11. Aksi Aldo

54.7K 3.7K 50
                                    

Jangan buat aku nyaman kalau akhirnya memberi luka.

***

Keesokan harinya, Aldo menunggu Rana keluar dari area SMA Cinta Kasih. Ini sudah jam setengah empat, tapi Rana belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal semua siswa-siswi dan guru-guru sudah keluar sebelum adzan Ashar.

Tak lama kemudian, sebuah mobil BMW hitam keluar dari gerbang sekolah, dan itu membuat Aldo buru-buru menyalakan mesin mobilnya untuk membuntuti mobil Rana. Dia harus memberi pelajaran kepada Rana, agar Rana menjauh dari Sarah.

Setelah setengah perjalanan, Aldo segera menjegat mobil Rana, dan itu membuat Rana refleks ngerem mendadak. Ia langsung keluar dari mobilnya, begitu juga dengan Aldo yang keluar dari mobilnya.

"Ada apa Aldo? Kamu mau cari masalah lagi sama saya?" tanya Rana mencoba setenang mungkin.

Aldo menatap Rana dengan tatapan tak suka. "Harusnya gue yang nanya gitu. Lo mau nyari masalah lagi sama gue?"

Rana mengernyit bingung. Dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Aldo. Memangnya dia cari masalah apa dengan Aldo?

"Lo mau ngambil start duluan dari gue?"

Rana semakin bingung dengan ucapan Aldo. Sebenarnya Aldo ini kenapa? "Maksud kamu apa?"

"Halah, gak usah sok gak tau."

Hampir saja sebuah pukulan mendarat di wajah tampan Rana, kalau Dhiani tidak cepat keluar dari mobil dan menghentikan aksi gila Aldo.

Dhiani menatap aneh ke arah Aldo. Lelaki yang baru saja hendak memukul Rana. "Kamu ini siapa sih? Datang-datang mau pukul pak Rana."

"Bukan urusan lo," balas Aldo.

"Ini urusanku juga."

"Urusannya apa? Karena lo pacarnya? Karena lo sodaranya?" Aldo menatap remeh ke arah Dhiani.

"Udah, Dhi. Kamu jangan layani lelaki ini. Sekarang kamu masuk mobil aja!" Rana mencoba mengalihkan perhatian Dhiani. Dia tidak ingin membawa Dhiani dalam masalah Aldo. Karena ini pasti ada sangkut pautnya dengan Sarah.

"Enggak, pak. Aku mau temenin bapak di sini."

"Eh bocah! Lo jangan ikut campur," seru Aldo menatap Dhiani dari bawah sampai atas yang masih memakai seragam putih abunya.

"Aku bukan bocah, Om."

Rana berusaha menahan tawanya agar tidak keluar. Perkataan Dhiani sungguh benar-benar ingin membuatnya tertawa. Apakah Aldo terlihat tua? Sehingga Dhiani memanggilnya dengan sebutan om?

"Apa tadi lo bilang? Om? Gue gak setua itu, bocah." Aldo berdecak kesal.

"Aku gak ngomong tua ya, om."

"Terserah lo deh."

"Lagian om siapa sih mau pukul pak Rana? Gak baik tau."

Aldo begitu kesal dengan gadis di depannya ini. "Gak usah bawel. Pokoknya lo kasih tahu sama cowok itu," Aldo menunjuk kearah Rana. "Agar jauh-jauh dari Sarah... apalagi dia sampe ngelamar Sarah."

Rana menatap tajam ke arah Aldo, seakan-akan memberi kode kalau Aldo jangan menceritakan Sarah di depan Dhiani. Apalagi sampai bilang ia melamar Sarah. Apaan coba maksudnya? Aldo ini memang benar-benar butuh ke dokter.

"Sarah siapa?" tanya Dhiani memastikan.

"Sarah Dinita... Guru tercantik di sekolah tempat lo belajar," jawab Aldo mengacuhkan tatapan Rana.

Sincere Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang