dan gue nggak bakal datang." Kaki ku melemas dan bergerak menjauh. semua terjadi begitu saja tanpa keinginan ku. Mata ku memanas, semua orang di dekat ku menatap ku penasaran.

Apa ini banar benar cinta sehingga begitu sakit mendengar kenyataan yang seharusnya biasa saja. Begitu sakit dan begitu menusuk.

Ketua Osis [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang