29. kembali 2

6.9K 340 0
                                    

°°°°°

Setelah sebulan aku meninggalkan Jakarta, akhirnya aku pulang juga. Ngomong ngomong soal pulang, aku sudah satu minggu di singapura menjalani perawatan karna luka ku. Dana perawatan ini berasal dari papa ku yang tinggal di sana. Setelah dia mengetahui aku berkelahi. Dia langsung menyuruhku kesana dengan alasan aku baru saja mendapatkan adik baru dan aku diwajibkan kesana tanpa penolakan. Aku begitu bersyukur saat mama ku nggak tau. Tapi sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, sepandai pandainya aku menyembunyikan pasti akan terbongkar juga. Mama ku mengomel dan aku nggak tau apa jadinya saat aku pulang.


*****

Sesampainya aku di rumah seperti dugaan ku mama menatap ku tidak percaya dengan ku. Ku pikir dia akan memukul tapi kenyataanya dia malah memuji ku dengan 1000 pujian aneh.

Cantik, manis, mulus, tambah cantik. Padahal kan aku cuman perawatan bukannya operasi plastik atau sebagainya. Aneh.

"Gimana papa sama kamu sayang?." Mama si super kepo mulai lagi.

"Biasa aja kek biasa." Kata ku berbelit.

Mama memperbaiki posisi duduknya dan menatapku intens. "Wajah kamu tambah bersih loh."

"Mama udah bilang itu berkali kali." Aku memutar bola mata malas.

"Iya mama tau kok, tapi gimana rasanya perawatan?."

"Enak." Balas ku singkat.

"Ih kamu tu balasnya pendek banget." Mama tampak jengkel.

"Aku capek mah, aku mau tidur."

Mata tersenyum lembut seraya mencium kening ku lembut. "Mama sayang sama kamu dan kamu jangan buat khawatir mama, papa dan Gibran ya."

Ngomong ngomong Soal Gibran aku jadi semakin rindu dengannya. Entah bagaimana keadaannya tapi ku pikir dia pasti juga merindukan ku.

"Iya ma, aku masuk ke kamar ya."

Mama mengangguk mengiyakan.

"By ma." Pamit ku.

"Iya sayang."

*****

Aku membaringkan tubuhku yang lelah kekasur. Baru seminggu ku tinggal kamar, kini rasanya aku seperti magnet yang saling tarik menarik dengan kasur hingga membuat ku tak ingin beranjak pergi.

TING TING TING TONG

Suara Notifikasi line ku berbunyi kembali. Dengan cepat ku ambil dari tas dan kulihat siapa yang mengirimkan ku pesan.

Gibran, kak Dika, dan Stella memenuhi percakapan line ku. Karna aku lebih kepo dengan Gibran jadi aku putuskan untuk melihat chat Dari Gibran dulu.

Gibran
Udah dimana?

Langsung aja ku balas mumpung dia lagi on.

Tasya
Di rumah

Gibran
Gimana keadaan lo?

Ternyata dia begitu cepat membalas chat ku.

Tasya
Baik

Gibran
Besok sekolah

Tasya
Y

Gibran
Lo iritan

Tasya
Mager

Gibran
Kejam😂😤😥😨😢

Maaf ya Gibran tapi aku harus tetap jaga image yang baik.

Tasya
Why???😑

Gibran
Gue kangen nya setengah mati tapi lo malah mager ke gue 😱😒😥

Aku tertawa saat melihat kirimannya. Lebay plus norak.

Tasya
Lebay najis

Gibran
Biarin, emang kenyataanya dibandingkan lo yang sok sok calm

Enak ternyata nyuekin dia. Ada sensasi tertentu.

Tasya
Gue emang gini yaaa 😜😜

Gibran
Ah cinta mah emang gitu, nggak peka sama aku 😢😥

Tasya
Najong sih, lagian besok juga ketemu

Gibran
Tapi maunya sekarang

Aku juga maunya sekarang tapi sayangnya hari sudah malam.

Tasya
Sekarang palak lu! Gue capek

Gibran
Gue juga tau tapi mau gimana lagi

Tasya
Serah lo dah

Gibran
Ia gue bakal nembak lo sampe lo nerima

Tasya
Apaan sih

Gibran
Cie yang melayang

Tasya
Kemana?

Gibran
Kehati aku

Tasya
Najong tralala

Gibran
Udah tidur sana

Tasya
Ya lo ganggu gue

Gibran
By resek 😘😍

Is sok sok pakek emot, lebay kan.

Tasya
Iya

Gibran
Kok gitu

Tasya
?

Gibran
Jahat lo

Tasya
Diam lo nyet

Aku tersenyum mengakhiri chat hari ini. Tingkahnya yang berubah 180° membuat ku semakin betah berlama lama chat.

Ketua Osis [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang