1. Ulangan Mendadak

170K 6.5K 293
                                    

Tidak ada yang namanya pacaran dalam Islam, kecuali pacaran setelah menikah.

🍃🍃🍃

Suasana kelas 12 IPS 1 mendadak hening ketika Rana menulis soal matematika tentang Matriks. Murid-murid menelan ludahnya susah payah karena tiba-tiba Rana memberitahu bahwa hari ini ada ulangan mendadak.

"Kalian langsung isi saja jawabannya di kertas dua lembar. Gak usah tulis lagi soalnya!" ujar Rana yang sudah selesai menulis soal.

Semua murid hanya mengangguk. Tidak ada yang berani membuka suara ketika sedang ulangan mendadak seperti ini.

"Jangan ada yang menyontek!" ingatnya kepada semua murid. Kemudian ia duduk di bangku yang disediakan untuk guru.

Rana Taufik adalah guru matematika termuda di SMA Cinta Kasih ini. Dia memiliki wajah yang tampan, tubuh yang tinggi dan cukup berisi, serta kulit berwarna sawo matang. Dia juga memiliki alis tebal, hidung mancung dan lesung pipit yang jarang sekali ia tampakkan. Satu lagi, Rana juga memiliki aura yang cukup dingin.

"Ada yang sudah selesai?" tanya Rana, ketika melihat arloji hitam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukan bahwa lima belas menit lagi pelajaran akan selesai.

"Belum, Pak," sahut semua murid.

Sedangkan di arah lain, seorang siswi berhijab putih sedang berkutat dengan soal yang menurutnya sangat sulit untuk di isi. Siswi tersebut yang tak lain adalah Dhiani Ameera Zidan. Seorang siswi yang tidak menyukai pelajaran matematika. Karena menurutnya, matematika adalah pelajaran yang membuatnya mumet.

"Baru berapa soal yang di isi?" tanya Aida teman sebangkunya, sekaligus teman yang sudah menemaninya selama Dhiani bersekolah di SMA ini. Aida Puspita nama lengkapnya. Dia memiliki tubuh yang tinggi dan langsing.

"Tiga," Dhiani menghela napas panjangnya. "Dua lagi bikin aku pusing. Ini soal kok gak ada isinya sih," gerutunya kesal.

"Sabar ya! Aku juga baru empat. Kita harus sama-sama berjuang buat dapatkan nilai matematika yang bagus. Walaupun sebenarnya kita suka di remedial," kata Aida mendramatis.

Ya, begitulah Dhiani dan Aida, walaupun mereka sudah bersahabat dari sejak kelas sepuluh. Tetapi, ketika sedang ada ulangan seperti ini, mereka tidak mau untuk saling menyontek. Mereka akan puas dengan hasilnya sendiri, walaupun suka di bawah KKM.

"Yang di belakang, kenapa mengobrol? Ini sedang ulangan. Apakah kalian sudah selesai mengerjakannya?" tanya Rana kepada Dhiani dan Aida.

Dhiani dan Aida membulatkan matanya ketika mereka berdua tertangkap basah sedang mengobrol.

"Belum, Pak. Maaf saya hanya menanyakan apa Dhiani sudah selesai mengerjakan soal. Hanya itu saja, kok. Tidak ada niat buat nyontek. Beneran deh, Pak," kata Aida memberanikan diri. Ya, dia pasti akan berani karena dia memang tidak ada niat buat menyontek. Gini-gini Aida orangnya selalu jujur, lho.

"Lain kali jangan mengobrol ketika sedang ulangan!"

"Ya sudah, kalian kumpulkan jawabannya!" suruh Rana dengan wajah tanpa ekspresi.

"Astaga aku belum selesai, Da. Gimana nih?" tanya Dhiani gelisah.

"Aku juga belum selesai. Tapi, ini waktunya udah habis. Kita kumpulkan saja!" saran Aida.

Dhiani hanya menghela napas lemah. "Ya sudah."

***

"Dhi, gimana kalau misalnya ada cowok yang ngajak kamu pacaran?" tanya Aida yang baru saja duduk di bangku kantin dengan membawa dua mangkuk bakso. Di simpannya satu mangkuk di hadapannya dan yang satunya lagi disimpan di hadapan Dhiani. Sekarang mereka berdua duduk saling berhadapan.

Sincere Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang