Biasakan vote sebelum membaca dan komen setelah selesai membaca. Jangan jadi Silent Reader yaaa😜
Happy Reading...
***
Sarah memang sudah menyerah, dia memang sudah berhenti mengharapkan Rana. Tapi dia masih tidak suka dengan hubungan Rana dan Dhiani. Hubungan yang menurutnya sangat salah. Maklum saja kalau Sarah berpikir seperti itu. Toh, dia memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sarah sedang mengurung diri di kamarnya. Ia memikirkan bagaimana nasib ke depannya. Apakah ia akan bahagia bersama Aldo?
Pernikahan mereka akan dilaksanakan lima hari lagi. Itu yang membuat Sarah gelisah luar biasa. Ia takut kalau ia tidak akan bahagia dengan Aldo, ia takut kalau rasa cinta tidak akan hadir dihati Aldo maupun dirinya. Begitu banyak ketakutan yang memenuhi hatinya.
Sarah beristighfar. Seharusnya ia senang karena sebentar lagi ia akan melepas masa lajangnya.
Ceklek.
Terdenger suara pintu di buka, membuat Sarah mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Ketika ia lihat, ternyata itu si kecil Putri yang kebetulan akan menginap di rumahnya.
"Aunty Sa, kata nenek makan malam dulu," ucap Putri.
Sarah mengangguk. Dengan ogah-ogahan ia melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Di meja makan sudah ada ayah, bunda, Agung—kakaknya, dan Sindi—kakak iparnya. Agung dan Sindi sudah menikah empat tahun lalu, dan sudah memiliki seorang anak yang tak lain adalah Putri.
"Ngurung terus di kamar, Dek," ujar Agung, ketika Sarah sudah ikut duduk manis.
"Lagi dipingit kali." Sindi menimpali.
"Gak dipingit juga suka ngurung di kamar, Sin," kata Aji, membuat Sarah mendengus kesal.
"Dek, calon kamu ganteng. Kayak Ji Chang Wook," ucap Sindi sembari membayangkan bagaimana tampannya calon suami adik iparnya ini.
"Hush, jangan mikirin cowok lain. Gak baik," peringat Agung dengan wajah kesalnya.
"Iyalah, calon aku mah ganteng, gak kayak suami kakak tuh," ledek Sarah, membuat Agung tambah kesal saja.
"Walaupun mas Agung gak seganteng artis-artis Korea, tapi aku tetap cinta kok sama dia." Sindi terkekeh mendengar ucapannya sendiri, begitu juga dengan yang lainnya.
"Sudah! Sudah! Sekarang kita makan." Lia yang sedari tadi diam buka suara.
Mereka semua hanya mengangguk, menuruti apa kata Lia.
***
Rifqi : Aida.
Rifqi : Aida.
Rifqi : Aida balas dong.
Rifqi : Sekali aja.
Rifqi : Please balas!!
Rifqi : Aida yang cantik, baik hati dan tidak sombong, ayolah balas!
Rifqi : Aida anaknya bapak Eko, balas woy!!
Aida menyimpan ponselnya di atas nakas. Sebenarnya ia ingin sekali membalas pesan dari Rifqi, tapi jika ia membalas pasti ia akan baper. Padahal sudah hampir sebulan ini ia mencoba move on, membuang rasa cintanya jauh-jauh. Tapi tetap saja hasilnya nihil. Bukannya sedikit-sedikit rasa itu hilang, eh ini malah menjadi. Kadang Aida ingin tertawa dengan perasaannya sendiri.
"Gila tuh anak. Mana bawa-bawa partai lagi." Aida mendengus kesal ketika mengingat pesan yang terakhir kali dikirim Rifqi.
Drtt.. Drtt..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere Love ✔
Romance[ SUDAH TERBIT ] Terima kasih sudah mencintaiku dengan setulus hatimu. *** Kisah seorang gadis berhijab bernama Dhiani Ameera Zidan yang harus menerima perjodohan dengan lelaki tampan bernama Rana Taufik. Dhiani tidak pernah menyangka kalau orang tu...